Dari 100 primigravida muda yang memiliki pengetahuan yang kurang, 35 memiliki tingkat kecukupan protein sedang 60 memiliki tingkat kecukupan protein
kurang, 15 memiliki tingkat kecukupan protein defisit. Dalam hal ini sesuai dengan penelitian Sutiah 2006 bahwa pengetahuan ibu berpengaruh signifikan terhadap
tindakan ibu. Sesuai dengan pendapat Notoadmodjo 2003 bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk tindakan seseorang. Hal ini
menunjukkan bahwa pengetahuan seseorang akan terwujud didalam tindakan seseorang, bahwa pengetahuan mempengaruhi terjadinya tindakan. Pada penelitian
Khaidar 2005 menyatakan bahwa tingkat pendidikan ibu akan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan. Pengetahuan tersebut akan
mempengaruhi asupan makanan yang dikonsumsi ibu hamil, asupan ini akan berpengaruh terhadap status gizi ibu hamil.
5.3. Sikap Dengan Pola Konsumsi
Dari 100 primigravida muda yang memiliki sikap baik 50 memiliki tingkat kecukupan energi baik dan 50 memiliki tingkat kecukupan energi sedang.
Dari 100 yang memiliki sikap kategori sedang 7,1 memiliki tingkat kecukupan energi baik, 78,6 memiliki tingkat kecukupan energi sedang, 14,3 memiliki
tingkat kecukupan energi kurang. Dari 100 yang memiliki sikap kurang, 12,5 memiliki tingkat kecukupan energi sedang, 68,8 memiliki tingkat kecukupan energi
kurang dan 18,6 memiliki tingkat kecukupan energi kategori defisit. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa terdapat pemenuhan asupan energi primigravida muda lebih
rendah dari sikap yang dimiliki dapat dilihat didalam sikap yang baik 50 memiliki
Universitas Sumatera Utara
tindakan yang sedang dan dari 100 sikap yang kurang terdapat 18,6 memiliki tingkat kecukupan energi defisit.
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa sikap tidak selamanya diikuti oleh tindakan yang sesuai. Hal ini dipengaruhi oleh kebiasan lingkungan prmigravida muda yang
dapat dilihat dari jenis dan frekuensi makan terhadap sumber energi mereka mayoritas mengonsumsi 3 kali sehari namun dari hasil recall dapat dilihat mereka
mengonsumsi dalam jumlah sedikit dan sebagian dari mereka mengonsumsi makanan sesuai dengan selera mereka meskipun penyediaan makanan dirumah disediakan oleh
orang tua namun mereka cenderung mengonsumsi yang mereka sukai dengan membeli jajanan diluar atau dengan memasak sendiri.
Hal ini juga dapat dilihat dari jenis dan frekuensi makan primigravida muda bahwa mereka cenderung menyukai jenis makanan tertentu saja atau bisa dikatakan
kurang beragam seperti terlihat mereka kurang menyukai sayur-sayuran, buah-buahan dengan frekuensi yang sangat kurang. dalam hal ini bisa dilihat bahwa mereka masih
melakukan tindakan sesuai dengan kemauan mereka tanpa memikirkan manfaat terhadap kehamilan atau kesehatan diri sendiri. Dari respon sikap primigravida
tersebut dapat dilihat bahwa mereka kurang setuju dengan peryataan bahwa mengurangi porsi makan selama kehamilan dapat menyebabkan terganggunya
kesehatan ibu dan janin. Menurut Makmuri dalam Hasanah 2012 sikap merupakan faktor penting
yang mempengaruhi pembentukan perilaku karena sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian dan belajar. Sikap berhubungan dengan keadaan mental
seseorang dalam menghadapi mutu objek tertentu orang atau lingkungan yang
Universitas Sumatera Utara
mempunyai pengaruh tertentu atas tanggapan seseorang yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan pandangan atau tanggapan terhadap
objek tertentu. Dari 100 primigravida yang memiliki sikap baik, 33,3 memiliki tingkat
kecukupan protein kategori baik, 16,7 memiliki tingkat kecukupan protein kategori sedang, 25 memiliki tingkat kecukupan protein kategori kurang. Dari 100
primigravida muda yang memiliki sikap kategori sedang, 7,1 memiliki tingkat kecukupan kategori baik, 35,7 memiliki tingkat kecukupan kategori sedang, 37,5
memiliki tingkat kecukupan kategori kurang dan 6,3 pada kategori defisit. Dalam hal ini dapat dilihat terdapat ketidaksesuaian antara sikap yang dimiliki
dengan tindakan pemenuhan asupan protein primigravida muda hal ini terkait dengan beberapa jenis makanan sumber protein yang dipantangkan primigravida tersebut
seperti terlihat didalam didalam jenis dan frekuensi makan primigravida muda mereka sangat jarang mengonsumsi ikan sebagai sumber protein. Mereka lebih sering
mengonsumsi tahu dan tempe, begitu juga dengan hasil recall terlihat bahwa mereka sangat sedikit mengonsumsi sumber protein hewani. hal ini sesuai jawaban mereka
yang merespon kurang setuju dengan pernyataan kebiasaan makan keluarga bisa dilanggar jika itu tidak baik bagi kehamilan. Begitu juga dari jenis minuman dapat
dilihat bahwa primigravida muda sering mengonsumsi kopi selama kehamilan karena sudah menjadi kesukaan dan kebiasaan bersama keluarga, alasannya karena saudara
mereka juga melakukan hal yang sama. Padahal yang kita ketahui kandungan kafein yang terdapat didalam kopi dapat mengurangi penyerapan zat gizi.
Universitas Sumatera Utara
5.4 Usia Kehamilan Dengan Pola Konsumsi