2.2.2.3. Jalan nafas Airway
Jalan nafas Airway adalah upaya untuk mempertahankan jalan nafas yang dapat dilakukan secara non-invasif maupun invasif. Mansjoer, 2009
Pasien yang membutuhkan resusitasi sering memiliki sumbatan jalan nafas, biasanya akibat sekunder dari kehilangan kesadaran, tapi kadang
disebabkan secara primer oleh henti jantung paru. Penilaian awal, dengan kontrol jalan nafas dan ventilasi paru, adalah penting. Ini dapat membantu mecegah
kerusakan sekunder akibat hipoksia terhadap otak dan organ vital lainnya. Tanpa oksigenasi yang adekuat, akan tidak mungkin untuk dapat mengembalikan
spontaneous cardiac output. Nolan J. e., 2010 Sumbatan jalan nafas bisa terjadi secara parsial atau komplit. Hal itu bisa
terjadi pada tingkat apa saja, dari hidung dan mulut turun ke trakea. Pada pasien tidak sadar, lokasi paling sering adalah soft palate dan epiglottis. Sumbatan juga
dapat terjadi akibat muntah atau darah regurgitasi isi lambung atau trauma, atau oleh Karena benda asing. Sumbatan laring dapat disebabkan oleh edema akibat
terbakar, inflamasi atau anafilaksis. Stimulasi saluran nafas atas bisa menyebabkan spasme laring. Sumbatan saluran nafas bawah sangat jarang, tapi
dapat terjadi akibat sekresi bronkus yang berlebihan, edema mukosa, bronkospasme, edema pulmonal atau aspirasi isi lambung. Nolan J. e., 2010
Universitas Sumatera Utara
Manjemen jalan nafas
Ketika derajat obstruksi telah dikenali, penentuan segera harus dilakukan untuk membebaskan dan mempertahankan jalan nafas. Terdapat tiga cara yang
akan meningkatkan patensi jalan nafas yang tersumbat oleh lidah atau struktur lain pada saluran nafas atas: head tilt, chin lift, dan jaw thrust. Nolan J. e., 2010
Head tilt dan chin lift
Tangan penolong diletakkan pada kening pasien dan secara halus menekan kepala ke belakang: ujung jari dari tangan lain diletakkan dibawah ujung
dagu pasien, yang secara halus diangkat untuk meluruskan stuktur leher bagian depan.
Gambar 2.5 head tilt dan chin lift sumber: ERC guidelines, 2010
Jaw thrust
Jaw thrust adalah cara alternatif untuk menarik rahang bawah kedepan dan melepaskan sumbatan oleh soft palate dan epiglottis. Jari telunjuk penolong
dan jari-jari lainnya diletakkan dibelakang sudut rahang bawah, dan tekanan diberi kearah atas dan depan. Dengan ibu jari, mulut dibuka sedikit dengan menurunkan
dagu kearah bawah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 Jaw thrust sumber: ERC guidelines, 2010
Metode-metode sederhana ini sangatlah sukses dilakukan pada kebanyakan kasus sumbatan jalan nafas akibat relaksasi jaringan lunak. Jika jalan
nafas tidak dapat bebas, cari penyebab lain sumbatan jalan nafas. Gunakan usap jari, forceps, atau suction untuk mengambil benda asing pada mulut. Nolan J. e.,
2010
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.4. Pernafasan Breathing