Pengeringan Pembakaran Pembukaan Lahan Gambut

37 transmigran melanjutkan dengan menebas semak-semak belukar dan rumput-rumput yang tumbuh memenuhi hutan gambut. Peralatan yang digunakan juga masih sangat tradisional yaitu dengan menggunakan klewang. Peralatan-peralatan ini mereka bawa dari pulau Jawa ketika mereka mengikuti program transmigrasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat. Setelah proses penebangan dikawasan hutan gambut selesai, para transmigran dan kelompok tani melanjutkan ketahap pengolahan hutan gambut berikutnya, seperti pengeringan dan juga pembakaran.

3.2.2 Pengeringan

Proses pengeringan dilakukan memakan waktu selama kurang lebih dua bulan. Batang pohon, rumput dan juga semak belukar tersebut diserakan dan sedikit dipisahkan dibawah terik matahari dengan tujuan cepat kering. Dalam proses pengeringan para transmigran dan kelompok tani juga harus memperhatikan kondisi cuaca karena kondisi cuaca adalah salah satu faktor yang sangat menentukan. Beruntung pada saat itu tidak terjadi musim penghujan proses pengeringanpun sesuai dengan hasil yang diharapkan. Dalam proses pengeringan, para transmigran dan juga kelompok tani mengumpulkan vegetasi yang sudah kering tersebut menjadi beberapa bagian untuk selanjutnya akan dilakukan proses pembakaran dengan cara menggunakan api kecil. 38

3.2.3 Pembakaran

Para transmigran dan kelompok tani di Desa Suak Temenggung mengolah hasil hutan gambut yang sudah dikeringkan seperti pohon-pohon berukuran sedang dan senak belukar . Pohon-pohon berukuran sedang dan semak belukar yang sudah ditebangi kemudian dibakar dengan menggunakan api kecil. Penggunaan api kecil ini dengan cara membakar bekas potongan pohon-pohon dan semak belukar dengan tidak menggunakan minyak tanah atau apa pun. Pembakaran dilakukan dengan menggunakan korek api. Pembakaran diawali dengan membakar bagian daun-daun rerumputan dan semak belukar yang sudah dikeringkan, kemudian disusul dengan pembakaran potongan potongan pohon sedang yang sudah dikeringkan. Untuk mencegah api menjalar para transmigran terlebih dahulu sudah membuat jalur kosong selebar 10 m. Pembuatan jalur ini menjamin bahwa api tidak akan merembet kelahan- lahan lainnya. Dalam proses pembakaran, batang-batang pohon kayu tidak akan terbakar habis. Batang-batang kayu ini perlu dicincang ulang kemudian dikumpulkan dan ditumpuk lalu dibakar lagi sampai tuntas oleh para transmigran. Pembakaran kedua ini dilakukan disekeliling tunggul-tunggul pohon yang masih berdiri, sehingga sekaligus berfungsi membakar habis tunggul pohon tersebut. Sisa-sisa dari pembakaran pohon-pohon yang berukuran sedang dan semak belukar kemudian diserak oleh para transmigran dan kelompok tani dilahan gambut yang sudah bersih dan selanjutnya ditanami pertanian padi. 39

3.3 Pertanian Padi