Salah satu cara untuk mengendalikan mutu simplisia adalah dengan melakukan standarisasi simplisia. Standarisasi dilakukan agar diperoleh bahan
baku yang seragam yang akhirnya dapat menjamin efek farmakologi tanaman tersebut. Standarisasi simplisia yang akan digunakan sebagai bahan obat harus
memenuhi persyaratan tertentu BPOM, 2005. Berdasarkan tabel di atas, bisa dilihat bahwa simplisia teh hitam yang
digunakan telah memenuhi standar karakterisasi simplisia berdasarkan standar Materia Medika Indonesia jilid VI. Sedangkan, standar karakterisasi ekstrak
belum tercantum dalam monografi, sehingga hasil karakterisasi ekstrak yang diperoleh dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan karakteristik ekstrak
etanol teh hitam.
3.3 Skrining Fitokimia
Berdasarkan hasil skrining fitokimia diperoleh hasil bahwa baik simplisia maupun ekstrak etanol daun teh hitam mengandung senyawa kimia alkaloid,
flavonoid, tannin, steroidtriterpenoid, saponin, dan glikosida Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol teh hitam
No Golongan senyawa
Simplisia Ekstrak
1 Alkaloida
+ +
2 Flavonoida
+ +
3 Tanin
+ +
4 SteroidTriterpenoida
+ +
5 Saponin
+ +
6 Glikosida
+
+
Keterangan: + = Positif
- = Negatif
3.4 Pengujian Ekstrak Etanol Teh Hitam Terhadap Peningkatan Trombosit
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan jumlah trombosit pada kelompok perlakuan P , P
1
, P
2
, dan P
3
per mm
3
Tabel 4.3 Hasil perhitungan jumlah trombosit mencit per mm
setelah 24 jam pemberian, dapat diamati dalam Tabel 4.4 dan Gambar 4.1.
3
Kelompok Uji Mencit
P P
1
P
2
P
3
1 2
3 4
5 6
328.000 364.000
258.000 288.000
330.000 310.000
128.000 138.000
210.000 144.000
124.000 110.000
348.000 352.000
278.000 252.000
224.000 322.000
346.000 424.000
410.000 376.000
296.000 422.000
Rata-rata ± SD 313.000 ±
36.807,608 142.333,33 ±
35.177,644 296.000 ±
52.839,379 379.000 ±
50.639,905
50.000 100.000
150.000 200.000
250.000 300.000
350.000 400.000
Po P1
P2 P3
Ju m
lah tr
omb os
it mm
3
Kelompok Perlakuan
Ket: P
= Suspensi CMC Na 1
P
1
= Heparin 270 unitkg bb
P
2
= Heparin + EETH 100 mmkg bb
P
3
= Heparin + EETH 200 mgkg bb
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Grafik hasil perhitungan jumlah trombosit mencit per mm
3
Uji distribusi data yang dilakukan dengan metode Kolmogorof smirnof menunjukan bahwa data terdistribusi normal p = 0,812. Dengan demikian,
analisis statistik dilanjutkan dengan uji one way anova. Uji one way anova menunjukan bahwa terdapat perbedaan bermakna antar
kelompok p = 0,00. Analisis selanjutnya menggunakan post hoc test Tukey menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol P
dan kelompok perlakuan P
1
p = 0,00, antara kelompok perlakuan P
1
dengan P
2
p = 0,00 , P
1
dengan P
3
p = 0,00, dan antara P
3
dan P
4
p = 0,02. Sedangkan, antara kelompok perlakuan P
dengan P
2
dan P
3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol P
tidak terdapat perbedaan bermakna p = 0,911 dan p = 0,80.
dengan P
1
. Hal ini berarti, ada penurunan jumlah trombosit yang bermakna antara kedua kelompok perlakuan. Perbedaan jumlah ini
disebabkan oleh pemberian heparin pada kelompok perlakuan P
1
Heparin dapat menginduksi keadaan trombositopenia atau biasa disebut dengan HIT Heparin Induced Trombocytopenia. Interaksi antara heparin dan
trombosit sangat kompleks dan belum sepenuhnya dapat dimengerti. Ada dua jenis HIT, yaitu mild HIT disorder dan severe HIT disorder. Mild HIT disorder
dapat terjadi segera setelah pemberian heparin. Ada beberapa hipotesis yang diajukan untuk menjelaskan penyebab dari mild HIT disoreder. Ada yang
mengatakan, mild HIT disorder disebabkan oleh perbedaan preparat heparin, dimana heparin dengan fraksi molekul dengan berat yang lebih besar memiliki
kecenderungan menyebabkan trombositopenia lebih banyak. Teori lain
.
Universitas Sumatera Utara
mengatakan bahwa penyebab mild HIT disorder berkaitan dengan reaksi imunologis. Sementara itu, severe HIT disorder terjadi setelah hari ke 7-14 dan
disebabkan oleh mekanisme imunologi Williams, dkk., 2003. Biasanya antibodi ditujukan kepada obat, bukan kepada trombosit. Apabila
trombosit menyerap obat dari plasma, maka antibodi akan merusak trombosit sewaktu melekat ke obat. Antibodi ini berikatan dengan obat bebas untuk
membentuk kompleks imun yang mengendap dipermukaan trombosit. Kompleks imun ini kemudian mengaktifkan komplemen, sekuens pengaktifan komplemen
ini akan bekerja pada trombosit dan secara aktif merusak trombosit Sacher, 2004.
Pada kelompok perlakuan P
1
dengan P
2
dan P
3
juga terdapat perbedaan jumlah trombosit yang bermakna. Hal ini disebabkan oleh pemberian ekstrak
etanol teh hitam 200 mgkg bb pada kelompok perlakuan P
2
dan P
3
Teh memiliki kandungan alami yang banyak berguna bagi kesehatan, diantaranya tanin dan polifenol seperti katekin, flavonol, tearubigin, quecertin,
dan lain-lain Rossi, 2010. Pada penelitian preklinis yang menggunakan binatang uji mencit sebagai subjek bioaktifitas, didapatkan bahwa tanin dan quercertin
dapat meningkatkan proliferasi dan diferensiasi megakariosit dalam sumsum tulang Soegijanto, 2006. Selain itu, flavonoid dan tanin diduga memiliki
aktivitas meningkatkan trombosit melalui mekanisme rangsangan terhadap GM- CSF dan IL-3 yang dapat memicu pembentukan sel megakariosit serta memiliki
efek dapat memperkuat limpa Damayanti, 2011. .
Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan P dengan P
2
dan P
3
p = 0,911 dan p = 0,80. Hal ini terjadi karena, pada kelompok
Universitas Sumatera Utara
P , tidak diberi injeksi heparin sehingga jumlah trombosit tetap dalam keadaan
normal dan tidak mengalami penurunan. Pada kelompok perlakuan P
2
dan P
3
, meskipun diberi injeksi heparin 270 unitkg bb untuk menurunkan jumlah
trombosit, namun kelompok perlakuan P
2
dan P
3
Pada kelompok perlakuan P mendapatkan perlakuan oral
ekstrak etanol teh hitam sebesar 100 mgkg bb dan 200 mgkg bb, sehingga jumlah trombosit dapat ditingkatkan kembali mendekati normal.
2
dan P
3
terdapat perbedaan bermakna dengan p = 0,020, dimana rata-rata jumlah trombosit pada kelompok perlakuan P
3
lebih tinggi dari pada rata-rata jumlah trombosit pada kelompok perlakuan P
2.
Hal ini berarti bahwa semakin besar dosis ekstrak etanol teh hitam yang diberikan maka
semakin besar kenaikan jumlah trombosit yang terukur.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN