Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Kerangka konsep Jenis Penelitian Instrumen Penelitian Pola Konsumsi Primigravida Muda

Mengingat komplikasi yang ditimbulkan serta kasus yang masih ada setiap tahun, juga faktor pendukung yang menyebabkan terjadinya komplikasi merupakan salah satu hal yang tidak kalah penting adalah gizi dalam kehamilan. Maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana Gambaran Perilaku Gizi Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2012.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku gizi ibu hamil sehubungan dengan kehamilan untuk pertama kalinya diusia muda di wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perilaku gizi primigravida muda di wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2012. 1.3.2. Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui jenis dan frekuensi konsumsi pangan ibu primigravida muda di wilayah kerja Puskesmas Binjai Timur Kota Binjai. 2. Untuk mengetahui tingkat konsumsi energi dan protein ibu primigravida muda di wilayah kerja Puskesmas Binjai Timur Kota Binjai. Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

Memberikan sumbangan pengetahuan bagi petugas Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur, khususnya kepada bidan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi dalam memberikan pelayanan kebidanan, khususnya mengenai gizi primigravida muda . Universitas Sumatera Utara 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Primigravida Muda

Gravida adalah istilah yang digunakan dalam kebidanan yang artinya seorang wanita yang sedang hamil. Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung didalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan Prawiroharjho, 1999. Primi berarti pertama. Primigravida adalah seorang wanita hamil untuk pertama kali. Kehamilan terjadi apabila ada dua pertemuan dan persenyawaan antara sel telur ovum dan mani spermatozoa lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari atau 40 minggu kehamilan. Primigravida muda adalah suatu proses kehamilan yang sedang dialami oleh seorang wanita untuk pertama kalinya di usia yang masih muda yaitu kurang dari 20 tahun. Kehamilan pertama merupakan pengalaman baru yang dapat menimbulkan stress bagi ibu dan suami, Beberapa yang dapat diduga dan yang tidak dapat diduga atau tidak teranstisipasi sehingga menimbulkan konflik persalinan. Kesiapan wanita untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan fisik, kesiapan mental, emosi, psikologis kesiapan sosial dan ekonomi. Secara umum, seorang wanita dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya ketika tubuhnya berhenti tumbuh yaitu sekitar usia 20 tahun, sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik BKKBN, 2005. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis normal yang dialami oleh seorang wanita dewasa. Kebiasaan makan dan status gizi ibu sebelum dan selama Universitas Sumatera Utara masa kehamilan sangat menentukan kesehatan bayi yang dilahirkannya. Pemenuhan kebutuhan zat gizi sangat penting karena pada masa kehamilan tersebut terbentuk seorang manusia baru. Melalui makanan yang dikonsumsi, ibu hamil menyalurkan kebutuhan gizi bagi janin tersebut sebagai awal dan keberlanjutan pertumbuhan dan perkembangannya. Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil sangat penting diperhatikan untuk mengurangi kasus kematian akibat kehamilan. Berdasarkan berbagai penelitian, sebanyak 20-45 wanita di negara berkembang mengalami kematian akibat kehamilan Saiffudin, 2001. Mochtar R 1998, menyatakan usia terbaik bagi wanita untuk hamil dan melahirkan adalah pada umur 20-30 tahun. Pada usia ini keadaan kesehatan fisik dan mental wanita dalam keadaan optimal. Jika pernikahan dan kehamilan dilakukan pada usia terlalu muda kurang dari 20 tahun maka ini akan beresiko melemahkan kesehatan wanita, karena pada masa ini yang sering juga disebut masa remaja, masa remaja adalah masa transisi peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Di usia ini belum sepenuhnya matang baik secara fisik, kognitif, dan psikososial. Dalam masa ini cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan. Kehamilan yang terjadi pada usia ini tidak hanya bermasalah pada kematangan fisik dan psikis yang belum sempurna tetapi juga karena pendidikan yang rendah, sosialisasi yang kurang, konflik dengan keluarga, kecemasan dan lenyapnya sumber keuangan terutama mereka yang lari dari rumah. Universitas Sumatera Utara

2.1.1 Faktor Pendorong Terjadinya Primigravida Muda 1. Umur

Orang tua menganggap bahwa perkawinan dalam usia muda mempunyai suatu faktor pematangan. Dibalik motivasi orang tua yang ingin sekali untuk segera mengawinkan anak-anaknya adalah demi melepaskan mereka dari tanggung jawab. Di daerah pedesaaan atau pinggiran perkawinan pada usia relatif muda masih sering dilakukan, para orang tua merasa malu kalau anak gadisnya belum ada yang melamar, sehingga banyak orang tua aktif menjodohkan anak- anak mereka sebelum pantas dikawinkan. Orang tua selalu mengharapkan perkawinan anaknya segera membuahkan hasil, dikaruniai anak sebagai bukti kesuburan anak gadisnya dan kejantanan anak prianya. Kebudayaan untuk menunda lahirnya anak pertama pada usia yang lebih matang belum ada sehingga pasangan itu akan dihadapkan pada masa subur yang sangat panjang. Masyarakat pedesaan pada umumnya lebih baik dan terhormat menjadi janda muda dari pada perawan tua Sampurno dan Azwar, 1997. 2. Pergaulan Bebas Pergaulan bebas atau bebas melakukan apa saja, termasuk hubungan intim. Dalam penelitian Damayanti 2008 menyatakan berpacaran sebagai proses perkembangan kepribadian seseorang remaja karena ketertarikan lawan jenis. Namun dalam perkembanganya budaya justru cenderung tidak mau tahu terhadap gaya pacaran remaja, akibatnya para remaja cenderung melakukan hubungan seks pranikah. Universitas Sumatera Utara Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja yaitu agama, iman, faktor lingkungan seperti kurangnya pendidikan seks dari orang tua dan keluarga, teman, tetangga dan perkembangan iptek yang tidak didasari oleh mental yang kuat, faktor pengetahuan yang minim di tambah rasa ingin tahu yang berlebihan dan juga faktor perubahan zaman. Kebebasan pergaulan antar jenis kelamin pada remaja dengan mudah bisa disaksikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di kota besar Sarwono, 2011. 3. Hormon Perubahan kadar hormon pada usia yang masih muda meningkatkan libido atau dorongan seksual yang membutuhkan penyaluran aktifitas seksual. 4. Pubertas Semakin cepatnya usia pubertas, sehingga anak usia remaja tampilanya seperti anak dewasa Sarwono, 2011. 5. Menarche Menstruasi yang lebih cepat dianggap sebagai tanda bahwa seorang wanita sudah layak untuk hamil namun itu adalah anggapan yang salah karena dengan menstruasi yang lebih dini bukan berarti seorang wanita sudah layak untuk hamil karena proses pertumbuhan masih berlanjut Manuaba, 1998. 6. Pendidikan Kesempatan belajar yang kurang dan putus sekolah akan mendorong anak gadis menikah pada usia muda. Menurut Azwar yang di kutip oleh sekar ningrum bahwa pendidikan yang rendah atau tidak melanjutkan sekolah bagi yang perempuan dapat mendorong untuk segera menikah. Permasalahan yang terjadi Universitas Sumatera Utara karena mereka tidak mengetahui seluk beluk perkawinan sehingga cenderung untuk cepat berkeluarga dan melahirkan anak. Suatu masyarakat yang tingkat pendidikanya rendah akan cenderung untuk mengawinkan anaknya dalam usia yang masih muda. 8. Adat Adat dapat mendorong perkawinan wanita diusia muda, karena jika terlambat menikah akan membuat malu pada pihak keluarga Sampurno dan Azwar, 1997. 9. Agama Dalam agama islam nikah itu disyariatkan, maka oleh beberapa pemeluknya dianggap sesuatu yang harus disegerakan agar terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan. 9. Pekerjaan Umumnya pasangan yang menikah pada usia muda belum cukup memiliki pengetahuan dan keterampilan sehingga sukar mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, penghasilan yang rendah akan berpengaruh di dalam kebutuhan dan keutuhan rumah tangga. 10. Orang Tua dan Ekonomi Apabila anak gadis telah menikah berarti secara ekonomis mengurangi beban orang tua. Dari segi lain orang tua akan memperoleh bantuan ekonomi apabila menantu pria berada atau mendapat tenaga kerja untuk kegiatan lain seperti mengolah kebun ataupun kegiatan lain yang menghasilkan Sampurno dan Azwar, 1997. Universitas Sumatera Utara 11. Peran di Hari Depan Ada anggapan suku tertentu, tidak adanya harapan mengenai peran diri individu di hari depan kecuali sebagai ibu rumah tangga, akan mendorong anak wanita menikah pada usia muda. Ada yang mengatakan kepada anak gadisnya: ”untuk apa sekolah tinggi-tinggi, umur habis dan akhirnya kembali ke dapur juga dan mengurus anak-anak”. 12. Undang-Undang Undang-undang perkawinan dan peraturan pelaksananya membolehkan wanita menikah pada usia 16 tahun. Dari segi lain, makin mudah orang bercerai dalam suatu masyarakat makin banyak perkawinan muda dalam komunitas tersebut Sampurno dan Azwar, 1997. 13. Perubahan Nilai Pada daerah perkotaan, sebagai akibat dari pengaruh modernisasi telah terjadi perubahan nilai berupa makin longgarnya hubungan antara pria dan wanita. Hubungan yang longgar ini dapat menjadi penyabab terjadinya hubungan kelamin diluar pernikahan, yang pada akhirnya karena pengaruh keluarga ataupun masyarakat sekitarnya, yang antara lain untuk mencegah rasa malu atau menutup aib keluarga, mendorong terjadinya pernikahan dini Gusvita H, 2009.

2.1.2. Resiko Primigravida Muda

Dalam sebuah pernikahan salah satu tujuannya yaitu menghasilkan keturunan, pernikahan yang di langsungkan diusia kurang dari 20 tahun akan menyebabkan penyulit di dalam kehamilan: Universitas Sumatera Utara a. Risiko Fisik 1. Keguguran Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak sengaja misalnya: karena terkejut, cemas, stress, tetapi ada juga yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian ibu dan infeksi alat reproduksi yang akhirnya menyebabkan kemandulan Manuaba, 1998. 2. Persalinan Prematur, BBLR, dan Kelainan Bawaan Kekurangan berbagai zat pada saat pertumbuhan mengakibatkan tingginya prematuritas, BBLR, cacat bawaan, berat badan lahir rendah dan kelainan bawaan. Hal ini dapat terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan. Berat badan lahir rendah juga dipengaruhi gizi ibu disaat hamil kurang dan ibu juga belum menginjak umur 20 tahun Manuaba, 1998. 3. Mudah Terjadi Infeksi Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi yang rendah, dan stres memudahkan terjadi infeksi saat hamil. 4. Anemia Kehamilan disebabkan kurangnya zat besi dan mall nutrisi. Penyebab anemia pada saat hamil diusia muda disebabkan kurangnya pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil diusia muda. Universitas Sumatera Utara 5. Keracunan Kehamilan Kombinasi alat reproduksi yang belum matang dan anemia meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan dalam bentuk pre eklamsi dan eklamsi. 6. Kematian Ibu yang tinggi Akibat dari stres karena belum siap hamil diusia muda, perdarahan, sepsis dan komplikasi lainnya Prawiroharjo, 1999. b. Resiko psikologis Ada kemungkinan pihak perempuan akan menjadi orang tua tunggal, karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak mempertanggungjawabkan perbuatannya, kalau mereka menikah hal ini juga mengakibatkan perkawinan bermasalah yang penuh konflik karena sama-sama belum dewasa dan belum siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. Selain itu pasangan muda terutama pihak perempuan akan sangat dibebani oleh berbagai perasaan yang tidak nyaman seperti dihantui rasa malu terus menerus, rendah diri, bersalah, berdosa, depresi atau tertekan, pesimis, bila tidak ditangani bisa berlanjut kepada gangguan kejiwaan Sarwono, 2011. c. Resiko Sosial Berhenti atau putus sekolah di karenakan rasa malu atau cuti melahirkan, kemungkinan lain di keluarkan dari sekolah, resiko sosial lain menjadi objek gosip, kehilangan masa remaja yang seharusnya di nikmati Sampurno dan Azwar, 1997. d. Resiko Ekonomi Merawat kehamilan, melahirkan membutuhklan biaya besar BKKBN, 2005. Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Kebutuhan Gizi Primigravida Muda

Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti penyerapan, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan. Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang di kandungnya, kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15 dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40 dan sisanya akan digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13 kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan ibu hamil meningkat seiring dengan bertambahnya kehamilan. Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam keadaan hamil, makanan yang dikonsumsi bukan untuk dirinya sendiri tetapi ada individu lain yang ikut mengkonsumsi makanan yang di makan. Dalam hal ini jumlah makanan yang dikonsumsi bukan sebanyak dua porsi melainkan hanya ditambah sebagian kecil dari jumlah makanan yang biasa dikonsumsi untuk menghindari berat badan yang berlebihan Huliana, 2007. Kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang janin sangat dipengaruhi oleh zat- zat gizi yang dikonsumsi ibu, zat gizi yang diperlukan ibu hamil yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Karbohidrat Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori per hari atau 15 lebih banyak dari jumlah normalnya yaitu sekitar 2800 sampai 3000 kalori dalam satu hari. Karbohidrat dapat diperoleh dari beras, jagung, tepung terigu, ubi, kentang dan gula murni. Tidak semua sumber karbohidrat baik maka ibu hamil harus bisa memilih bahan pangan yang tepat Adriani M dan Wirjatmadi, 2012. 2. Protein Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kebutuhan protein yang dianjurkan 80 gramhari. Trimester pertama kurang dari 6 gram per hari sampai trimester dua. Trimester terahir pada waktu pertumbuhan janin sangat cepat sampai 10 gram per hari. Menurut WHO tambahan protein ibu hamil adalah 0,75 gram per kg berat badan. Dari jumlah tersebut 70 di pakai untuk kebutuhan janin dalam kandungan. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani antara lain: ikan, udang, kerang, kepiting, daging, ayam, hati, telur, susu dan keju. Sumber protein nabati antara lain: kacang-kacangan, tahu, tempe. 3. Lemak Akumulasi lemak pada jaringan ibu terutama diperlukan sebagai cadangan energi ibu. Lemak dapat juga berfungsi lain, sebagai pembawa vitamin yang larut dalam lemak, serta fungsi-fungsi lainnya. Khusus mengenai konsumsi lemak, harus dipilih lemak yang banyak mengandung asam lemak esensial yang sangat diperlukan oleh tubuh selama kehamilan Adriani M dan Wirjatmadi, 2012. Universitas Sumatera Utara Lemak digunakan tubuh untuk membentuk energi dan juga membangun sel-sel baru serta perkembangan sistem saraf janin. Ibu hamil dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25 dari seluruh kalori yang di konsumsi sehari. Lemak biasa di dapat dari asam lemak jenuh yang umumnya berasal dari hewani dan asam tak jenuh yang berasal dari nabati. Sumber lemak hewani yaitu daging sapi, kambing, ayam, susu, dan produk olahan seperti mentega butter, keju dan rim sedangkan sumber lemak nabati yaitu minyak zaitun, minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan minyak jagung Almatsier, 2011. 4. Vitamin Vitamin diperlukan tubuh mempertahankan kesehatan, selama hamil, vitamin penting untuk perkembangan janin termasuk kekebalan tubuh dan produksi darah merah serta sistem sarafnya. Berbagai jenis vitamin yang di perlukan oleh ibu hamil sebagai berikut: a Vitamin A Vitamin A digunakan untuk pertumbuhan sel gigi dan tulang. Sumber makanan yang mengandung vitamin A antara lain kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau dan buah-buahan berwarna kuning terutama wortel, tomat dan nangka Almatsier, 2011. b Vitamin B6 Vitamin B6 gunakan untuk mendukung pembentukan sel darah merah, kesehatan gigi dan gusi. Sumber makanan yang mengandung vitamin B6 Universitas Sumatera Utara antara lain gandum, jagung, hati dan daging Adriani M dan Wirjatmadi, 2012. c Vitamin C Vitamin C dibutuhkan untuk mendukung pembentukan jaringan ikat dan pembuluh darah. Sumber makanan yang mengandung vitamin C antara lain jeruk, tomat, melon, brokoli, dan sayuran berwarna hijau Adriani M dan Wirjatmadi, 2012. d Vitamin D Vitamin D di butuhkan untuk mendukung proses penyerapan kalsium dan fosfor, serat, proses mineralisasi tulang dan gigi. Sumber makanan yang mengandung vitamin D antara lain minyak ikan laut, susu dan margarin. e Vitamin K Vitamin K di butuhkan untuk mencegah terjadinya pendarahan agar proses pembekuan darah berlangsung normal. f Asam folat Zat ini berperan dalam perkembangan sistem saraf dan sel darah karena mencegah terjadinya cacat bawaan seperti spina bifida dan cacat pada langit-langit mulut, kegagalan pembentukan kanal otak pada janin. Asupan asam folat yang dianjurkan meningkat dari 180 mikro gram pada wanita tidak hamil menjadi 400 mikro gram pada kehamilan, ada beberapa cara mendapatkan kecukupan vitamin yaitu makan sayuran, buah dan biji-bijian, suplemen dan vitamin atau makanan yang di tambahkan zat gizi tertentu Almatsier, 2011. Universitas Sumatera Utara g Zink Zink berperan pada pembentukan retinol biding protein sehingga Vitamin A tidak dapat ditransfer ke fetus Adriani M dan Wirjatmadi, 2011. h Magnesium Magnesium berperan sebagai pembentukan tulang Adriani M dan Wirjatmadi, 2012. 5. Mineral Mineral sangat penting bagi tubuh ibu dan tumbuh kembang janin. Peningkatan kebutuhan mineral bergantung pada fungsi masing masing jenis mineral dan membantu proses metabolisme tubuh, berbagai jenis mineral yang di butuhkan oleh ibu hamil sebagai berikut: a Zat kapur Selama kehamilan kebutuhan zat kapur bertambah sebesar 400 mg. Zat kapur dibutuhkan untuk mendukung pembentukan tulang dan gigi janin. Sumber makanan yang mengandung zat kapur antara lain susu, keju, aneka kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau. b Fosfor Selama kehamilan kebutuhan fosfor bertambah besar 400 mg. Fosfor dibutuhkan untuk mendukung pembentukan tulang dan gigi janin. Sumber makanan yang mengandung fosfor adalah susu, keju dan daging. c Zat besi Jumlah sel darah merah bertambah sampai 30. Oleh karena itu, dibutuhkan tambahan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang baru. Universitas Sumatera Utara Sel darah merah ini dibutuhkan untuk peningkatan sirkulasi darah ibu dan pembentukan haemoglobin. Dengan demikian, daya angkut oksigen selama kehamilan dapat mencukupi kebutuhan. Sumber makanan yang mengandung zat besi adalah telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang kacangan dan sayur sayuran berwarna hijau, zat besi sangat penting untuk mencegah anemia. d Yodium Yodium sangat penting untuk mencegah timbulnya keterlambatan mental mental terbelakang dan kelainan fisik yang cukup serius kerdil. Sumber makanan yang mengandung yodium antara lain minyak ikan, ikan laut dan garam beryodium. e Kalsium Kalsium dibutuhkan untuk mendukung pembentukan tulang dan gigi janin, sumber makanan yang mengandung kalsium antara lain susu dan keju. 6. Serat Bahan makanan kaya serat adalah buah-buahan, sayuran, serelia atau padi- padian, kacang-kacangan, biji-bijian, gandum, beras dan olahannya. Ibu hamil membutuhkan asupan serat setiap hari sekitar 25-30 gram. Serat membantu sistem pencernaan, sehingga mencegah terjadinya sembelit. 7. Air Asupan air penting untuk menjaga kesehatan secara umum. Selain untuk meningkatkan fungsi ginjal dan mencegah sembelit dan penyerapan makanan di dalam tubuh. Ibu hamil membutuhkan air sebanyak 2 liter sehari Almatsier. S, 2011. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Kecukupan Energi Yang Dianjurkan Untuk Primigravida Muda Berdasarkan Usia Ibu Dan Usia Kehamilan No Umur Kebutuhan Kalori Berdasarkan Usia Ibu Hamil Tambahan Kecukupan Kalori kkalhari TM II TM II TM III TM I TM II TM III Energi Energi Energi 1 13 – 15 Tahun 2350 180 300 300 2530 2650 2650 2 16 – 19 Tahun 2200 180 300 300 2380 2500 2500 : Kebutuhan Kalori Nyata : TambahanKalori Ibu Hamil : Kecukupan Kalori Yang Di Anjurkan Sumber : Widiya Karya Pangan dan Gizi Tahun 2004 dalam Almatsier. S Tahun 2011 Tabel 2.2 Kecukupan Protein Yang Dianjurkan Untuk Primigravida Muda Berdasarkan Usia Ibu Dan Usia Kehamilan No Umur Kebutuhan Kalori Berdasarkan Usia Ibu Hamil Tambahan Kecukupan Protein kkalhari TM II TM II TM III TM I TM II TM III Protein Protein Protein 1 13 – 15 Tahun 57 17 17 17 74 74 74 2 16 – 19 Tahun 57 17 17 17 72 72 72 : Kebutuhan Protein Nyata : Tambahan Protein bu Hamil : Kecukupan Protein Yang Di Anjurkan Sumber : Widiya Karya Pangan dan Gizi Tahun 2004 dalam Almatsier. S Tahun 2011

2.1.4. Dampak Kekurangan Gizi Bagi Ibu Hamil

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama kehamilan akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupun pada janin. 1. Ibu Gizi kurang pada ibu akan menyebabkan resiko komplikasi sperti anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah dan terkena infeksi Pudiastuti, 2011. Universitas Sumatera Utara 2. Persalinan Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat menyebabkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya, perdarahan setelah persalinan, persalinan macet Pudiastuti, 2011. 3. Janin Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, dapat menyebakan abortus, bayi lahir mati, kematian janin dalam kandungan, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra uterin, lahir dengan berat badan lahir rendah asupan zat gizi selama kehamilan Pudiastuti, 2011. Berdasarkan hasil penelitian nining kejadian hiperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh primigravida dari pada multigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat mengalami kehamilan pertama, Hiperemesis gravidarum terjadi 60 pada primigravida dan 40 pada multigravida. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan konisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila menderita anemia Adriani M dan Wirjatmadi, 2012. Universitas Sumatera Utara

2.1.5. Pola Makan Sehat Bagi Ibu Hamil

Jadwal makan makanan bergizi seimbang tiga kali sehari pada waktu yang tepat yaitu sarapan, makan siang dan makan malam. Untuk makan utama makanan yang dikonsumsi tetap harus mengandung zat gizi lengkap yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral serta air. Porsi Sedikit Tetapi Sering untuk mencegah gangguan pencernaan pada ibu hamil dengan mengatur porsi makan dalam jumlah kecil namun sering 5 atau 6 kali sehari. Mengurangi konsumsi kandungan kafein terdapat dalam minuman seperti kopi, coklat dan minuman ringan lainya, kafein dan tanin yang ada didalam minuman tersebut dapat menghambat penyerapan beberapa zat gizi terutama makanan yang mengandung kalsium Varney. dkk, 2002.

2.2. Perilaku Gizi

2.2.1. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan gizi adalah apa yang diketahui seseorang tentang gizi yang didapat baik secara formal maupun secara non formal. Pengetahuan merupakan hasil tahu ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu melalui panca indera, selanjutnya dikatakan bahwa perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih permanaen dianut oleh seseorang bila dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan atau perilaku yang ikut-ikutan tanpa mengetahui apa tujuan. Pengetahuan yang dimiliki sangat penting untuk terbentuknya sikap dan tindakan. Universitas Sumatera Utara Pengetahuan tentang gizi sebaiknya mendapat bimbingan dan pengawasan dari orang yang lebih mengerti tentang masalah tersebut, sehingga ibu primigravida muda semakin tahu dan mengerti tentang gizi dan dapat melaksanakannya dengan baik. Pengetahuan ibu primigravida muda yang baik akan mendukung konsumsi makanan yang baik juga sehingga tercapai gizi seimbang selama kehamilannya untuk mengoptimalkan derajat kesehatan. Seseorang yang didasari dengan pengetahuan gizi yang baik akan memperhatikan keadaan gizi makanan yang dikosumsinya. Makanan yang bergizi bukannya selalu makanan yang mahal dan enak rasanya. Pengetahuan gizi sangat diperlukan dalam upaya pemilihan makanan yang di konsumsi, dengan tujuan agar makanan tersebut memberikan gizi yang sesuai dengan yang di butuhkan oleh tubuh atau sering di sebut gizi seimbang Notoadmotjo, 2007. Tingkat pengetahuan gizi menentukan perilaku konsumsi pangan, salah satu melalui pendidikan gizi. Pendidikan gizi berusaha menambah pengetahuan dan perbaikan kebiasaan konsumsi pangan yang umumnya dipandang baik diberikan sedini mungkin. Selain itu pengetahuan diharapkan akan menghasilkan perilaku individu dalam penerapan konsumsi pangan untuk mempertahankan gizi yang baik. Selain itu akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan, yang selanjutnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan Mulyaningrum S, 2009. Salah satu faktor penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil adalah kurangnya pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi yang dapat memenuhi kebutuhan ibu dan bayinya selama kehamilan. Zat gizi yang sangat penting bagi ibu hamil adalah zat besi jika asupan ibu kurang maka akan Universitas Sumatera Utara menyebabkan ibu hamil mengalami anemia yang berakibat pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin. Untuk itu pengetahuan ibu hamil tentang zat besi sangat diperlukan untuk mencegah ibu mengalami anemia. Tingkat pengetahuan menentukan perilaku konsumsi pangan, salah satu melalui pendidikan gizi Mulyaningrum S, 2009. Pendidikan gizi berusaha menambah pengetahuan dan perbaikan kebiasaan konsumsi pangan yang umumnya dipandang baik diberikan sedini mungkin. Selain itu pengetahuan diharapkan akan menghasilkan perilaku individu dalam penerapan konsumsi pangan untuk mempertahankan gizi yang baik. Selain itu akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan, yang selanjutnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan Hasanah, 2012.

2.2.2. Sikap Tentang Gizi

Sikap tentang gizi merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek yang berhubungan dengan gizi. Sikap hanyalah suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk mengingini atau tidak objek tersebut. Sikap ini tergantung dari segi positif atau negatifnya, makin tinggi pengetahuan maka makin banyak segi positifnya Notoadmodjo, 2007. Hasil penelitian Ervina Sari 2006, menunjukan bahwa ibu rumah tangga yang masih muda cendrung menutup diri terhadap lingkungan termasuk didalam kegiatan-kegiatan sosial dilingkungan tempat tinggalnya. Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Konsumsi Gizi Ibu Hamil

Konsumsi gizi ibu hamil adalah susunan dan jumlah pangan yang di konsumsi ibu yang sedang hamil, konsumsi gizi dimaksud untuk memenuhi kebutuhan gizi didalam kehamilan, konsumsi seseorang terhadap pangan menunjukkan tingkat keberagaman pangan seseorang. Konsumsi pangan dapat dipengaruhi oleh aspek sosial, pengetahuan, ekonomi, dan budaya. Pola makan yang baik akan cukup menyediakan gizi yang dibutuhkan untuk kesehatan kehamilan dan mengurangi resiko lahirnya bayi cacat. Selain itu makanan yang baik akan membantu system pertahanan tubuh ibu hamil terhadap terjadinya infeksi. Makanan yang baik akan melindungi ibu hamil dari akibat buruk zat-zat yang mungkin ditemui seperti obat- obatan, toksin dan polutan Mulyaningrum S, 2009. Hasil penelitian Surasih 2005 menyatakan salah satu penyebab munculnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kurangnya pengetahuan tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian yang dilakukan Khaidar di Puskesmas Seyegan 2005, menyebutkan bahwa kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil didaerah penelitian dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang jumlah makanan dan pengetahuan tentang anggota keluarga yang diprioritaskan untuk memperoleh makanan. Selain itu juga diperoleh informasi bahwa kekurangan energi kronik dipengaruhi oleh jumlah dan pola konsumsi asupan protein, sedangkan konsumsi lemak dalam makanan tidak mempunyai hubungan bermakna dengan status kekurangan energi kronik. Remaja-remaja yang hamil dianggap rawan dalam segala Universitas Sumatera Utara hal termasuk pendidikan, kesehatan, sosial dan gizi. Dari aspek gizi ibu hamil usia remaja tergolong rawan karena tubuh masih dalam pertumbuhan dan janin yang dikandungnya memerlukan masukan gizi yang tinggi.Tanpa didukung oleh tingkat pendidikan, pengetahuan gizi dan tingkat sosial ekonomi yang memadai ibu hamil usia remaja akan mudah mengalami mallnutrisi Khomsan, 2002. Usia seorang ibu berkaitan dengan perkembangan alat-alat reproduksinya, kehamilan kurang dari 20 tahun secara biologi belum matang emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami guncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilan Manuaba, 1998. Hasil penelitian Gustian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola konsumsi dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil. Hal ini disebabkan banyaknya pantangan atau tabu pada ibu hamil sehingga ada bahan makanan tertentu yang dilarang dikonsumsi oleh ibu hamil seperti larangan mengkonsumsi udang yang merupakan pelancar absorpsi zat besi. Larangan ini akan berakibat pada terhambatnya absorpsi zat besi pada ibu hamil yang akan menyebabkan terjadinya anemia. Selain itu juga terkait dengan konsumsi makanan pokok orang Indonesia yaitu beras yang mengandung zat besi rendah dan kaya akan phytat dimana zat ini menurunkan bioavailibilitas zat besi. Penelitian Nina Herlina di wilayah kerja Puskesmas Bogor tahun 2005 yang mendapati adanya kecenderungan bahwa semakin kurang baik pola konsumsi maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia gizi pada ibu hamil. Universitas Sumatera Utara

2.3. Kerangka konsep

Gambar 2.1 Kerangka konsep Kerangka konsep penelitian menggambarkan bahwa yang akan diteliti perilaku gizi ibu yaitu pengetahuan gizi, sikap tentang gizi dan bagaimana gambaran pola konsumsi gizi ibu primigravida muda yang dapat dilihat dari jenis, jumlah dan frekuensi makan. Pengetahuan tentang gizi Konsumsi gizi ibu primigravida muda meliputi: − Jenis makanan − Frekuensi makan − jumlah zat gizi energi dan protein Sikap tentang gizi Universitas Sumatera Utara 30 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional bertujuan memperoleh gambaran perilaku gizi primigravida muda di wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2012.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai . Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena kasus primigravida muda pada tahun 2011 tercatat sebanyak 64 orang dari 454 kunjungan kehamilan. Tahun 2012 ada 66 kasus ibu hamil untuk pertama kalinya diusia kurang dari 20 tahun yang tidak terlepas dari masalah kehamilan yaitu hiperemesis gravidarum, mereka tampak anemis, serta mempunyai pandangan yang salah terhadap makanan-makanan tertentu yang sebenarnya sangat bermanfaat terhadap kehamilan. Mengikuti kebiasaan makan keluarga yang sebenarnya tidak baik bagi kehamilan, dan cenderung membatasi porsi makan selama kehamilan dengan tujuan memiliki tubuh yang langsing setelah melahirkan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian mulai dari Juni sampai dengan Desember 2012. Universitas Sumatera Utara

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang sedang hamil untuk pertama kalinya di usia kurang dari 20 tahun sebanyak 36 orang yang berada di wilayah kerja puskesmas Tanah Tinggi kota Binjai Tahun 2012.

3.3.2. Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh ibu yang sedang hamil untuk pertama kalinya di usia kurang dari 20 tahun sebanyak 36 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini berdasarkan sumbernya dapat dibagi dua, yaitu :

3.4.1. Data Primer

Data primer dikumpulkan dengan wawancara langsung dengan responden. Data primer terdiri dari pengetahuan gizi primigravida muda, sikap tentang gizi, dan data konsumsi pangan yang terdiri dari jenis pangan, tingkat konsumsi energi dan protein didasarkan pada metode food recall 24 jam. Frekuensi makan dan jenis makanan diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan formulir food frequency.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan atau dokumen puskesmas tanah tinggi yang terdiri dari: − Jumlah primigravida muda Universitas Sumatera Utara − Data gambaran umum puskesmas

3.5. Instrumen Penelitian

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Kuesioner pengetahuan gizi dan sikap tentang gizi. 2. Formulir food frequency dan food recall 24 jam.

3.6. Defenisi Operasional

1. Ibu primigravida muda adalah ibu yang pertama kalinya hamil diusia

kurang dari 20 tahun yang mayoritas pada penelitian ini terdapat direntang usia 16-19 tahun, yang terdapat di wilayah kerja puskesmas Tanah Tinggi kecamatan Binjai Timur Kota Binjai. 2. Pengetahuan tentang gizi adalah yang diketahui ibu primigravida muda yang berhubungan dengan makanan yang berguna bagi tubuh dan kesehatan terutama saat kehamilan serta dampak dari kehamilan di usia muda. 3. Sikap tentang gizi adalah respon primigravida muda didalam mengonsumsi makanan yang berguna bagi tubuh dan kesehatan serta dampak dari kehamilan di usia muda. 4. Pola konsumsi adalah susunan jenis, frekuensi dan jumlah pangan yang dikonsumsi primigravida muda dalam pemenuhan gizi kehamilannya. 5. Jenis makanan adalah ragam makanan yang dikonsumsi oleh primigravida muda yang meliputi makanan pokok, jenis lauk, sayur- sayuran, buah-buahan dan minuman. Universitas Sumatera Utara 6. Frekuensi makan adalah berapa kali setiap jenis bahan makanan dikonsumsi primigravida muda setiap hari yaitu: 1xhari, 1xhari, 4- 6xminggu, 1-3xseminggu, 1xbulan, jarang dan tidak pernah. 7. Tingkat konsumsi energi dan protein adalah jumlah energi dan protein yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi oleh primigravida muda dalam sehari. 3.7. Aspek Pengukuran Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban ibu primigravida muda, terhadap pertanyaan kuosioner yang disesuaikan dengan skor yang ada. Skala pengukuran pengetahuan dalam penelitian ini berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan Arikunto, 2006. − Nilai Baik : Jika total nilai jawaban yang benar diperoleh 66 − Nilai sedang : Jika total nilai jawaban yang benar diperoleh 33 -66 − Nilai sedang : Jika total nilai jawaban yang benar diperoleh 33 1. Pengetahuan Gizi Untuk pengetahuan disusun sebanyak 11 pertanyaan yang mempunyai nilai tertinggi 2 dan yang terendah 0, dengan total skor tertinggi 22. Berdasarkan jumlah nilai yang dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu: − Pengetahuan baik, apabila skor responden 15 66. − Pengetahuan sedang, apabila jumlah skor responden 8-15 33-66. − Pengetahuan kurang, apabila jumlah skor responden 8 33. Universitas Sumatera Utara 2. Sikap Untuk pengetahuan disusun sebanyak 10 pertanyaan yang mempunyai nilai tertinggi 2 dan yang terendah 0, dengan total skor 20 berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu: − Sikap baik, apabila skor responden 13 66. − Sikap sedang, apabila jumlah skor responden 7-13 33-66. − Sikap kurang , apabila jumlah skor responden 7 33. 3. Jenis makanan terdiri dari aneka ragam makanan yang dikonsumsi oleh primigravida muda yang diperoleh dengan menggunakan formulir food recall. Jenis makanan terdiri dari: nasi, sayuran, lauk-pauk, buah-buahan serta makanan lain yang dikonsumsi. 4. Frekuensi makan diperoleh dengan wawancara menggunakan formulir food frquency. Data frekuensi makan diolah menjadi 7 jenis yaitu : 1xhari, 1xhari, 4-6xminggu, 1-3xminggu, 1xbulan, jarang dan tidak pernah. 5. Tingkat konsumsi Energi dan Protein. Tingkat konsumsi energi dan protein diukur dengan menggunakan formulir food recall 24 jam sebanyak 2x, dengan cara bahan makanan yang dikonsumsi primigravida muda dihitung energi dan proteinnya kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan energi dan protein kemudian dibandingkan dengan daftar kecukupan gizi yang dianjurkan DKGA dengan menggunakan rumus: K TK = x 100 KC Universitas Sumatera Utara Dimana: TK = Tingkat kecukupan K = konsumsi KC = kecukupan yang dianjurkan. Menurut Suparissa, dkk, tahun 2002, tingkat energi dan protein dapat digolongkan atas: − Baik : 100 − Sedang : 80 -90 − Kurang : 70-79 − Defisit : 70 3.8. Pengolahan Dan Analisis Data 3.8.1. Pengolahan Data Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap sebagai berikut: 1. Pengeditan Data Editing Kegiatan ini dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang telah diisi, berkaitan dengan kelengkapan pengisian, kejelasan, dan konsistensi jawaban dan koreksi terhadap kesalahan pengisian. 2. Pengkodean Data Coding Pemberian kode yang dimaksudkan untuk mempermudah pada saat analisa data dan juga mempercepat pada saat entry data, yaitu dengan memberikan kode pada pertanyaan penelitian dalam kuosiner. Universitas Sumatera Utara 3. Pemasukan Data Entry Tahapan ini dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam komputer untuk diolah dan dianalisis 4. Pengecekan Data Cleaning Adalah pengecekan data yang sudah dientri, apakah ada kesalahan atau tidak.

3.8.2. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan, diolah dengan menggunakan program komputer dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi kemudian dianalisa secara deskriptif. Universitas Sumatera Utara 37 BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Kondisi Geografi

Puskesmas Tanah Tinggi adalah puskesmas yang terdapat di Kecamatan Binjai Timur Pemerintahan Kota Binjai, tepatnya di Jalan Cut Nyakdien No. 112. Puskesmas Tanah tinggi membawahi 5 pukesmas pembantu yang terdiri dari 38 lingkungan. Luas wilayah kerja puskesmas tanah tinggi 21.70 Km 2 . Adapun batas - batas wilayah Puskesmas Tanah Tinggi adalah : − Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Binjai Utara. − Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Binjai Kota. − Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. − Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Langkat.

4.1.2. Demografi

Wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi memiliki jumlah rumah tangga sebanyak 10.551 dengan jumlah penduduk sebanyak 47.137 jiwa yang terdiri dari 15.985 laki-laki dewasa dan 15.128 perempuan dewasa dengan kepadatan penduduk 2.172 jiwakm 2 . 4.2. Karakteristik Primigravida Muda Karakteristik primigravida muda dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, agama, suku, usia kehamilan, dan tempat tinggal. Dari hasil penelitian ini diperoleh umur primigravida muda Seluruhnya 100 berada pada usia 16-19 tahun, berdasarkan pendidikan sebagian besar memiliki pendidikan SMP Universitas Sumatera Utara yaitu sebanyak 22 orang 61,4. Pekerjaan primigravida muda beragam namun sebagian besar sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 23 orang 63,9, Primigravida Muda sebagian besar suku Jawa yaitu sebanyak 23 orang 63,9. Primigravida muda mayoritas beragama Islam yaitu 94.4. Usia kehamilan Primigravida Muda sebesar 41.7 berada pada kehamilan trimester III, dan sebanyak 22 orang 61,1 masih tinggal dengan keluarga. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Primigravida Muda di Wailayah Kerja Puskesmas Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2012 No Karakteristik Primigravida Muda Jumlah n 1 Umur Ibu 16 17 18 19 1 10 18 7 2,8 27,8 50 19,4 Total 36 100,0 2 Pendidikan − SMP − SMU 22 14 61,1 38,9 Total 36 100,0 3 Pekerjaan − Buruh Pabrik − Berdagang − IRT − Buruh Cuci 2 9 23 2 5,6 25,0 63,9 5,6 Total 36 100,0 4 Agama − Islam − Kristen 34 2 94,4 5,6 Total 36 100,0 5 Suku − Jawa − Batak − Banjar − Padang − Melayu 23 5 4 3 1 63,9 13,9 11,1 8,3 2.8 Total 36 100,0 Universitas Sumatera Utara No Karakteristik Primigravida Muda Jumlah n 6 Usia Kehamilan − TM I − TM II − TM III 8 13 15 22,2 36,1 41,7 Total 36 100,0 7 Tinggal Dengan − Orang TuaMertua − Mengontrak 22 14 61,1 38,9 Total 36 100,0

4.3. Perilaku Gizi Primigravida Muda

Perilaku gizi primigravida muda dilihat dari pengetahuan tentang gizi, sikap tentang gizi, dan pola konsumsi primigravida muda.

4.3.1. Pengetahuan Gizi Primigravida Muda

Hasil penelitian menunjukan bahwa primigravida muda sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang yaitu 20 orang 55,6, memiliki pengetahuan sedang 12 orang 33,3. Tabel 4.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Primigravida Muda Tentang Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012 No Pengetahuan Gizi Jumlah 1 Baik 4 11,1 2 Sedang 12 33,3 3 Kurang 20 55,6 Total 36 100,0 Pengetahuan primigravida muda tidak hanya sebatas masalah pada pola konsumsi tetapi juga dilihat bagaimana pengetahuan ibu primigravida muda mengenai dampak kehamilan diusia muda terhadap kesehatan ibu dan janin. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Ibu Berdasarkan Pengetahuan Gizi Primigravida Muda yang Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012 1 Menurut yang ibu ketahui apa yang dimaksud dengan gizi? a. Zat yang terdapat pada makanan tertentu yang berguna bagi kesehatan tubuh 22 61.1 b. Zat yang terdapat pada makanan yang berguna bagi kesehatan 14 38.9 Total 36 100,0 2 Menurut yang ibu ketahui apakah akibat kehamilan diusia 20 tahun terhadap bayi yang akan dilahirkan? a. Akan menyebabakan BBLR, premature, partus lama, perdarahan, b. Akan menyebabkan BBLR, premature, kelainan bawaan. c. Tidak ada hubungan. 15 4 17 41,7 47,2 11,1 Total 36 100,0 3 Manurut yang ibu ketahui apakah hubungan kehamilan di usia 20 tahun dengan kesehatan ibu? a. Meningkatkan resiko perdarahan, Ca.cervik, infeksi, KEK,keracunan kehamilan b. Anemia dan meningkatkan resiko perdarahan. c. Ibu masih muda tetapi sudah mempunyai anak 1 20 15 2,8 55,5 41,7 Total 36 100,0 4 Menurut yang ibu ketahui apakah ada perbedaan kebutuhan gizi berdasarkan usia kehamilan? a. Ada, diawal kehamilan harus makan banyak dan gizi yang dikonsumsi harus lengkap. b. Ada, setiap trimester pada kehamilan berbeda kebutuhanya. c. Tidak ada, mengkonsumsi makanan sesuai selera saja. 18 4 14 50,0 11,1 38,9 Total 36 100,0 5 Menurut yang ibu ketahui berapa kg seharusnya terjadi peningkatan berat badan selama kehamilan? a. 4-6 kg. b. 13-22 kg. c. 10-13 kg. 19 12 5 52,8 33,3 13,9 Total 36 100,0 6 Menurut yang ibu ketahui apakah hamil din usia 20 tahun membutuhkan gizi yang lebih banyak dari pada hamil di usia 20 tahun? a. Ya, karena ibu hamil diusia 20 tahun membutuhkan asupan gizi untuk pertumbuhan ibu dan janin. b. Ya, ibu hamil harus makan untuk kebutuhan 2 orang. c. Tidak tahu. 5 23 8 13,9 63,9 13,9 Total 36 100,0 Dari tabel 4.3 dapat dilihat sebesar 22 orang 61,1 primigravida muda menjawab bahwa gizi terdapat pada makanan tertentu yang berguna bagi kesehatan tubuh. Padahal yang kita ketahui bahwa zat gizi adalah zat yang terdapat pada setiap makanan yang berguna bagi kesehatan. Untuk pertanyaan mengenai hubungan Universitas Sumatera Utara kehamilan usia kurang dari 20 tahun terhadap kesehatn bayi yang akan dilahirkan sebanyak 17 orang primigravida muda menjawab tidak ada hubungan. Pengaruh kehamilan di bawah 20 tahun terhadap kesehatan ibu sebanyak 15 orang primigravida Muda menjawab ibu masih muda tetap sudah mempunyai anak, padahal kita ketahui bahwa kehamilan di usia muda resiko tinggi terhadap kesehatan ibu seperti terjadinya Ca.Cervik, keracunan kemanilan dan kurang energi kronis. Untuk pertanyaan kebutuhan gizi berdasarkan usia kehamilan sebanyak 18 orang 50 primigravida muda menjawab di awal kehamilan harus banyak makan, padahal yang kita ketahui peningkatan energi protein yang meningkat lebih banyak terjadi pada kehamilan trimester II dan III. Untuk pertanyaan peningkatan berat badan selama kehamilan sebanyak 19 orang 52,8 primigravida muda menjawab 5-7 kg padahal peningkatan berat badan yang terjadi selama kehamilan seharusnya 10-13 kg. Untuk pertanyaan kebutuhan gizi hamil di usia kurang dari 20 tahun dengan hamil di atas 20 tahun sebanyak 23 orang 63,9 primigravida muda menjawab ibu hamil harus makan untuk kebutuhan 2 orang.

4.3.2. Sikap Gizi Primigravida Muda

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sikap gizi Primigravida muda sebagian besar pada kategori sikap kurang yaitu 16 orang 44,4, pada kategori sikap sedang 14 orang 38,9. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Distribusi Sikap Tentang Gizi Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012 No Sikap Tentang Gizi Jumlah n 1 Baik 6 16,7 2 Sedang 14 38,9 3 Kurang 16 44,4 Total 36 100,0 Sikap Primigravida muda tidak hanya sebatas masalah gizi pada kehamilan namun dilihat respon ibu tentang bagaimana dampak kehamilan diusia muda terhadap kesehatan ibu dan janin serta sikap ibu terhadap kebiasan keluarga yang tidak baik bagi kehamilan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Ibu Berdasarkan Sikap yang Kurang tentang Gizi Priigramida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012 No Pernyataan Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Total n n n n 1 Kebiasaan makan keluraga bisa dilanggar jika hal itu tidak baik bagi kehamilan 2 5,6 26 72,2 8 22,2 36 100,0 2 Mengkonsumsi jamu,merokok,minum kopi dapat menyebabakan masalah terhadap kesehatan ibu dan janin 4 11,1 23 63,9 9 25,0 36 100,0 3 Infeksi kehamilan, anemia, perdarahan, KEK, keracunan kehamilan, anemia, perdarahan, KEK, keracunan kehamilan pre eklamsiaeklamsia, Ca. cervik, merupakan slah satu akibat dari kehamilan di usia muda terhadap ibu. 1 2,8 21 58,3 14 38,9 36 100,0 4 Kebutuhan gizi ibu hamil berbeda untuk setiap trimester pada kehamilan. 8 22,2 16 44,4 12 33,3 36 100,0 5 Dalam kehamilan peningkatan berat badan sebanyak 11-13 kg prosesnya bertahap di TM I, TM II, TM III. 6 16,7 18 50,0 12 33,3 36 100,0 Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebanyak 26 orang 72,2 primigrvida muda menyatakan kurang setuju jika melanggar kebiasaan keluarga meskipun sebenarnya tidak baik bagi kesehatan terutama disaat kehamilan. Untuk pernyataan Universitas Sumatera Utara menganai merokok dan kebiasaan minum jamu sebanyak 23 orang 63,9 primigravida muda menjawab kurang setuju. Untuk pernyataan tentang dampak kehamilan di usia muda terhadap kesehatan ibu sebanyak 21 orang 58,3 primigravida muda menjawab kurang setuju. Untuk pernyatan kebutuhan gizi ibu hamil setiap kehamilan berbeda sebanyak 16 orang 44,4 primigravida muda menyatakan kurang setuju. Untuk pernyataan peningkatan berat badan sebanyak 11- 13 kg dan prosesnya bertahap sebanyak 18 oang 50 primigravida muda menyatakan kurang setuju.

4.3.3. Tabulasi Silang Pengetahuan dan Sikap Primigravida Muda

Untuk melihat bagaimana sikap tentang gizi primigravida muda dari pengetahuan gizi yang dimiliki dalam hal ini dikategorikan menjadi 3 tiga yaitu baik, sedang, dan kurang. Tabel 4.6 Tabulasi Silang Sikap dan Pengetahuan Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tnggi Kota Binjai Tahun 2012 No Pengetahuan gizi Sikap tentang Gizi Total Baik Sedang Kurang n n n n 1 2 3 Baik Sedang Kurang 4 2 100,0 16,7 0,0 10 4 0,0 83,3 20 16 0,0 0,0 80 4 12 20 100,0 100,0 100,0 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 4 orang primigravida muda yang memiliki tingkat pengetahuan baik seluruhnya memiliki sikap yang baik tentang gizi. Dari 12 orang primigravida muda yang memilki tingkat pengetahuan sedang, 2 orang 16,7 memiliki sikap yang baik tentang gizi dan 10 orang 83,3 memiliki sikap yang sedang tentang gizi. Dari 20 orang primigravida muda yang Universitas Sumatera Utara memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang gizi 4 orang 20 memiliki sikap yang sedang tentang gizi dan 16 orang 80 memiliki sikap yang kurang.

4.4. Pola Konsumsi Primigravida Muda

Untuk melihat pola konsumsi primigravida dari yaitu jenis makanan dan frekuensi makan primigravida muda serta tingkat konsumsi energi dan protein. Tabel 4.7 Distrubusi Frekuensi Konsumsi Makan Primigravida Muda Berdasarkan Jenis Makanan Pokok di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2012 Frekuensi Makanan Jenis Makanan 1xhr 4–6x Minggu 1–3x Minggu 1–3x Bulan Tidak Pernah Jumlah n n n n n 100,0 Makanan Pokok Nasi Mie Roti Singkong 36 13 3 100,0 36,1 8,3 0,0 23 26 8 0,0 63,9 72,2 22,2 7 12 0,0 0,0 19,4 33.3 18 0,0 0,0 0,0 50 0,0 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Frekuensi Makanan Jenis Makanan 1xhr 4–6x Minggu 1–3x Minggu 1–3x Bulan Tidak Pernah Jumlah n n n n n 100 Lauk Daging Ayam Daging Sapi Ikan Telur Tahu Tempe Ikan Teri 13 15 16 6 0,0 0,0 0,0 36.1 41,7 44.4 16,7 9 12 10 9 0,0 0,0 0,0 25,0 33,3 44,4 25,0 2 12 4 10 18 0,0 0,0 5,6 33,3 11,1 33,3 50,0 8 13 2 4 3 22,2 0,0 36,1 5,6 11,1 0,0 8,3 28 36 21 1 77,8 100,0 58,3 0,0 2,8 0,0 0,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Frekuensi Makanan Jenis Makanan 1xhr 4–6x Minggu 1–3x Minggu 1–3x Bulan Tidak Pernah Jumlah n n n n n 100 Sayuran Kacang-kacangan Bayam Kangkung Daun Ubi Sawi Botol 2 13 22 0,0 5,6 36,1 61,1 0,0 3 5 12 11 2 8,3 13,9 33,3 8,3 5.6 3 3 10 2 8 8,3 8,3 27,8 5,6 22,2 16 8 1 1 24 44,4 22,2 2,8 2,8 66,7 14 21 2 38,9 58,3 0,0 0,0 5,6 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Sayur Pahit Sawi putih Toge Gori Labu Kuning Tumis Kates 1 11 0,0 0,0 2,8 0,0 0,0 30,1 4 12 7 2 2 20 11,1 33,3 19,4 5,6 5,6 55,6 11 18 13 14 6 5 30,6 50 36,1 38,9 16,7 13,9 14 6 16 17 9 38.9 16,7 44,4 47,2 25 0,0 7 3 19 19,4 0,0 0,0 8,3 52,8 0,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100.0 100,0 Universitas Sumatera Utara Frekuensi Makanan Jenis Makanan 1xhr 4–6x Minggu 1–3x Minggu 1–3x Bulan Tidak Pernah Jumlah n n n n n 100 Buah Nanas Pepaya Jambu Biji Jeruk Rambutan Semangka Pisang 2 12 16 0,0 5,6 0,0 0,0 33,3 0,0 44,4 4 3 2 11 1 10 0,0 11,1 8,3 5,6 30,5 2,8 24,8 0,0 12 5 3 8 5 10 0,0 33,3 13,9 8,3 22,2 13,9 24,8 6 11 8 7 5 7 16,7 30,6 22,2 16,4 13,9 19,4 0,0 30 7 20 24 23 83,3 19,4 55,0 66,7 0,0 63,9 0,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Frekuensi Makanan Jenis Makanan 1xhr 4–6x Minggu 1–3x Minggu 1–3x Bulan Tidak Pernah Jumlah n n n n n 100 Minuman Air Kelapa Muda Kopi DinginPanas Jamu Air TahuKedelai Susu 13 6 1 0,0 36,1 16,7 0,0 2,8 4 8 6 8 2 11,1 22,2 16,7 22,2 5,6 7 8 7 8 1 19,4 22,2 19,4 22,2 2,8 7 3 10 11 2 19,4 8,3 24,8 30,6 5,6 18 7 7 9 30 50 19,4 19,4 25 83,3 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa seluruh primigravida muda mengonsumsi nasi dengan frekuensi 1xhr, sedangkan makanan pokok berupa mie sebanyak 13 orang 36,1 dengan frekuensi 1xhr dan roti sebanyak 3 orang 8.3 dengan frekuensi 1xhr, sedangkan makanan pokok lainnya seperti singkong dengan frekuensi 1-3xbln sebanyak 18 orang 50. Berdasarkan jenis lauk dapat disimpulkan bahwa primigravida muda lebih sering mengonsumsi protein sumber nabati dibanding dengan protein sumber hewani. Dapat dilihat bahwa primigravida muda paling sering mengonsumsi telur yaitu sebanyak 12 orang 33,3, tempe 16 orang 44.4 dengan frekuensi 1xhr. Sebanyak 28 orang 77,8 dari primigravida muda tidak mengonsumsi daging .ayam, sebanyak 21 orang 58,3 tidak pernah mengonsumsi ikan dan 100 dari primigravida muda tidak pernah mengonsumsi daging sapi. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan jenis sayur-sayuran yang dikonsumsi primigravida muda dapat dilihat bahwa jenis sayur yang paling sering dikonsumsi yaitu daun ubi sebesar 61,1 dengan freskuensi 1xhr , kangkung sebesar 36,1 dengan frekuensi 1xhr, tumis kates atau bunga kates dengan frekuensi 4-6xminggu sebanyak 20 orang 55,6. Berdasarkan jenis buah yang dikonsumsi primigravida muda, sebanyak 12 orang 33,3 yang mengonsumsi buah rambutan dengan frekuensi 1xhr, dan pisang sebanyak 16 orang 44,4 yang mengonsumsi buah rambutan dengan frekuensi 1xhr. Hal ini disebabkan di daerah penelitian sedang musim panen rambutan selain dari kebun sendiri harga juga lebih murah begitu juga dengan pisang yang murah dan mudah didapatkan, sedangkan jumlah primigravida muda yang mengonsumsi jenis buah lainnya seperti pepaya dengan frekuensi 1-3xminggu sebanyak 12 orang 33.3 dan yang tidak pernah mengonsumsi buah nanas yaitu sebanyak 30 orang 83.3. Berdasarkan jenis minuman dapat dilihat bahwa sebanyak 13 orang 36,1 primigravida muda mengonsumsi kopi setiap hari, sebanyak 8 orang 22,2 mengonsumsi dengan frekuensi 1-3xminggu. seperti yang diketahui bahwa kopi mengandung kafein yang tidak baik bagi kehamilan. Mengkonsumsi jamu sebanyak 6 orang 16,7. dengan frekuensi 1xhari. Mengonsumsi air tahu sebanyak 11 orang 30,6 1-3xbulan. Primigravida muda yang tidak pernah mengonsumsi susu sebanyak 30 orang 83,3. Universitas Sumatera Utara

4.5. Konsumsi Energi