Latar Belakang Tanggung Jawab Otoritas Pelabuhan Dalam Hal Kenavigasian Terhadap Kapal yang Akan Bersandar (Studi pada PT. Pelindo I Cabang Belawan)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah Negeri yang memiliki wilayah yang terdiri dengan kepulauan nusantara archipelago; group of many Island. Wilayahnya terdiri dari daratan, perairan dan dirgantara adalah satu kesatuan yang menyatu dengan bangsa Indonesia dalam rangka wawasan nusantara. Dari tiga matra wilayah Republik Indonesia maka wilayah perairan lautan merupakan bagian yang terluas dibandingkan dengan wilayah daratanya. Kondisi real ini yang membuat sejak zaman nenek moyang dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai negara dan bangsa bahari maritim, dimana sangat banyak kegiatan yang berhubungan dengan lautan, salah satunya ialah kegiatan transportasi laut. Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari 1 1. Transportasi darat . Transportasi dibagi menjadi 3 yaitu : 2. Transportasi udara 3. Transportasi laut. 2 Transportasi laut sebagai bagian dari sistem transportasi Nasional perlu dikembangkan dalam rangka mewujudkan wawasan nusantara yang mempersatukan seluruh wilayah Indonesia. Termasuk lautan Nusantara sebagai satu kesatuan 1 M. Nur Nasruddin, Manajemen Transportasi, Pustaka, Jakarta, 2002. Hal 20 2 https:id.m.wikipedia.org, diakses pada tanggal 28 Maret 2016, pukul 22:00 Universitas Sumatera Utara wilayah nasional. 3 Pelabuhan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 tahun 2001 tentang Kepelabuhanan pasa 1 ayat 1 menjelaskan bahwa “Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang Kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan, maka sudah sewajarnya pemerintah memperhatikan segala hal yang menyangkut mengenai sarana prasarana yang menunjang kemajuan dalam bidang transportasi laut itu sendiri. Kepelabuhanan merupakan sarana untuk menunjang kemajuan dan peningkatan perekonomian suatu daerah. Pelabuhan juga merupakan suatu yang berhubungan atau berkaitan dengan segala kegiatan penyelenggaraan pelabuhan serta kegiatan yang lain untuk melaksanakan fungsi pelabuhan merupakan penunjang kelancaran pelabuhan tersebut, termasuk untuk kelancaran arus lalu lintas kapal, para penumpang dan barang. Keselamatan saat berlayar, serta mendorong peningkatan perokonomian Nasional dan suatu daerah, juga tergantung pada kehadiran pelabuhan tersebut, Undang-undang No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran menjelaskan bahwa “Pelabuhan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan segala pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra-dan atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah”. 3 Soedjono kramadibrata, Peranan Sektor Transportasi Dalam Mengantisipasi PJP II dan Pelita VI,ITB, Bandung, 2002. hal 55 Universitas Sumatera Utara dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang danatau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2015 menyebutkan pengertian pelabuhan, antara lain sebagai berikut : “Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagi tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi”. Defenisi tersebut, menjelaskan bahwa pelabuhan mempunyai beberapa macam fungsi, antara lain sebagai berikut : 1. Interface, pelabuhan sebagai tempat pertemuan dua modasistem transportasi, yaitu transportasi laut dan transportasi darat. Ini berarti pelabuhan harus menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa yang dibutuhkan untuk perpindahan transfer barang dari kapal keangkutan darat, atau sebaliknya. 2. Link Mata rantai, pelabuhan merupakan mata rantai dari sistem transportasi. Sebagai mata rantai, pelabuhan baik dilihat dari kinerja maupun dari segi biaya akan sangat mempengaruhi kegiatan transportasi keseluruhan. 3. Gate way, pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang gate way dari satu negara ke negara lain maupun dari satu daerah kedaerah lain. Pengertian pelabuhan sebagai gate way ini dapat dilihat dari segi : a. Pelabuhan sebagai pintu masuk atau keluar barang dari negara atau daerah tersebut. Dalam hal ini pelabuhan memang peranan penting bagi perekonomian negara atau suatu daerah. b. Pelabuhan sebagai pintu gerbang kapal-kapal yang memasuki pelabuhan.Pelabuhantersebut berada yaitu ketentuan-ketentuan bea cukai, imigrasi, karantina, peraturan imporekspor dan sebagainya. 4. Industry Entri, perkembangan industri yang berorientasi kepada ekspor dari suatu negaradaerah, maka fungsi pelabuahn semakin penting bagi industri tersebut. 4 4 Hasim Purba, Hukum Pengangkutan di Laut, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2005. hal 178 Universitas Sumatera Utara Peraturan Mentri Perhubungan No. KM. 63 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan disebutkan bahwa pelabuhan mempunyai tugas melaksanakan pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan pelabuhan pada pelabuhan yang dilaksanakan secara komersial. Tugas Kantor Otoritas Pelabuhan yang salah satunya adalah mengatur dan mengendalikan serta mengawasi kegiatan pelabuhan, termasuk dalam proses akan bersandarnya kapal, maka sudah menjadi kewajiban Otoritas Pelabuhan untuk mengatur kenavigasian dalam proses persandaran kapal yang akan bersandar dan menjamin keselamatan kapal. Masalah kepelabuhan merupakan faktor yang tidak terpisah dalam sistem ekonomi negara secara keseluruhan. Selain itu pelabuhan juga berfungsi sebagai tumpuan kegiatan ekonomi yang merupakan penunjang bagi perkembangan industri, perdagangan maupun pelayaran, dan kegiatan pemerintah merupakan sarana untuk menyelenggarakan pelayanan jasa kepelabuhanan dalam menunjang penyelenggaraan pengangkutan laut. Kapal-kapal membutuhkan pelabuhan sebagai tempat bertambat dan berlabuh untuk melakukan kegiatanya yang meliputi bongkar muat barang, menaikkan dan menurunkan penumpang. Seperti yang diketahui, fungsi pelabuhan adalah sebagai tumpuan tatanan kegiatan ekonomi dan kegiatan ekonomi dan kegiatan pemerintahan yang merupakan sarana untuk menyelenggarakan pelayaanan jasa kepelabuhanan dalam menunjang penyelenggaraan angkutan laut. Pelabuhan sebagai terminal point untuk kapal laut serta kendaraan air lainya merupakan komponen logistik teknis yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan pengangkutan laut. Penggunaan fasilitas pelabuhan diperlukan untuk melayani kapal-kapal laut dan kendaraan air lain untuk keperluan melabuh dan menambat kapal-kapal untuk menaikkan dan menurunkan Universitas Sumatera Utara penumpang, bongkar muat barang-barang dan lain-lain. Tidak hanya itu pelabuhan dalam hal ini juga mempunyai tanggung jawab untuk menjamin keselamatan serta kenyaman kapal sat proses masuk ke pelabuhan agar kapal tidak mengalami hambatan seperti kapal pecah, karam ataupun sarat kandas saat memasuki pelabuhan. Sehingga dengan lancarnya masuk kapal di pelabuhan, ini akan dapat meningkatkan perekonomian suatu daerah dan sebaliknya dengan terjadinya hambatan dalam persandaran kapal ini akan menghambat perekonomian suatu daerah dan akan mengurangi peningkatan kegiatan di pelabuhan. Karna itu untuk menjamin keselamatan, keamanan serta kelancaran kapal, maka dalam hal ini Otoritas Pelabuhan bertanggung jawab dalam hal kenavigasian terhadap kapal yang akan bersandar. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian pasal 1 ayat 1 , adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi pelayaran, hidrografi, dan meteorologi, alur dan perlintasan, pengerukan, dan reklemas, pemanduan, penanganan kerangka kapal, salvage, dan pekerjaaan bawah air untuk kepentingan keselamatan pelayaran. Untuk membawa kapal dari satu tempat ke tempat tujuan dengan aman dan efisien, disamping di perlukanya adanya bantuan pesawat navigasi yang berada diatas kapal di perlukan lagi adanya sarana bantu navigasi yaitu berupa rambu- rambu navigasi pelayaran. Fungsi dari sarana bantu navigasi pelayaran adalah untuk menandai bahaya, sebagai penentuan posisi kapal dan untuk menandai alur pelayaran. Peraturan Mentri Perhubungan Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian di jelaskan bahwa “Sarana bantu navigasi pelayaran adalah peralatan atau sistem yang Universitas Sumatera Utara berada diluar kapal yang didesain dan dioperasikan untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi bernavigasi kapal atau lalu lintas kapal”. Pasal 3 Peraturan Pemerintah no 5 tahun 2010 tentang Kenavigasian menjelaskan bahwa “kenavigasian diselenggarakan untuk menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran, mendorong kelancaran kegiatan perekonomian, menandai batas-batas wilayah dalam rangka menjaga kedaulatan, memantapkan pertahanan dan keamanan negara, serta memperkukuh persatuan kesatuan bangsa dalam kerangka wawasan nusantara” Untuk menandai bahaya serta sebagai penentu posisi kapal dan untuk menandai alaur pelayaran, maka sarana bantu navigasi ini ditempatkan pada alur-alur pelayaran di pelabuhan, maupun di pulau, adapun jenis-jenis sarana bantu tersebut adalah : 1. Menara Suar, yaitu alat penerang lensa atau lampu yang mampu mengeluarkan sinar sifat tertentu yang di pasang diatas menara ditempatkan di sepanjang atau di dalam pelabuhan, dan berfungsi sebagai tanda bagi kapal-kapal yang akan bernavigasi dari lepas pantai ke darat atau ke tempat pendaratan ataupun pelabuhan. 2. Rambu Suar, yaitu suatu alat penerang yang mampu mengeluarkan sinar sifat tertentu yang dipasang diatas menara atau di labuhkan didasar laut yang yang ditempatkan di perairan pantai-pantai atau pun dalam pelabuhan, dan berfungsi memberikan informasi kepada kapal-kapal yang bernavigasi didaerah sekitarnya mengenai lokasi-lokasi di pelabuhan, posisi alur masuk dan alur keluar, tempat-tempat dangkal, lain-lain halangan di bawah air serta alur-alur pelayaran yang aman. 3. Suar Spot, yaitu suatu alat penerang lensa yang meberikan sorotan yang di pasang di pelabuhan sebagai petunjuk bahwa di tempat itu ada bahaya. Universitas Sumatera Utara 4. Suar Penuntun Landing Light, yaitu suar alat penerang lensa, lampu yang mampu memberikan penerangan sifat tertentu, dipasang dibangunan sejenis menara di dalam pelabuhanatau selat yang berfungsi untuk memberikan informasi pada kapal-kapal yang beriperasi di alur-alur pelayaran yang sulit dan pelabuhan sempit ataupun selat. 5. Suar Pengarah, yaitu suatu alat penerang yang mampu sekaligus memberikan tiga jenis sinar yang berbeda dengan ciri tertentu, dipasang diatas bangunan sejenis menaradi dalam pelabuhan ataupun selat yang berfungsi untuk memberikan informasi pada kapal-kapal yang beroperasi d alur sempit ataupun pelabuhan dengan sinar putih diapit oleh sinar hijau dan merah. 6. Stasiun rambu radio gelombang Menegah, yaitu perlengkapan radio transmiter, antena untuk menyiarkan sinyal-sinyal gelomabng menengah agar kapal-kapal yang dilengkapi dengan pencarian arah radiodapat memancarkan sinar tersebut untuk menentukan posisi. Pengertian navigasi yang dijelaskan dari Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian, yang menjelaskan pengertian dari kenavigasian dapat dilihat bahwa Otoritas Pelabuhan yang salah satu tugasnya yaitu untuk mengawasi proses persandaran kapal, memberikan peran yang penting untuk menjaga keamanan dan kelancaran dalam proses persandaran kapal menuju ke pelabuhan. Di Indonesia yang wilayahnya terbagi atas pulau-pulau yang banyak menggunakan transportasi laut dengan menggunakan kapal serta menggunakan pelabuhan sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal, Mewajibkan Otoritas Pelabuhan yang tugasnya sebagai Navigator untuk menjaga serta mengawasi dan Universitas Sumatera Utara mengawal kapal yang akan merapat sampai kepelabuhan. Namun, realitanya saat ini masih terjadi kapal yang tenggelam, kandas dan lain-lain pada saat proses persandaran kapal di pelabuhan, padahal otoritas pelabuhan mempunyai peran dan fungsi sebagai navigator dalam proses persandaran kapal di pelabuhan. Hal ini akan menimbulkan masalah besar dimana Otoritas Pelabuhan tidak melaksanakan fungsinya untuk terus mengawasi dan menuntun kapal, memberikan petunjuk kepada kapal untuk dapat masuk ke pelabuhan dengan aman. Kecelakaan kapal yang terjadi dalam lingkup pelabuhan, ini menjadi alasan penulis untuk menuangkan secara jelas dan cermat dalam sebuah skripsi yang berjudul” Tanggung jawab pelabuhan dalam hal kenavigasian terhadap kapal yang akan bersandar” Studi pada PT. Pelindo I Cabang Belawan B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini, antara lain, sebagai berikut : 1. Bagaimana tata cara pelaksanaan kapal sandar? 2. Bagaimana pelaksanaan jasa pemanduan terhadap kapal yang bersandar? 3. Bagaimana tanggung jawab PT. Pelindo I cabang belawan dalam hal kenavigasian terhadap kapal yang akan bersandar?

C. Tujuan penulisan