Pembahasan Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Daun Tumbuhan Bunga Kupu-Kupu Rambat (Bauhinia kockiana Lour.)

4.2 Pembahasan

Dari hasil isolasi senyawa flavonoida dari daun tumbuhan bunga kupu-kupu rambat Bauhinia kockiana Lour mulai dari proses ekstraksi maserasi diperoleh ekstrak pekat sebanyak 213,73 g kemudian dilarutkan dengan menggunakan pelarut etil asetat untuk pemisahan senyawa yang diduga merupakan tanin diperoleh sebanyak 129,46 g dan ekstrak pekat etil asetat 84,27 g. Ekstrak pekat yang diperoleh dilarutkan dengan methanol kemudian diekstraksi partisi dengan menggunakan pelarut n-heksana dan dihidrolisa dalam suasana asam lalu diekstraksi partisi dengan kloroform hingga diperoleh ekstrak pekat klorofom sebanyak 1,02 g. Di analisis kromatografi lapis tipis sebelum kromatografi kolom dan didapat perbandingan pelarut yang sesuai untuk mengisolasi senyawa flavonoida dari daun tumbuhan bunga kupu-kupu rambat adalah n- heksana : etil asetat 60:40 vv yang menunjukkan pemisahan yang lebih baik dari noda yang dihasilkan Lampiran 3. Hasil analisis kromatografi lapis tipis terhadap eluat hasil kolom kromatografi dengan eluen yang seragam n-heksana : etil asetat 60:40 vv yang menunjukkan masih terdapat beberapa noda pada fraksi yang digabungkan Lampiran 4. Ditunjukkan bahwa noda yang dihasilkan pada plat kromatografi lapis tipis pada fraksi 52-68 dengan pereaksi FeCl 3 5 yang paling baik maka dilakukan pemurnian kristal hasil isolasi dengan kolom kromatografi kembali dengan eluen n-heksana : etil asetat 60:40 vv. Hasil analisa kromatografi lapis tipis terhadap eluat hasil kolom kromatgrafi yang kedua kali dengan eluen yang seragam n-heksana : etil asetat 60:40 vv yang menunjukkan masih terdapat beberapa noda yang dihasilkan pada plat kromatografi lapis tipis pada fraksi 10-25 dengan pereaksi FeCl 3 5 dan merupakan sangat baik untuk dilanjutkan Lampiran 5, maka dilakukan kembali pemurnian kristal dengan rekristalisasi menggunakan pelarut etil asetat dan n-heksana, kemudian dikromatografi Lapis Tipis kembali untuk menentukan harga Rf kristal hasil isolasi dengan dua eluen yang berbeda, yaitu n-heksan : etil asetat 60:40 vv diperoleh harga Rf=0,29 dan kloroform : metanol 90:10 vv dengan harga Rf=0,88. Kemudian diuji kemurnianya dengan uji titik lebur, kemudian diperoleh hasil titik lebur kristal yaitu 155 o C. Dari hasil interpretasi spektrum UV-Vis memberikan serapan pada pita II dengan panjang gelombang 369 nm dan pita I dengan panjang gelombang 269 nm yang menunjukkan panjang gelombang senyawa hasil isolasi berada pada rentang panjang Universitas Sumatera Utara gelombang senyawa flavonoida golongan flavonol dengan OH tersubstitusi pita I berkisar 330-360 nm dan pita II berkisar 250-280 nm Lampiran 7. Hasil interpretasi Spektrum Inframerah FT-IR dan Spektrum Resonansi Magnetik Inti Proton 1 H-NMR dalam standar TMS diperoleh: Pergeseran kimia pada daerah daerah δ = 6,5233 ppm puncak singlet menunjukkan proton H-8 pada cincin A senyawa flavonoida yang sesuai dengan peak spektrum pembanding pada lampiran 11, dimana proton dari H-8 berada pada pergeseran kimia sekitar 6,5 ppm dengan peak singlet. Sedangkan pergeseran kimia pada daerah δ = 6,7127-6,6959 ppm puncak doblet menunjukkan proton-proton dari H- 5’ yang coupling dengan proton pada H- 6’ yang disesuaikan dengan peak spektrum pembanding pada lampiran 11, dimana proton dari H- 5’ berada pada pergeseran kimia 6,7-6,9 ppm dengan peak doblet. Dan pada daerah δ = 7,3833-7,3755 ppm puncak doblet yang lebih tinggi dibanding H- 5’ dan H-8 yang dikarenakan terdapatnya dua proton yaitu proton dari H-2’ dan H- 6’ pada cincin B senyawa flavonoida, hal ini didukung oleh peak spektrum standar pembanding pada Lampiran 11, dimana proton dari H- 2’ dan H-6’ berada pada pergeseran kimia sekitar 7,5-7,6 ppm dengan peak doblet. Hal ini juga didukung oleh spektrum Inframerah pada daerah bilangan gelombang 1608,63 cm -1 dengan puncak sedang yang menandakan adanya vibrasi ulur ikatan rangkap C=C pada sistem aromatis dan pada bilangan gelombang 3062,25 cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan vibrasi ulur C-H pada sistem aromatis. Universitas Sumatera Utara Pergeseran kimia pada daerah δ = 3,8915 ppm dengan puncak singlet menunjukkan adanya proton dari gugus metoksi H-5 pada cincin B senyawa flavonoid. Hal ini didukung oleh peak spektrum standar pembanding pada lampiran 11, dimana gugus metoksi terdapat pada daerah δ = 3,5-4,0 ppm dengan puncak singlet dan juga spektrum inframerah pada bilangan gelombang 3012,81-2954,95 cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan vibrasi tekuk C-H alifatis dari CH 3 , pada bilangan gelombang 921,97 cm - 1 dengan puncak sedang menunjukkan vibrasi ulur C-O-C tak simetris dan pada bilangan gelombang 1319,31 cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan vibrasi tekuk C-H alifatis dari CH 3 . Berdasarkan analisis data dan interpretasi yang dilakukan pada spektrum UV- Visible, Spektrum Inframerah FT-IR, Spektrum 1 H-NMR disimpulkan bahwa besar kemungkinan kristal yang diisolasi dari daun tumbuhan bunga kupu-kupu rambat Bauhinia kockiana Lour adalah senyawa flavonoida golongan flavonol. Meskipun demikian, penulis mengakui bahwa data hasil 1 H-NMR masih kurang murni karena adanya campuran dari senyawa hasil isolasi. Berikut ini merupakan struktur flavonol yang diperoleh dari senyawa hasil isolasi: O O OH OH OH OCH 3 HO 1 2 3 4 5 6 7 9 10 1 2 3 4 5 6 8 HO Gambar 4.4 Senyawa Hasil Isolasi Flavonol Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan