2.2.2.5. Penghentian CPR Cardio pulmonary resuscitation
Menurut Nolan, usaha CPR dihentikan jika terjadi hal-hal berikut:
a. Sudah melewati 15 menit atau lebih sejak korban kolaps.
b. Tidak ada dilakukan CPR sebelum kedatangan ambulans.
c. Tidak ada kecurigaan tenggelam, hipotermia, keracunanoverdosis, atau
kehamilan. d.
Asystole lebih dari 30 detik pada monitor ECG.
Menurut Mansjoer, usaha CPR dihentikan jika terjadi hal-hal berikut:
a. Sirkulasi dan ventilasi spontan secara efektif telah membaik.
b. Perawatan dilanjutkan oleh tenaga medis di tempat rujukan atau di tingkat
perawatan yang lebih tinggi. c.
Ada kriteria yang jelas menunjukkan sudah terjadi kematian yang irreversible d.
Penolong sudah tidak dapat meneruskan tindakan karena lelah. e.
Ada keadaan lingkungan yang membahayakan. f.
Meneruskan tindakan resusitasi akan menyebabkan orang lain cedera.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.6. Posisi Pemulihan Recovery Position
Posisi pemulihan Recovery position dilakukan setelah pasien ROSC Return of Spontaneous Circulation. Urutan tindakan recovery position meliputi:
1. Berlutut disisi korban dan pastikan kedua kaki lurus.
2. Letakkan lengan yang disebelah penolong kearah kanan membentuk sudut
terhadap tubuh, siku ditekuk dengan tangan dikepal. 3.
Ambil tangan yang lain dan silangkan ke dada, tahan punggung tangan pada pipi korban yang disebelah penolong.
4. Dengan tangan penolong yang lain, cengkram tungkai kaki sedikit diatas lutut
dan tarik ke atas, memastikan kaki berada diatas tanah. 5.
Sesuaikan posisi tungkai kaki agar pinggul dan lutut terlipat pada arah yang benar.
6. Angkat kepala ke belakang untuk memastikan jalan nafas tetap terbuka.
7. Atur posisi tangan dibawah pipi, jika perlu, untuk memastikan posisi kepala
tetap dan menghadap kebawah agar cairan dari mulut dapat keluar. 8.
Periksa nafas secara teratur. Nolan J. e., 2010
Gambar 2.8 Recovery position sumber: ERC guidelines, 2010
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Gambar 3. 1 Kerangka konsep
3.2. Definisi Operasional
1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden
mengenai basic life support.
2. Basic life support adalah: bagian dari tindakan resusitasi jantung paru otak
yang bertujuan untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi dan sirkulasi buatan sampai paru
dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri secara normal.
3.
Mahasiswa stambuk 2014 FK USU adalah mahasiswa yang baru saja
melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas di FK USU. 4.
Mahasiswa stambuk 2012 FK USU adalah mahasiswa yang sudah kuliah selama 4 semester di FK USU.
Perbandingan tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU
-Stambuk 2014 -Stambuk 2012
Basic life support
Universitas Sumatera Utara
5. Cara ukur pada penelitian ini adalah dengan metode angket.
6. Alat ukur berupa kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 15
pertanyaan tertutup dengan 3 pilihan jawaban, dimana setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
7. Hasil ukur dengan melakukan pengukuran tingkat pengetahuan
mahasiswa FK USU mengenai basic life support berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada responden menggunakan skala pengukuran
Arikunto, 2007 dibagi menjadi tiga kategori yaitu: a.
Pengetahuan baik apabila jawaban responden yang benar sebanyak 10-15 pertanyaan.
b. Pengetahuan sedang apabila jawaban responden yang benar
sebanyak 5-10 pertanyaan.
c. Pengetahuan kurang apabila jawaban responden yang benar
sebanyak 1-5 pertanyaan.
8. Skala pengukuran: ordinal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis deskriptif dengan desain penelitian cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat pengetahuan mahasiswa
stambuk 2014 dengan stambuk 2012 FK USU mengenai basic life support.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di FK USU. Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan pada bulan November 2014.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian