68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sebelum tahun 1981 Desa Suak Temenggung dahulunya adalah kawasan hutan gambut yang tidak dimanfaatkan yang dihuni oleh masyarakat suku Melayu
yang mendiami rumah panggung. Suku Melayu tinggal ditepi sungai rokan dan pedalaman hutan gambut. Suku melayu bertahan hidup dengan cara mencari kayu
bakar dan memancing dilahan gambut. Kehidupan suku Melayu jauh dari keramaian dan juga sarana hiburan. Mereka hanya bersosialisasi dengan tetangga sekitar
lingkungan rumah mereka. Ketika menjadi salah satu program penempatan oleh pemerintah pada
REPELITA III tahun 1980 sampai 1985 dibukalah daerah hutan gambut di Desa Suak Temenggung sebagai daerah transmigrasi bagi program kebijakan pemerintah.
Para transmigran sendiri berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. Dimana perpindahan penduduk ini dilatar belakangi karena dorongan kemiskinan,
bencana alam dan juga kepadatan penduduk di pulau Jawa. Dengan perlengkapan seadanya mereka pindah ke Desa Suak Temenggung Di daerah ini para transmigran
mendapatkan rumah panggung dengan ukuran 6 x 8 m, dan lahan kosong seluas 2 ha per kepala keluarga. Para transmigran menjalani kehidupan yang baru dan untuk
bertahan hidup di tempat yang baru ini, pemerintah memberikan bantuan kepada para transmigran berupa sembako. Setelah program transmigrasi, Desa Suak Temenggung
69
ini dibagi kedalam tiga dusun yaitu Suka Jadi, Rejo Mulyo dan Sumber Sari yang ketiganya di huni oleh para transmigran.
Lahan seluas 2 ha dimanfaatkan oleh para transmigran dengan ditanamai tanaman pangan yaitu padi yang bibitnya dari pemerintah. Para transmigran
membentuk kelompok tani yang terdiri dari 16 kelompok tani yang di ambil dari setiap dusun. Hutan gambut yang masih tersisa kemudian dibuka oleh para
transmigran untuk ditanami tanaman pangan yaitu pertanian padi. Pembukaan lahan gabut dilakukan dengan cara manual oleh para transmigran dengan cara penebangan,
pengeringan dan pembakaran. Tahun 1983 Lahan gambut yang sudah diolah ditanami pertanian padi, tetapi hal ini tidak merubah sepenuhnya kehidupan para transmigran.
Ketika tanaman padi mengalami penurunan akibat iklim dan hama maka, pada tahun 1992, para transmigran mengubah tanaman padi menjadi tanaman perkebunan kelapa
sawit rakyat. Kelapa sawit rakyat di tanam dilahan gambut bekas penanaman pertanian padi sebelumnya. Bibit kelapa sawit diperoleh dengan cara membeli di kota
siantar dan medan. Ketika kelapa sawit belum menghasilkan para transmigran memenuhi
kebutuhan hidup dengan cara nenjadi buruh di kota Bagansiapiapi selain itu, para transmigran juga memancing dan menjala ikan di tepi sungai rokan dan lahan
gambut. Setelah kelapa sawit sudah mampu menghasilkan, kenyataannya hasil kelapa sawit lebih memenuhi kebutuhan hidup para transmigran dibanding dengan hasil
penanaman padi sebelumnya. Dari hasil kelapa sawit telah mampu mengubah kehidupan para transmigran baik dari segi sosial maupun ekonomi. Kehidupan
70
ekonomi sebelum mereka ikut transmigrasi jauh dari kehidupan yang layak dan masa depan yang kurang jelas bagi anak-anak mereka. Namun setelah ikut transmigrasi ke
Desa Suak Temenggung mengalami peningkatan, para transmigran telah mempunyai penghasilan tiap bulan dari jerih payah mereka mengolah lahan kosong yang
diberikan pemerintah dan kini telah menjadi perkebunan kelapa sawit yang dapat meningkatkan kehidupan mereka baik dalam segi pendidikan, rumah tangga, sarana
dan prasarana maupun menabung juga dapat terlaksana dengan baik. Sebagian para transmigran juga sudah dapat membangun rumah mereka yang
dulunya hanya berupa rumah panggung yang diberikan pemerintah lewat program transmigrasi menjadi rumah beton yang bagus. Mereka juga telah mampu membuka
ruko untuk modal usaha kecil-kecilan seperti membuka warnet, warung dan lainnya. Para transmigran juga sudah mampu membeli kapling kelapa sawit yang sudah jadi.
Terlihat pula gaya hidup para transmigran style sudah lebih mewah. Mereka juga sudah mampu membeli binatang ternak seperti sapi, kambing yang dipelihara di
pekarangan belakang rumah. Selain itu, hasil kelapa sawit telah mampu membuka sarana dan prasarana seperti pelebaran jalan semenisasi, masjid, musholah,
lapangan badminton, lapangan sepak bola, lapangan volly yang bermanfaat bagi masyarakat transmigran yang ada di Desa Suak Temenggung Kecamatan Pakaitan
Kabupaten Rokan Hilir. Dan hal ini tidak terlepas dari pada peran dan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat transmigran Jawa yang berada di Desa Suak
Temenggung.
71
5.2 Saran