Desain Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

(1)

DESAIN ARSITEKTUR INFORMASI SITUS WEB PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

OLEH

MAIRIL CHININTIA SANI NIM: 110709008

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN & INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Desain Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Oleh : Mairil Chinintia Sani

NIM : 110709008

Pembimbing I : Dr. A. Ridwan Siregar, M.Lib.

NIP : 19531125 197812 1 001

Tanda Tangan :

___________________

Tanggal :

___________________

Pembimbing II : Himma Dewiyana, S.T, M.Hum.

NIP : 19720825 200604 2 001

Tanda Tangan :

___________________

Tanggal :


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Desain Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Oleh : Mairil Chinintia Sani

NIM : 110709008

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN & INFORMASI

Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd.

NIP : 19511119 198601 2 001

Tanda Tangan :

___________________

Tanggal :

___________________

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A.

NIP : 19511013 197603 1 001

Tanda Tangan :

___________________

Tanggal :


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membendakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juni 2015 Penulis

Mairil Chinintia Sani 110709008


(5)

ABSTRAK

Mairil Chinintia Sani, 2015. Desain Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk merancang arsitektur informasi situs web perpustakaan dengan mengadopsi berbagai model pengembangan arsitektur informasi situs web perpustakaan.

Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah deskriptif. Unit analisis dalam penelitian adalah situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian ini merupakan desain struktur arsitektur informasi situs web perpustakaan.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Desain Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara”. Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibunda dan Ayahanda beserta adik-adik tercinta yang selalu memberikan dukungan baik dari segi apapun serta do’a yang selalu menyertai hingga terselesaikannya skripsi ini sesuai dengan yang diharapkan.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu keberhasilan penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya.

3. Bapak Dr. A. Ridwan Siregar, M.Lib. Selaku Pembimbing I, dimana beliau telah banyak memberikan bimbingan. Rasa penghormatan dan terima kasih atas waktu, dukungan, petunjuk dan nasihatnya kepada penulis.

4. Ibu Himma Dewiyana, S.T, M.Hum. Selaku Pembimbing II, dimana telah memberikan saran, petunjuk dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Ishak, SS, M.Hum. Selaku Penguji I, dimana telah membantu dan memberikan saran kepada penulis.


(7)

6. Bapak A. Hafiz Harahap, S.Sos. Selaku Penguji II, dimana telah membantu dan memberikan saran kepada penulis.

7. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si. Selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama perkuliahan.

8. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah mendidik penulis selama ini.

9. Kepada Staf Pegawai Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Bang Yudi Purnomo) yang telah membantu dalam mengurus surat-surat yang berhubungan dengan penyusunan skripsi.

10.Kepada teman-teman yang telah memberikan dukungannya: Ayu, Fanny, Feba, Kiki, Qistee, Yogie, Dikko, Eliezer, Fauzi, Muliyanto, Pradana dan seluruh angkatan 2011 yang tidak mungkin disebutkan namanya satu per satu.

Akhir kata, penulis juga menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-baiknya untuk ilmu pengetahuan, terima kasih.

Medan, Juni 2015 Penulis

Mairil Chinintia Sani 110709008


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian dan Prinsip Arsitektur Informasi ... 5

2.2 Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan ... 11

2.3 Penelitian Terdahulu ... 12

2.4 Kerangka Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan ... 18

2.4.1 The Coordinating Structure ... 19

2.4.2 Service Element... 19

2.5 Komponen Sistem Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan ... 20

2.6 Model Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan ... 21

2.7 Responsif Situs Web Perpustakaan ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodelogi Penelitian ... 32

3.2 Lokasi Penelitian ... 32

3.3 Unit Analisis ... 32

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.6 Instrumen Penelitian ... 33

3.7 Analisis Data... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dari Tahun 1997-2015 ... 39

4.2 Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ... 42

4.3 Struktur Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan ... 47

4.4 Metode Analisis Data Struktur Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan ... 48


(9)

4.5 Desain Rekomendasi Struktur Arsitektur Informasi Situs Web

Perpustakaan ... 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 73 5.2 Saran... 73 DAFTAR PUSTAKA ... 74


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka IA untuk mengembangkan desain konsep

situs web ... 18

Gambar 2.2 Komponen Sistem Arsitektur ... 20

Gambar 2.3 Model 1-Narrow and Deep ... 21

Gambar 2.4 Skema IA 2 Tingkat ... 22

Gambar 2.5 Skema IA 3 Tingkat ... 22

Gambar 2.6 Model 2-Wide and Swallow ... 23

Gambar 2.7 Model 3-Task and Audience ... 24

Gambar 2.8 Model A Menu Navigasi ... 25

Gambar 2.9 Model B Menu Navigasi ... 25

Gambar 2.10 Arsitektur Informasi Duke University Library ... 27

Gambar 2.11 Arsitektur Informasi Stanford University Library ... 28

Gambar 2.12 Library Homepage ... 28

Gambar 2.13 Portal Page for Undergraduate Students... 29

Gambar 2.14 My Library Space ... 29

Gambar 2.15 Tampilan situs web pada desktop dan smartphone ... 31

Gambar 4.1 Situs Web Perpustakaan USU, 1997 ... 39

Gambar 4.2 Situs Web Perpustakaan USU, 1999 ... 40

Gambar 4.3 Situs Web Perpustakaan USU, 2002 ... 40

Gambar 4.4 Situs Web Perpustakaan USU, 2003 ... 41

Gambar 4.5 Situs Web Perpustakaan USU, 2007 ... 42

Gambar 4.6 Situs Web Perpustakaan USU, 2008-2011... 42

Gambar 4.7 Situs Web Perpustakaan USU, 2012 ... 43

Gambar 4.8 Situs Web Perpustakaan USU, 2013-saat ini ... 43

Gambar 4.9 Tampilan Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan USU ... 46

Gambar 4.10 Struktur Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan USU ... 47

Gambar 4.11 Desain Rekomendasi Struktur Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan ... 71

Gambar 4.12 Desain Rekomendasi untuk Homepage Situs Web Perpustakaan ... 72


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penemuan Fitur Inovatif dari 111 Situs Web Perpustakaan

Akademi ... 16 Tabel 3.1 Analisis Data Struktur Arsitektur Informasi Situs Web

Perpustakaan ... 34 Tabel 4.1 Komponen Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan ... 48 Tabel 4.2 Analisis Komponen Arsitektur Informasi pada Situs Web

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ... 51 Tabel 4.3 Analisis Data Struktur Arsitektur Informasi Situs Web


(12)

ABSTRAK

Mairil Chinintia Sani, 2015. Desain Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk merancang arsitektur informasi situs web perpustakaan dengan mengadopsi berbagai model pengembangan arsitektur informasi situs web perpustakaan.

Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah deskriptif. Unit analisis dalam penelitian adalah situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian ini merupakan desain struktur arsitektur informasi situs web perpustakaan.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan jaman saat ini menuntut adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan perkembangan informasi yang semakin meluas. Kebutuhan informasi saat ini pun semakin meningkat pesat. Dengan meningkatnya kebutuhan informasi, maka peningkatan sumber informasi juga terjadi. Hal tersebut dapat menyebabkan pencarian informasi yang relevan menjadi sulit.

Keberadaan internet yang merupakan salah satu sumber informasi memudahkan pencarian informasi dalam suatu bidang tertentu oleh masyarakat. Internet merupakan hubungan dari sejumlah jaringan komputer di seluruh dunia dengan menggunakan standart Internet Protocol. Dalam internet, dikenal adanya situs web (website).

Situs web merupakan kumpulan halaman di internet yang berisi informasi berupa teks, gambar, audio, video maupun gabungan dari keempatnya. Situs web bukan lagi merupakan hal yang baru. Pada saat ini sudah banyak situs web yang dimaanfaatkan sebagai sumber informasi. Perpustakaan adalah salah satu institusi yang memanfaatkan situs web sebagai alat dalam menyebarkan informasi. Maka dari itu, saat ini sudah banyak situs web perpustakaan yang dapat di akses dan dimanfaatkan oleh pencari informasi (user).

Situs web perpustakaan berperan dalam mengenalkan produk serta layanan perpustakaan kepada publik. Situs web perpustakaan memiliki fungsi sebagai penunjuk arah secara online dengan cara mempublikasikan produk dan layanan perpustakaan secara luas. Menyediakan akses ke berbagai sumber elektronik lain juga merupakan salah satu fungsi dari situs web perpustakaan.

Membangun suatu situs web bukanlah merupakan hal yang mudah. Salah satu hal yang harus dipikirkan adalah arsitektur informasi dari situs web tersebut. Arsitektur informasi dari sebuah situs web berbeda-beda. Arsitektur informasi pada situs web perpustakaan akan berbeda dengan situs web perusahaan.


(14)

Hal yang dapat dibayangkan mengenai arsitektur informasi adalah rancangan informasi. Sama halnya dalam membangun sebuah rumah yang memerlukan suatu teknik, dalam membangun informasi juga diperlukan teknik tersendiri sehingga informasi dapat tersampaikan dengan baik. Misalnya saja dalam membangun sebuah rumah, salah satu hal yang penting adalah adanya sebuah atap untuk melindungi isi rumah tersebut ketika hujan datang. Pada situs web, diperlukan struktur yang baik dan sistematis dalam pengelolaan informasi sehingga situs web tersebut tidak dikatakan sebagai situs web yang gagal karena tidak dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan informasi user.

Situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan salah satu situs web yang banyak dimanfaatkan oleh sivitas akademik dalam penelusuran informasi. Situs web Perpustakaan USU pertama kali dipublikasikan secara online pada tahun 1997. Sampai pada saat ini situs web Perpustakaan USU telah digunakan selama 18 tahun sebagai sumber informasi bagi sivitas akademik USU dan telah mengalami perubahan sebanyak 8 kali. Situs web Perpustakaan USU tidak hanya dapat diakses oleh sivitas akademik USU, akan tetapi juga dapat diakses oleh masyarakat luas.

Arsitektur informasi pada situs web Perpustakaan USU merupakan arsitektur informasi yang sederhana. Hal ini dapat dilihat melalui peta situs (site map) yang ada. Site map merupakan halaman situs yang berisi informasi mengenai url yang ada pada suatu situs. Site map berperan dalam menggambarkan keseluruhan arsitektur informasi yang ada. Pada site map dapat dilihat bahwa arsitektur informasi pada situs web Perpustakaan USU terdiri dari 2 tingkat dan tidak dapat mewakili semua informasi yang dilayankan oleh Perpustakaan USU.

Pada situs web Perpustakaan USU terdapat 3 menu utama, yaitu: home, about us dan web links. Tiga menu tersebut tidak dapat mewakili semua informasi yang ada pada pada Perpustakaan USU. Pada site map pun, struktur informasinya hanya terbatas pada main menu, help, membership dan web links serta diikuti dengan beberapa sub menu.

Dengan arsitektur informasi yang sederhana seperti itu, user akan kesulitan dalam menemukan informasi. Karena tidak semua informasi


(15)

ditampilkan. Produk dan layanan yang ditawarkan oleh Perpustakaan USU juga tidak digambarkan dengan jelas. Sebagai contoh, site map yang merupakan pemandu dalam penelusuran produk dan layanan perpustakaan, tidak berfungsi dengan baik dikarenakan kurangnya navigasi yang diberikan. Selain itu, berdasarkan arsitektur informasi situs web perpustakaan yang baik, terdapat beberapa menu yang dapat ditambahkan agar lebih memudahkan user dalam penelusuran informasi serta pemanfaatan layanan perpustakaan yang ada.

Beberapa menu lain yang merupakan bagian dalam arsitektur informasi situs web perpustakaan kemungkinan dapat bermanfaat bagi user dalam penelusuran informasi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin meneliti lebih jauh mengenai arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU melalui sebuah penelitian yang berjudul “Desain Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah arsitektur informasi seperti apakah yang sesuai dengan situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan peneliti dalam penelitian ini adalah untuk merancang arsitektur informasi situs web perpustakaan dengan mengadopsi berbagai model pengembangan arsitektur informasi situs web perpustakaan. 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, sebagai salah satu acuan dalam pengembangan arsitektur informasi situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

2. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.


(16)

3. Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan berkaitan dengan arsitektur informasi situs web perpustakaan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian meliputi arsitektur informasi dengan objek yang diteliti adalah situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Arsitektur informasi yang diteliti merupakan struktur koordinasi dan elemen layanan yang dapat dimanfaatkan oleh situs web perpustakaan. Penelitian ini terbatas pada desain struktur arsitektur informasi situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.


(17)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Pengertian dan Prinsip Arsitektur Informasi

Arsitektur informasi atau information architecture (IA) merupakan rancangan stuktur informasi dengan pemahaman bahwa arsitektur informasi fokus utamanya adalah stuktur itu sendiri dan diikuti dengan user interface yang mewakili tampilan dilayar, mengetahui dengan baik keinginan user berhubungan dengan konten dan fungsi struktur informasi serta mengetahui konten dan fungsionalitas yang didukung oleh struktur informasi itu sendiri. (Brown: 2010, 30)

1. The information architect’s primary focus is the structure itself and secondarily the user interface representing the structure on screen. 2. The information architect has a good understanding of how people

want to relate to the content and functionality contained in the structure.

3. The information architect has a good understanding of the range of content and functionality to be supported by the structure.

Istilah IA pertama kali dikemukakan oleh Richard Wurman pada tahun 1975 yang menggambarkan kebutuhan dalam mengubah data menjadi informasi. Hal ini tidak dapat langsung terwujud. Akan tetapi dengan adanya World Wide Web (www) yang muncul pada tahun 1990-an, istilah IA mulai menyebar secara luas. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan informasi yang semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat sehingga istilah IA pun menjadi istilah yang umum untuk digunakan.

Wurman memberikan definisi mengenai arsitek informasi yang dikutip oleh Wei dalam bukunya yang berjudul Information Architecture: The Design and Integration of Information Space (2010, 1) yaitu:

1. The individual who organizes the patterns inherent in data, making the complex clear.

2. A person who creates the structure or map of information which allows others to find their personal knowledge.

3. The emerging 21st century professional occupation addressing the needs of the age focused upon clarity, human understanding and the science of the organization of information.


(18)

Pada saat ini IA memiliki peran yang sangat penting. Seperti yang dikemukakan oleh Wurman bahwa arsitek informasi merupakan seseorang yang yang mengatur pola pada data menjadi bentuk yang lebih mudah dimengerti, seseorang yang dapat menciptakan sebuah struktur yang dapat memudahkan orang lain dalam menemukan informasi serta seseorang yang menangani kebutuhan zaman yang berfokus kepada informasi sehingga arsitek informasi memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola dan mengolah data menjadi bentuk informasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Pendapat Wurman mengenai arsitek informasi tersebut memunculkan pemikiran-pemikiran baru mengenai IA yang terus berkembang sehingga pada tahun 2006, Morville dan Rosenfeld dalam bukunya yang berjudul Information Architecture for World Wide Web (2006, 4), mengemukakan definisi mengenai IA, yaitu:

1. The combination of organization, labeling and navigation schemes within an information system. (Kombinasi organisasi, pelabelan dan skema navigasi dalam sistem informasi)

2. The structural design of an information space to facilitate task completion and intuitive access to content. (Desain struktur ruang informasi untuk memfasilitasi penyelesaian tugas dan akses intuitif terhadap konten)

3. The art and science of structuring and classifying websites and intranets to help people find and manage information. (Struktur seni dan penataan serta pengklasifikasian situs wend an intranet dalam membantu user menemukan dan mengelola informasi)

4. An emerging discipline and community of practice focusing on bringing principles of design and architecture to the digital landscape. (Peraturan dan praktek yang berfokus pada prinsip desain dan struktur pandangan digital)

Pada artikelnya yang berjudul Information Architecture in JASIST: Just Where Did We Come From?, Dillon (2002, 821) mengemukakan bahwa “IA is the term used to describe the process of designing implementating and evaluating information spaces that are humanly and socially acceptable to their intended stakeholder”.

Definisi yang dikemukakan oleh Morville sejalan dengan definisi yang dikemukan oleh Dillon bahwa IA terletak pada proses perancangan, pembuatan


(19)

sampai kepada evaluasi dari struktur suatu situs web. IA memiliki hubungan yang erat antara konten dan user interface.

Morvile dan Dillon mengemukakan bahwa IA terletak pada sebuah proses, akan tetapi definisi lain mengemukakan bahwa IA terletak pada stuktur desain sehingga mudah untuk ditelusur. Hal ini dikemukakan oleh Spencer (2010, 4) yang mengutip definisi IA oleh The Architecture Institute yang menyatakan bahwa IA sebagai:

1. The structural design of shared information environments.

2. The art and science of organizing and labeling websites, intranets, online communities and software to support findability and usability. 3. An emerging community of practice focused on bringing principles of

design and architecture to the digital landscape.

Selain mengutip defisini IA, Spencer (2010, 4) juga mengemukakan bahwa IA merupakan hal yang bersangkutan dengan, “organizing content or objects, describing them clearly and providing ways for people to get to them.

Dalam sebuah artikel yang berjudul Eight Principles of Information Architecture, Dan Brown (2010, 30-31) mengemukakan beberapa prinsip IA yang dapat membantu pemahaman dalam membuat rancangan struktur informasi.

Menurut Brown delapan prinsip IA, yaitu:

1. The Principle of Object (Prinsip mengenai objek) 2. The Principle of Choice (Prinsip mengenai pilihan) 3. The Principle of Disclosure (Prinsip mengenai sikap) 4. The Principle of Exemplars (Prinsip mengenai jenis)

5. The Principle of Fronts Doors (Prinsip mengenai halaman kunjungan) 6. The Principle of Multiple Classification (Prinsip mengenai klasifikasi) 7. The Principle of Focused Navigation (Prinsip mengenai navigasi

penting)

8. The Principle of Growth (Prinsip mengenai perkembangan)

Prinsip pertama pada IA yang dikemukakan oleh Brown, the principle of object memiliki pengertian bahwa konten merupakan objek yang nyata. Karena konten sebagai objek yang nyata, maka konten tersebut memiliki tempat tersendiri, memiliki lifecycle (siklus hidup), memiliki ciri khas serta memiliki perlengkapan. Konten tersebut juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kepada fungsi, tujuan dan struktur.


(20)

Objek yang dimaksud adalah sebuah situs web yang pada dasarnya memiliki konten seperti:

a. Struktur internal yang konsisten dan dikenali. b. Ciri khas tersendiri.

Dalam membuat situs web, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan jenis situs web yang akan dibuat. Dengan menentukan jenis situs web yang akan dibuat, akan muncul pertanyaan, apa konten dari situs web tersebut?

Misalnya saja situs web perpustakaan. Hal umum yang akan menjadi konten pada situs web perpustakaan yaitu: home, about dan web links. Bila perpustakaan tersebut memiliki ciri khas tersendiri, maka terdapat konten tambahan mengenai ciri khas yang ada.

Pada prinsip kedua yaitu the principle of choice, hal yang dibahas adalah mengenai pilihan yang dapat diberikan kepada user. Hal ini juga berkaitan dengan menjaga agar pilihan tersebut terfokus pada pilihan tertentu saja.

Pada dasarnya user senang akan banyaknya pilihan yang diberikan oleh sebuah halaman situs web. Karena user dapat memilih sendiri informasi sesuai dengan kebutuhannya. Disisi lain, user akan bingung untuk menentukan informasi yang sesuai karena banyaknya pilihan yang diberikan oleh sebuah halaman situs web.

Dalam membuat situs web, akan lebih baik bila memberikan pilihan yang sedikit akan tetapi memiliki informasi yang benar-benar relevan sesuai dengan kebutuhan informasi yang diinginkan oleh user.

Pada prinsip ketiga yaitu the principle of disclosure, dijelaskan bahwa IA merupakan rancangan struktur informasi yang memudahkan user dalam mendapatkan informasi. Dengan pengertian tersebut, pemahaman akan fungsi situs web adalah memberikan cukup informasi pada user. Sehingga informasi yang diperoleh dapat membantu user dalam menggali informasi lebih dalam lagi.

Prinsip mengenai sikap ini berfokus kepada perilaku pencarian informasi. Akan lebih baik apabila dalam penelusuran informasi, halaman situs web yang dituju langsung mengarah pada informasi yang dibutuhkan. Prinsip ini dibangun dengan konsep bahwa penelusuran informasi yang lebih rinci dapat dilakukan


(21)

dengan seketika. Sehingga antisipasi dapat dilakukan kepada user yang memang tertarik dan tidak tertarik pada hasil penelusuran yang dilakukan.

Pada konteks prinsip keempat yaitu the principle of exemplars, dijelaskan bahwa konten dapat dipilih berdasarkan jenisnya. Untuk menunjukkan semua hal yang berkaitan pada konten, hal yang dapat dilakukan adalah dengan menyusunnya menjadi kelompok-kelompok tertentu sehingga terlihat sistematis.

Menu pada situs web biasanya memiliki beberapa sub menu pendukung. Sub menu tersebut merupakan kelompok objek yang memiliki konten yang sama ataupun menyerupai. Pengelompokan jenis konten ini sering kali dilakukan untuk memudahkan user dalam penelusuran.

Misalnya pada situs web perpustakaan, menu yang diberikan adalah: home, about dan web link. Pada menu about terdapat beberapa sub menu yang mengikuti, seperti: visi & misi, contact us dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan user dalam temu kembali informasi yang ada.

Prinsip kelima yaitu the principle of front doors, menunjukkan bahwa dimungkinkan bagi user untuk dapat langsung mengunjungi halaman situs web tanpa harus melalui halaman awal (home). Pada dasarnya, kunjungan ke suatu situs web akan dimulai pada halaman awal situs web yang dituju. Gagasan mengenai front doors ini menjadi hal yang umum, karena beberapa situs web besar menemukan bahwa kunjungan pada situs web tersebut tidak dilakukan melalui halaman awal, melainkan melalui halaman lain website.

Menurut Brown, prinsip ini menghasilkan 2 petunjuk, yaitu:

1. Halaman yang dituju membantu user dalam memahami bahwa ada informasi lain yang dapat ditemukan pada halaman tersebut.

2. Halaman awal tidak selamanya memiliki tugas sebagai gerbang awal antara user dan informasi yang ada.

Kedua petunjuk tersebut memperlihatkan bahwa tidak selamanya halaman awal harus menunjukkan semua informasi yang ada pada sebuah situs web, halaman lain situs web juga memiliki tugas yang sama dalam menyebarkan informasi yang ada.


(22)

Prinsip keenam yaitu the principle of multiple classification, dikemukakan bahwa menawarkan beberapa macam klasifikasi yang berbeda kepada user untuk mengakses konten situs web merupakan hal yang baik.

Arsitektur informasi yang baik menunjukkan bahwa cara seseorang dalam mencari dan menemukan informasi tidaklah sama. Dengan adanya skema klasifikasi, hal ini dapat membantu user dalam menemukan cara lain atau cara yang lebih singkat dalam menemukan informasi yang ada pada sebuah halaman situs web.

Skema klasifikasi merupakan cara singkat dalam melakukan penelusuran informasi dengan menggunakan kelompok konten yang ada pada sebuah situs web. Hal seperti ini dapat dilakukan dengan melakukan penelusuran dengan menggunakan judul, subjek ataupun topik sesuai dengan kebutuhan informasi yang diinginkan.

Prinsip ketujuh yaitu the principle of focused navigation, menunjukkan bahwa kebanyakan dari sistem navigasi yang digunakan pada sebuah situs web adalah global navigasi. Apabila sebuah situs web memakai global navigasi dalam penelusuran, maka ketidak-efektifan dalam temu kembali informasi akan terjadi. Karena tidak semua informasi merupakan konten dari sebuah situs web. Dengan menggunakan global navigasi, menu navigasi yang ada akan kehilangan tujuannya dalam temu kembali informasi yang terdapat pada content.

Brown mengemukakan 4 mekanisme navigasi, yaitu:

1. Topic Navigation: merupakan navigasi utama sebuah situs yang menyangkut semua area halaman situs web.

2. Timely Navigation: menu singkat yang menyediakan link ke sub topik yang relevan.

3. Signpost Navigation: menu yang muncul pada halaman yang menunjukkan bagaimana sebuah artikel diklasifikasikan.

4. Marketing Navigation: menu singkat yang muncul berdampingan dengan menu navigasi topik yang menyediakan link ke halaman layanan yang diberikan oleh organisasi.


(23)

Pada prinsip kedelapan yaitu the principle of growth, menerapkan bahwa konten yang dimiliki saat ini hanyalah sebagian kecil dari konten yang akan ditunjukkan setelahnya. Konsep pertumbuhan konten seperti ini akan menunjukkan bahwa situs web akan terus berkembang dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh user. Sehingga user akan terus menggunakan situs web tersebut sebagai tempat penelusuran informasi.

Kelemahan desain arsitektur saat ini ada pada tempat penyimpanannya yang terbatas. Banyaknya informasi mempengaruhi ruang penyimpanan informasi itu sendiri. Dengan keterbatasan akan ruang penyimpanan informasi, sebuah situs web diharuskan untuk memberikan informasi yang up to date, sehingga informasi yang ada merupakan informasi terkini.

Dari kedelapan prinsip yang dikemukakan oleh Brown, dapat dilihat bahwa IA memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah situs web. Hal ini juga tidak terkecuali untuk situs web perpustakaan.

2.2 Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan

Situs web perpustakaan berperan dalam menampilkan konten dan layanan yang ada disebuah perpustakaan melalui internet. Sehingga user dapat mengetahui apa saja konten dan layanan yang dapat dimanfaatkan. Hal ini dikemukakan oleh Maloney dan Bracke (2004, 146), “Library websites provide a display platform by which library content and services can be accessed through a common user interface.

Berdasarkan hal yang dikemukakan oleh Maloney dan Bracke tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas dari sebuah situs web perpustakaan adalah menampilkan keseluruhan konten dan layanan dari sebuah perpustakaan. Dalam menampilkan konten dan layanan tersebut melalui internet, dibutuhkan IA dalam mendesainnya sehingga user dapat memanfaatkan konten dan layanan tersebut secara maksimal.

Pada dasarnya, situs web perpustakaan memiliki beberapa konten penting di dalamnya. Salah satunya adalah koleksi. Pada umumnya, user yang mengakses situs web perpustakaan akan diarahkan pada koleksi digital dan layanan yang


(24)

ditawarkan oleh perpustakaan. Situs web perpustakaan tidak hanya memiliki koleksi digital dan layanan, ada juga database, jurnal dan link-link edukasi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh user. Semua hal tersebut tentu saja tidak dapat ditampilkan dalam satu layar halaman sepenuhnya. Maka dari itu, fungsi dari IA dipakai dalam menata tampilan pada situs web perpustakaan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Pada tahun 2008, Jennifer Duncan dan Wendy Holliday melakukan penelitian arsitektur informasi pada situs web Perpustakaan Utah State University. Dalam penelitian tersebut, Duncan melakukan beberapa tahapan pengumpulan informasi bagaimana perilaku user dalam mengakses situs web Perpustakaan Utah State University.

Duncan membuat kelompok program pengambilan informasi berkaitan dengan situs web perpustakaan, yaitu:

1. Collection Access (Akses Koleksi)

Perpustakaan memiliki beberapa macam koleksi dengan lokasi yang berbeda sehingga diperlukan petunjuk dalam mengakses lokasi koleksi yang ada.

2. Information about the Library (Informasi Tentang Perpustakaan)

Seorang user membutuhkan informasi perpustakaan. Misalnya saja informasi mengenai jam buka perpustakaan, berita yang disediakan oleh perpustakaan ataupun letak perpustakaan.

3. Service (Layanan)

Perpustakaan memberikan layanan yang dapat membantu user dalam penelusuran informasi dan mengatasi kendala yang dialami oleh user pada saat penelusuran.

4. Help (Bantuan)

Perpustakaan menyediakan menu help untuk membantu user apabila terjadi kendala pada saat penulusuran, misalnya saja “tanya pustakawan” yang merupakan salah satu contoh bantuan yang dapat diberikan kepada user.


(25)

Dengan menggunakan keempat kelompok pengambilan informasi tersebut, Duncan membuat arsitektur informasi baru yang lebih relevan bagi user Perpustakaan Utah State University.

Penelitian tentang IA situs web perpustakaan juga dilakukan pada tahun 2005 oleh Heather Jeffcoat King dan Catherine M. Jannik. Mereka melakukan penelitian pada situs web Perpustakaan Georgia Tech. Menurut Heather dan Catherine, situs web Perpustakaan Georgia Tech sudah beberapa kali mengalami perubahan. Situs web perpustakaan ini pertama kali di publish pada tahun 1990-an. Pada awalnya tampilan situs web ini terdiri dari informasi tentang perpustakaan dan menyediakan akses ke katalog perpustakaan.

Mengenai IA yang ada pada situs web Perpustakaan Georgia Tech, Heather dan Catherine berpendapat bahwa, “User insight provided the Library with design recommendations that attempted to guide the user through clear navigational choices.” Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa desain dari navigasi perpustakaan yang jelas akan sangat membantu user dalam penelusuran informasi. Dengan begitu, Heather dan Catherine merekomendasikan rancangan IA situs web perpustakaan yang baru yang lebih relevan bagi user.

Pada tampilan situs web perpustakaan yang direkomendasikan oleh Heather dan Catherine, IA dari situs web tersebut terlihat lebih kompleks. Menu navigasi yang dapat digunakan oleh user juga sudah lebih kompleks.

The “Quick Catalog Search” was removed from the home page because all of the users treated it like a Google search, which ultimately led them down the wrong path, resulting in failed searches. The “Quick Links” mainly used by librarians were featured in a drop-down menu, thus cutting down on the clutter and reducing the distraction of our users. (Heather: 2005, 5)

Pendapat Heather dan Catherine tersebut menerangkan bahwa kotak pencarian cepat seperti halnya yang terdapat pada google, bukanlah suatu hal yang efektif untuk digunakan oleh user. Akan lebih baik bila menggunakan link cepat yang aksesnya langsung kepada perpustakaan sehingga lebih efektif untuk digunakan pada penelusuran.


(26)

Tampilan situs web Perpustakaan Georgia Tech saat ini juga sudah mengalami perubahan. Tampilan yang baru menampilkan semua menu yang dapat diakses oleh user. Link yang dapat diakses terbagi dalam 3 katagori, yaitu: research tools, services dan about us. Ketiga menu tersebut memiliki submenu yang lebih kompleks lagi.

Pada tahun 1999, Shelley dkk, melakukan penelitian terhadap Dalhousie University’s Web Site. Alasan Shelley memilih Dalhousie University’s Web Site adalah “Dalhousie University’s Web Site telah menerima penghargaan atas desain dan memiliki sistem navigasi yang mudah untuk digunakan oleh user”, Pada penelitiannya mereka memakai metodelogi pegumpulan data berdasarkan: user performance, user perceptions dan user strategies.

1. user performance: by assessing the number of questions for which answers were found, the time taken to answer the questions and the amount of time spent choosing from options on the second level menu. 2. user perceptions: by assessing responses to a series of Likert-scaled

question and analyzing the results from the open-ended survey questions.

3. user strategies: by analyzing the paths taken to respond to questions and user explanation of their approaches.(Shelley: 1999, 297)

Pada proses pengambilan data tersebut, Shelley melakukan penilaian terhadap user performance dengan cara ditemukan atau tidak ditemukannya informasi yang ditelusur oleh user. Untuk user perceptions, penilaian dilakukan dengan cara efektif atau tidak efektifnya informasi yang ditemukan oleh user. Pada user strategies, Shelley dkk berpendapat bahwa ada 3 stategi yang dilakukan oleh user dalam mendapatkan informasi, yaitu: “(1)matched the concept behind the labels. (2)used a process of elimination and (3)used trial and error.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Shelley merekomendasikan IA yang baru yang lebih efektif untuk Dalhousie University’s Web Site.

Web 2.0 bukan merupakan hal baru bagi pengembang situs web. Shu mengutip pendapat Tim O’Reilly tentang Web 2.0 yang mengemukakan, “Web 2.0 is a set of key principles demonstrating successful features of a new era of intenet companies/applications.


(27)

Pada tahun 2008, Shu Liu melakukan penelitian terhadap situs web perpustakaan akademi. Pada penelitiannya, Shu mengidentifikasi 111 situs web perpustakaan akademi yang memiliki ciri tersendiri pada situs web perpustakaannya.

Shu mengelompokkan komponen penelitiannya berdasarkan 3 kelompok, yaitu:

1. Content Identified by:

Search/find resources by format Resources by subject/subject guides Research assistance/how do I…/helpAbout (library)/library information Library services

Search site, and/or site A-Z Ask a librarian/ask us News/announcements/events Contact us/suggestions Library account(s)

Digital collections/web exhibits

Portal by user types such as students, faculty, staff, alumni, friend and visitors

2. Design Patterns

Appeared on library homepage: Columns by category

Horizontal sections by category

Mixed columns and horizontal sections Four equally divided sections ith sidebar(s) Mouse-over links with sidebar(s)

3. Innovative Features

Menurut O’Reilly, beberapa perubahan yang terjadi dengan adanya web 2.0 adalah adanya revolusi dari Britannica Online menjadi Wikipedia, personal web sites menjadi blogging, publishing menjadi participation, content management system menjadi wikis, directories (taxonomy) menjadi tagging (“folksonomy”—general users’ classifications of internet resources), dan stickiness (static web pages, manual update) menjadi syndication (dynamic web pages, auto update).


(28)

Pada penelitiannya, Shu mengelompokkan beberapa ciri khas yang dimiliki oleh beberapa situs web perpustakaan. Hal tersebut dapat dilihat melalui tabel berikut ini:

Tabel 2.1. Penemuan Fitur Inovatif dari 111 Situs Web Perpustakaan Akademi

Innovative Features Discovered from 111 Academic Library Web Sites

A. Use of “Web 2.0” Tools RSS for new library resources

MIT, U. of Oklahoma, U. of Saskatchewan, U. of Toronto, York U.

Blogs

Brigham Young U., U. of Minnesota, North California State, Temple, Texas A&M, Washington U. in St. Louis Wikis

Colorado State (not linked from homepage), North Carolina State

Podcats

Arizona State (“The Library Channel”), MIT (coming later), Ohio State

Personal Bookmarks/Tagging U. of Pennsylvania, U. of Saskatchewan

B. User Engagement

“Rate this page” U. of Toronto

“The Library Video (created by students,

for students!)” U. of Virginia

“What Students are Saying about

LIBR1100…” Texas Tech

“Question of the Week” Boston College C. Homepage Customization

“Customize this site for…” U. of Connecticut D. Aggregated Resources

“KnowladgeBank” (IR model: DSpaces) Ohio State “The Teaching Library” (for faculty and

librarians to teach information literacy) U. of Tennessee “Info Tree” (subject resources) Ohio U.

“Knowladge Base” (library information) U. of Oklahoma “Library Survival Guide” (instructions)


(29)

Innovative Features Discovered from 111 Academic Library Web Sites

E. Single Sign-on

“Passport York” York U.

F. Recommending Information

“Popular Links” side bar U. of Toronto

“Top 10 Database” U. of Wisconsin-Madison

“Featured Item” Vanderbilt U.

“Resources Spotlight” Brown U.

“Featured Resources” U. at Buffalo (SUNY), U. of California at Davis

G. Multimedia

Library Virtual Tour Texas Tech, U. of Oklahoma Audio Tours, Library Tutorial Videos Arizona State

H. Use of Familiar Format

Library hours in a calendar Texas Tech Sumber: Shu Liu (2008, 9)

Berdasarkan keterangan tersebut, Shu Liu merekomendasikan arsitektur informasi berkaitan dengan situs web perpustakaan akademi. Rekomendasi arsitektur informasi oleh Shu terdiri dari library homepage, library portal page dan “my library space”.

Penelitian yang dilakukan oleh Shu menghasilkan kesimpulan bahwa situs web perpustakaan akademik akan:

a. Switch the focus from presenting information arranged according to library function and resources to providing targeted and customizable tools and services to libaray users.

b. Design a seamless, one-stop information environment that minimizes user’ way-finding effort and nurtures the formation and dissemination of knowledge, ideas and experiences.

c. Respond to users’ changing needs and give users opportunities to express, share and learn.


(30)

2.4 Kerangka Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan

Dalam mendesain sebuah IA, diperlukan kerangka IA yang baik sehingga menghasilkan IA yang baik pula. Menurut Maloney dan Bracke (2004, 147), “Extended information architecture is the first half of the framework, and provides a complete conceptual design of the web site from the users' perspective.” Dalam pendapat tersebut dinyatakan bahwa sebuah situs web haruslah menyediakan desain yang sesuai dengan pandangan user. Sehingga user merasa nyaman dalam menelusur informaasi.

Maloney dan Bracke dalam artikelnya yang berjudul Beyond Information Architecture: A Systems Integration Approch to Web-site Design menyebutkan bahwa kerangka IA pada perpustakaan memiliki 2 komponen yang saling terhubung, yaitu: the coordinating structure (struktur koordinasi) dan service elements (unsur layanan). Kedua komponen tersebut saling berkaitan membentuk hubungan yang selalu berulang. Hal ini ditunjukkan pada gambar berikut:

Sumber: Maloney (2004, 148)


(31)

Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa dalam konsep desain IA, struktur koordinasi menunjukkan elemen layanan dan elemen layanan mendukung struktur koordinasi. Maka dari itu, kedua hal tersebut saling berkaitan.

2.4.1 The Coordinating Structure

Kerangka kerja menunjukkan pendekatan yang paling umum dalam suatu sruktur. Manfaat yang diberikan oleh kerangka kerja adalah memudahkan arsitek informasi dalam membuat sebuah desain IA berdasarkan hasil analisasi kebutuhan user. Hal ini diperlukan untuk memudahkan user dalam melakukan penelusuran dalam mendapatkan sebuah informasi di website.

Menurut Maloney dan Bracke (2004, 147), struktur koordinasi pada kerangka IA memiliki 3 elemen penting, yaitu: (1)organization: mengacu pada pengelompokan logis dari konten dan layanan yang tersedia untuk pengguna. (2)navigational structure: menghubungkan antara konten dan elemen layanan pada situs serta antara kelompok di situs organisasi. (3)labeling: menyediakan rambu-rambu komunikasi pada website yang dapat membantu user.

Ketiga elemen tersebut saling berkaitan karena fungsinya yang saling mendukung. Bila kehilangan salah satu dari elemen tersebut, maka struktur koordinasi tidak dapat berjalan dengan baik pada IA.

2.4.2 Service Element

Salah satu elemen yang paling penting dalam IA pada perpustakaan adalah layanan. Layanan memiliki peran yang besar dalam membantu user melakukan penelusuran pada halaman website.

Pada penelitiannya, Maloney dan Bracke (2004, 148) membagi elemen layanan dalam dua tujuan ganda, yaitu: (1)fungsional and content requirement: mengekspresikan kebutuhan dan harapan user akan sebuah website. (2)content specification and functional specification: menggambarkan konten yang tersedia dalam sistem serta menggambarkan kebutuhan pengguna dalam mendapatkan hasil penelusuran.


(32)

Pada elemen layanan, hal yang ditekankan adalah kebutuhan akan user dalam mendapatkan informasi. Kebutuhan tersebut termasuk pada isi dari informasi serta cara penelusran informasi.

2.5 Komponen Sistem Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan

Situs web perpustakaan pada umumnya hanya menampilkan menu koleksi dan layanan saja. Hal tersebut merupakan IA yang sangat sederhana. Maloney dan Bracke mengatakan bahwa, “Sistem arsitektur perpustakaan tidak terbatas pada sistem yang ada, akan tetapi termasuk juga sarana dan prasarana, sistem induvidu dan akses data serta mekanisme penyimpanan.”

Maloney dan Bracke memberikan gambaran komponen sistem arsitektur seperti yang tertera pada gambar berikut:

Sumber: Maloney (2004, 150)

Gambar 2.2. Komponen Sistem Arsitektur

Pada gambar tersebut, dapat dilihat bahwa komponen sistem arsitektur terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: aplikasi, infrastuktur inti serta informasi


(33)

disesuaikan dengan bagian utama. Dari gambar tersebut juga dapat diketahui bahwa sistem arsitektur memiliki bentuk yang sederhana.

2.6 Model Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data yang telah dilakukan oleh Duncan pada situs web Perpustakaan Utah State University, Duncan memberikan beberapa rekomendasi IA situs web perpustakaan.

Sumber: Duncan (2008, 309)

Gambar 2.3. Model 1-Narrow and Deep

Pada model pertama, Duncan memberikan 4 menu utama yang diikuti oleh sub menu. Menu utama tersebut terdiri dari: finding, about, services dan help. Keempat menu utama tersebut memiliki beberapa sub menu. Pada gambar tersebut juga dapat dilihat bahwa sub menu pada menu utama memiliki beberapa sub menu pendukung.

Sub menu pendukung seperti yang terlihat pada gambar diatas, merupakan hasil pengelompokkan informasi yang terdapat pada situs web Perpustakaan Utah State University. Pengelompokkan informasi tersebut bersifat sederhana akan tetapi memiliki informasi yang lengkap.


(34)

Pada situs web perpustakaan biasanya IA yang ada hanya terbatas pada 2 tingkat saja, yaitu: menu dan sub menu. Sub menu pada situs web perpustakaan kebanyakan, tidak memiliki sub menu pendukung lainnya. Sehingga skema IA pada situs web perpustakaan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4. Skema IA 2 Tingkat

Pada model IA situs web perpustakaan yang direkomendasikan oleh Jennifer dan Wendy, terdapat 3 tingkat IA. Sehingga sub menu yang dapat di akses oleh user lebih kompleks dan user diarahkan langsung pada kebutuhan informasi yang di inginkan. Skema IA pada model IA yang direkomendasikan oleh Jennifer dan Wendy dapat digambarkan sebagai berikut:


(35)

Sumber: Duncan (2008, 310)

Gambar 2.6. Model 2-Wide and Swallow

Bila pada model pertama Duncan memberikan 4 menu utama, pada model IA kedua diberikan 7 menu utama yang terdiri dari: finding, getting, about, services, support, help with research process dan help using the library. Pada model kedua ini, Duncan memberikan kelompok menu yang lebih spesifik dengan menambahkan 3 menu lain sebagai pendukung menu utama.

Perbedaan tersebut tidak hanya pada menu utama yang bertambah. Pada sub menu juga terdapat perbedaan, misalnya: pada model pertama sub menu finding, tidak terdapat pembagian pada menu catalog. Berbeda pada model kedua dimana menu catalog terbagi lagi menjadi dua, yaitu: -ours dan –others.

Pada model kedua ini juga dapat dilihat dengan jelas bahwa menu help merupakan fokus utama. Menu help terbagi menjadi dua bagian, yaitu: help with research process dan help using the library. Dengan adanya dua menu help yang lebih spesifik tersebut, user dapat memilih layanan bantuan yang lebih sesuai dengan kebutuhannya.


(36)

Sumber: Duncan (2008, 310)

Gambar 2.7. Model 3-Task and Audience

Pada model ketiga, Duncan menghilangkan salah satu menu yang terdapat pada model kedua. Pada model IA ketiga terdapat 6 menu utama, yaitu: finding, getting, about, help, support dan services for…

Pada model ketiga IA ini, hal yang berbeda adalah menu help yang pada model kedua terbagi menjadi 2 bagian, kini menjadi satu menu utama. Menu layanan pada model ketiga lebih spesifik dari pada dua model sebelumnya.

Pada model ketiga, menu services for… dirancang lebih spesifik dari pada model pertama dan kedua. pada model pertama dan kedua, sub menu pada menu services tidak terbagi seperti model ketiga. Contohnya yaitu: instruction pada menu pertama dan kedua merupakan sub menu utama dan tidak terbagi lagi, akan tetapi pada menu ketiga dibagi menjadi 2 bagian yaitu –placing items on reserve dan schedule a Library class.


(37)

Duncan juga memberikan 2 model navigasi yang biasa digunakan oleh user dalam melakukan penelusuran. Kedua model navigasi tersebut, yaitu:

Sumber: Duncan (2008, 311)

Gambar 2.8. Model A Menu Navigasi

Pada model A dapat dilihat tampilan yang diberikan terlihat sederhana, akan tetapi tidak memunculkan semua sub menu yang ada dengan jelas. Berbeda dengan Model B yang menjabarkan sub menu yang ada pada menu utama. Dari kedua model tersebut, dapat diketahui ke efektifan penelusuran yang dapat dilakukan oleh user.

Sumber: Duncan (2008, 312)


(38)

Desain IA lain direkomendasikan oleh Shelley berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukannya pada Dalhousie University’s Web Site. Shelley memberikan rekomendasi sebuah desain IA.

Shelley (1999, 302-303) berpendapat bahwa situs web harus memiliki komponen seperti:

1. Multiple Access Point

Kelompok pengguna memiliki kebutuhan yang beragam dan memprediksi dan merancang solusi yang akan melayani individu yang tidak layak. Beberapa jalur dan beberapa cara mengakses jalur tersebut akan memberikan beberapa pilihan dan lebih mungkin untuk memenuhi luasnya keragaman pengguna.

2. Search Engine

Pengguna berharap untuk menemukan kata kunci pencarian, meskipun kata kunci pencarian tidak selalu relevan untuk semua masalah informasi.

3. Site Map

Merefleksikan struktur sebuah website yang dapat membantu pengguna dalam mengatasi kebingunan dalam penelusuran.

4. Alphabetical Index

Memiliki fungsi sebagai pemberi isyarat halamat apabila mesin pencari dan menu katagori gagal dalam penelusuran.

5. Multiple Categorical Menu Structures

Memberikan pendekatan tunggal dalam mengakses informasi dengan tidak membahas keragaman kelompok pengguna potensial dan kebutuhan mereka. Hal ini diperkuat dengan desain informasi.

6. FAQ (Frequently Asked Questions)

Memiliki fungsi sebagai jalur akses informasi. 7. Navigation Aids

Navigasi yang baik merupakan sebuah keharusan dalam sebuah website. Maka dari navigasi yang baik haruslah meliputi:


(39)

a. Kemampuan untuk dapat mencapai top-level dari menu apa saja pada website.

b. Kemampuan untuk dapat mengakses salah satu alat akses dari menu apa saja pada website.

c. Kemampuan untuk menentukan lokasi suatu informasi dengan mudah dalam hierarki.

8. Information Design

Jalaur pengguna mengandung 4 karakteristik, yaitu: skema, katagori, pelabelan dan presentasi.

Dari kedua desain IA tersebut, desain IA yang direkomendasikan oleh Duncan lebih spesifik daripada desain yang direkomendasikan oleh Shelley. Shelly merekomedasikan desain IA hanya terbatas pada menu utama situs web. Berbeda dengan desain IA yang direkomendasikan oleh Duncan yang menggambarkan secara rinci menu utama dan sub menu yang dapat dimanfaatkan oleh user.

Pada dasarnya, terdapat bermacam-macam model struktur arsitektur informasi. Struktur tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan dari informasi situs web yang bersangkutan. Ada beberapa model struktur arsitektur informasi, seperti:


(40)

Sumber: Standford University Library

Gambar 2.11. Arsitektur Informasi Standford University Library

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Shu pada tahun 2008, Shu merekomendasikan arsitektur informasi situs web perpustakaan akademik sebagai berikut:

Sumber: Shu (2008, 11)


(41)

Sumber: Shu (2008, 12)

Gambar 2.13. Portal Page for Undergraduated Students

Sumber: Shu (2008, 13)


(42)

2.8 Responsif Situs Web Perpustakaan

Perkembangan teknologi sampai saat ini memunculkan inovasi-inovasi baru mengenai alat yang dapat mengakses internet. Apabila sebelumnya alat untuk mengakses internet adalah komputer dan laptop, saat ini telah muncul smartphone yang juga banyak digunakan untuk mengakses internet.

Marcote (2011, 9) mengemukakan bahwa terdapat 3 unsur terkait dengan responsif situs web, yaitu:

1. A flexible, grid-based layout 2. Flexible image and media

3. Media query, a modul from the CSS3 specifications

Desain responsif situs web memanglah suatu keharusan pada saat ini. Dengan adanya desain situs web yang responsif, maka penelusuran yang dilakukan pada tablets dan smartphone dimungkinkan dengan tampilan yang sama seperti pada komputer dan laptop.

Kesiapan dengan adanya situs web yang responsif dikemukakan oleh Reidsma (2014), yaitu:

Not to mention that mobile-only sites serve a very particular problem that is common now: a proliferation of small screens. But these mobile sites do nothing for devices that will be released in the future with screens or interfaces that aren’t small touchscreens.

Responsif situs web saat ini menjadi perhatian karena banyaknya masyarakat yang menggunakan smartphone dalam menelusur informasi. Dengan adanya perubahan perilaku dalam menemukan informasi, situs web perpustakaan haruslah mengimbangi diri dengan melakukan pengembangan situs web yang responsif sehingga user lebih mudah dalam mengakses informasi.


(43)

Desain situs web perpustakaan yang responsif akan menampilkan ukuran file pada layar komputer dan smartphone sebesar 100%. Perubahannya adalah resonansi dari ukuran filenya saja. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Sumber: Anbu (2014, 3)

Gambar 2.15. Tampilan situs web pada desktop dan smartphone

Dari gambar tersebut dapat dilihat perbedaan tampilan pada layar komputer dan smartphone. Dengan desain arsitektur yang sama, tampilan pada layar yang berbeda terlihat sama. Hal itulah yang menunjukkan adanya responsif pada situs web.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metodelogi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2010, 29) “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya yang berlaku untuk umum.”

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah analisis isi (content analysis). Content analysis merupakan suatu model yang dipakai untuk meneliti dokumentasi data yang berupa teks, gambar, symbol dan sebagainya.

Krippendorff (1993, 15) mengatakan bahwa analisis isi bukan sekedar menjadikan isi pesan sebagai objeknya, melainkan lebih dari itu terkait dengan konsepsi-konsepsi yang lebih baru tentang gejala-gejala simbolik dalam dunia komunikasi.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti menggunakan pendekatan dan metodelogi diatas menjadi acuan peneliti dalam mengumpulkan data, mengolah, membuktikan, dan menemukan pemecahan masalah dari penelitian ini.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dengan alamat url:http://library.usu.ac.id/.

3.3 Unit Analisis

Penelitian ini menggunakan unit analisis. Menurut Arikunto (2002, 121), “Unit analisis dalam suatu penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian.” Berdasarkan pengertian tersebut, maka peneliti mengambil keputusan bahwa unit analisis pada penelititan ini adalah situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.


(45)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Untuk mengumpulkan data tersebut peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu suatu cara memperoleh data dengan mengamati objek penelitian yaitu arsitektur informasi pada situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

2. Studi Kepustakaan, yaitu mengumpulkan data melalui berbagai bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data dapat diperoleh dari buku, jurnal, artikel lepas atau dari internet.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara melalui observasi.

2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh melalui buku, jurnal, artikel lepas, laporan penelitian, internet ataupun dari dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari beberapa hal yang berhubungan dengan penelitian. Menurut Sugiyono (2010, 312) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian”.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tabel analisis data sebagai instrumen penelitian. Tabel analisis data dibutuhkan untuk mengetahui content apa saja yang ada pada situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara saat ini dan content apa saja yang perlu ditambahkan pada situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.


(46)

Tabel 3.1. Analisis DataStruktur Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Komponen IA

(Duncan & Holliday, 2008) Komponen IA pada Situs Lama

Komponen IA pada Situs

Baru Ket.

Indikator IA Komponen Indikator IA

Collection Access (Absolute Requirements)

Access to online catalog

Access to electronic resources, including indexing and abstracting database, full-text database, specialized reference sources and electronic books

List of all e-journals Reserves

Special Collection Access to Digital Library

Access to government document program, including general description of collection and how to find and locate government documents

Collection Access (Recommended Requirements)

Ready references, including free web resources, such as style manuals and online dictionaries

New database Trial database

Website for other libraries, including a link to Utah’s Catalog

Description of Art Book Collection, including art books, CDs and music, and Best Collection

Specific link to government publication sources including government meta site and portals, direct links to federal website and


(47)

Komponen IA

(Duncan & Holliday, 2008) Komponen IA pada Situs Lama

Komponen IA pada Situs

Baru Ket.

Indikator IA Komponen Indikator IA

Information about The Library (Absolute Requirements)

Library and department hours (for all libraries and departments with public services hours)

Mailing address, general phone number and general e-mail for entire library

Circulation information, including how to check out a book, patron privileges by category and policies

Directory of personal with contact

information, listed by name and department, include staff expertise

Maps, directions and parking tips for visitors

List of subject selectors Calendar for library activities Development

Information about The Library (Recommended Requirements)

Map of building and stacks guide Serials cut information

Mission statement and why we are important and relevant on campus Policies and guidelines for acceptance of gifts

Gifts

Friends of the library

Information on the building project Collection Development Policy

Policies and procedures, including policies on food, computer use, appropriate use of


(48)

e-Komponen IA

(Duncan & Holliday, 2008) Komponen IA pada Situs Lama

Komponen IA pada Situs

Baru Ket.

Indikator IA Komponen Indikator IA

Information about The Library (Recommended Requirements)

Current issues, such as copyright, USA PATRIOT Act, and scholarly

communication

Employment information, general and for students

Service Access (Absolute Requirements)

Order interlibrary loan materials Contact someone for help Renew books online E-mail reference service

Order distance education materials Provide feedback: suggestions box Book purchase request

Link to WebCT

Troubleshooting information about database problems

Service Access (Recommended Requirements)

Interlibrary loan from entry instructions Interlibrary loan--how to order materials E-mail, phone contacts for interlibrary loan office regarding questions

Interlibrary loan application of materials arrival--how notification comes and how long materials can be kept

Instruction program overview (what we offer and contacts)

Help Using The Library (Absolute Requirements)

How to access database from home; use proxy services

Contacting subject specialists for research help


(49)

Komponen IA

(Duncan & Holliday, 2008) Komponen IA pada Situs Lama

Komponen IA pada Situs

Baru Ket.

Indikator IA Komponen Indikator IA

Help Using The Library (Absolute Requirements)

Distance learners—policies, procedures and instructions for all library services and resources available to them

Help Using The Library (Recommended Requirements)

Finding books

Finding government documents Finding information on a subject

Does the Utah’s library own something (any format)? How to find out

LC call number (how to locate and use) How to locate a copy of an article, in print or electronic format

Library location explanations and what goes where--stacks guide

Online tutorials

How to do Boolean search How to cite sources

How to evaluate search results How to pick a topic

How to read SubDOC numbers

Information on resources for distance ed. teachers


(50)

3.7 Analisis Data

Semua data yang berasal dari tabel analisis data diolah sehingga menghasilkan deskripsi jawaban yang akan dipersentasekan. Analisis data dilakukan dengan prosedur kegiatan sebagai berikut:

1. Melakukan observasi dan pengumpulan data terhadap arsitektur informasi situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

2. Melakukan analisis data terhadap komponen indikator arsitektur informasi situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara saat ini. 3. Melakukan analisis data terhadap komponen indikator arsitektur

informasi situs web baru sesuai dengan perkembangan arsitektur informasi situs web perpustakaan saat ini yang dapat ditambahkan ke situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara saat ini.

4. Menggambarkan struktur arsitektur informasi yang sesuai dengan hasil analisis data situs web perpustakaan.

5. Menggambarkan desain layout dari struktur arsitektur informasi yang sesuai dengan hasil analisis data situs web perpustakaan.


(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dari Tahun 1997-2015

Pada tahun 1997, Universitas Sumatera Utara (USU) mempublikasikan situs web universitas. Pada situs web universitas tersebut, salah satu situs web yang dihubungkan adalah situs web Perpustakaan USU. Situs web Perpustakaan USU pada saat itu memiliki tampilan yang sangat berbeda dengan tampilan situs web Perpustakaan USU sekarang ini.

Pada tampilan situs web Perpustakaan USU yang pertama, arsitektur informasi yang ada masih sangat sederhana. Kerangka arsitektur informasi pada situs web tersebut terdiri dari 4 katagori utama, yaitu: What’s new at the USU library?, USU library services, About the USU Library, dan Assistance and Training.

Sumber: http://web.archive.org/web/*/http://usu.ac.id

Gambar 4.1. Situs Web Perpustakaan USU, 1997

Situs web Perpustakaan USU terus dikembangkan sampai saat ini. Pada perkembangannya, situs web tersebut mengalami banyak perubahan baik itu mengenai tampilan interface situs web maupun arsitektur informasinya. Pada setiap perkembangan situs web Perpustakaan USU, arsitektur informasi yang ditampilkan semakin kompleks. Fitur-fitur baru ditambahkan sesuai dengan kebutuhan arsitektur informasi situs web itu sendiri.


(52)

Perkembangan situs web Perpustakaan USU sejak tahun 1997 sampai sekarang dapat dilihat melalui gambar dibawah ini.

Sumber: http://web.archive.org/web/*/http://usu.ac.id

Gambar 4.2. Situs Web Perpustakaan USU, 1999

Pada tampilan pertama dan kedua situs web Perpustakaan USU, dapat dilihat perubahan yang ada. Pada situs web kedua, dapat dilihat bahwa tampilan interface situs web Perpustakaan USU berbeda dengan web pertama.

Pada tahun 2002, tampilan situs web Perpustakaan USU sudah lebih kompleks. Arsitektur informasi pada web terbagi menjadi: online serices, electronic services, support services dan web stuff serta diikuti dengan sub menu pendukung.

Sumber: http://web.archive.org/web/*/http://usu.ac.id


(53)

Pada tahun 2003, situs web Perpustakaan USU kembali mengalami perubahan. Menu utama pada situs web terbagi menjadi: home, informasi umum, lembaga dan servis. Pada situs web juga terdapat menu tambahan, yaitu: Informasi Akademis yang juga memiliki beberapa sub menu tambahan, seperti sistem administrasi akademis, kalender akademis dan 4 sub menu lainnya.

Sumber: http://web.archive.org/web/*/http://usu.ac.id

Gambar 4.4. Situs Web Perpustakaan USU, 2003

Perubahan tampilan dan arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU juga dilakukan pada tahun 2007. Struktur arsitektur informasi terbagi menjadi: home, catalog, e-journal, USU repository, subject links dan amcor.

Beberapa struktur arsitektur informasi lain yang ditambahkan adalah about, e-resources, help, services, feedback dan subject link. Menu tersebut juga didukung beberapa sub menu tambahan.

Pada situs web juga terdapat berita yang berkaitan dengan aktifitas akademik dan non akademik yang terjadi di USU. berita yang berkaitan dengan aktifitas di USU pertama kali dipublikasikan pada rancangan tahun 2002, dan sampai saat ini tetap di update pada situs web Perpustakaan USU.

Dari tahun 2003 sampai tahun 2006, situs web Perpustakaan USU tidak mengalami perubahan. Perubahan situs web Perpustakaan USU kembali dilakukan pada tahun 2007.


(54)

Tampilan situs web Perpustakaan USU pada tahun 2007 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Sumber: http://web.archive.org/web/*/http://usu.ac.id

Gambar 4.5. Situs Web Perpustakaan USU, 2007

Pada tahun 2008, situs web Perpustakaan USU juga mengalami perubahan interface. Tampilan situs web perpustakaan ini digunakan selama 3 tahun sampai dengan tahun 2011. Tampilan pada situs web Perpustakaan USU dari tahun 2008-2011 adalah sebagai berikut:

Sumber: http://web.archive.org/web/*/http://usu.ac.id

Gambar 4.6. Situs Web Perpustakaan USU, 2008-2011

Pada tahun 2012, 2013 dan 2014 tampilan situs web Perpustakaan USU terus diperbaharui. Perubahan-perubahan tersebut terus diikuti dengan bertambahnya arsitektur informasi situs web perpustakaan.


(55)

Sumber: http://web.archive.org/web/*/http://usu.ac.id

Gambar 4.7. Situs Web Perpustakaan USU, 2012

Tampilan situs web Perpustakaan USU dari tahun 2013 sampai saat ini tidak mengalami perubahan yang signifikan. Perubahan pada situs web ini hanya pada berita yang terus menerus di update sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara.

Sumber: http://web.archive.org/web/*/http://usu.ac.id

Gambar 4.8. Situs Web Perpustakaan USU, 2013 – saat ini

Tampilan situs web Perpustakaan USU di atas, sampai saat ini (April 2015) masih digunakan sebagai tampilan awal (menu home) pada situs web Perpustakaan USU.


(56)

4.2 Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Pada site map yang terdapat pada situs web Perpustakaan USU, dapat dilihat arsitektur informasi yang ada. Komponen arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU terdiri dari:

WEBSITE SITEMAP Main Menu

Home Help

FAQ Panduan Membership

Berkas Unduhan E-mail

Web Links

USU e-learning USU OCW USU Press Other Libraries Other Resources

Menu utama pada situs web Perpustakaan USU yang terletak dibagian atas situs web terdiri dari 3 menu, yaitu: Home, About Us dan Web Links. Pada bagian sebelah kiri situs web terdapat rangkaian menu lain yang menjadi bagian dari arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU. Menu tersebut, yaitu:

About

 Brief History  Vision & Mission  Branch Libraries  Library Hours  Floor Maps


(57)

 Photo Gallery  Archives  Event Calendar  Contact Us  Site Map  Awards Membership

 Berkas Unduhan  E-mail

HELP

 FAQ

 Panduan Web Links

 USU e-learning  USU OCW  USU Press  Other Libraries  Other Resources

Pada bagian sebelah kanan situs web Perpustakaan USU, terdapat menu yang menghubungkan user kepada koleksi perpustakaan. Menu tersebut terdiri dari:

 The Library Catalog

 Scientific e-Journal

 USU Institutional Repository

Semua menu yang ada pada situs web Perpustakaan USU merupakan komponen arsitektur informasi yang mewakili semua informasi yang dilayankan oleh Perpustakaan USU kepada user. Melalui menu tersebut, user yang melakukan penelusuran pada situs web Perpustakaan USU mendapatkan informasi yang berkaitan dengan koleksi maupun layanan yang terdapat pada


(58)

Tampilan arsitektur informasi pada situs web Perpustakaan USU dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: http://library.usu.ac.id/news.html

Gambar 4.9. Tampilan Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan USU

Berdasarkan tampilan tersebut, dapat dilihat bahwa arsitektur informasi pada situs web Perpustakaan USU memiliki bentuk yang sangat sederhana, menu utama pada situs web Perpustakaan USU hanya didukung oleh beberapa sub menu dalam menyampaikan informasi berkaitan dengan koleksi dan layanan perpustakaannya.


(59)

4.3 Struktur Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan pada situs web Perpustakaan USU, peneliti menggambarkan struktur arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU sebagai berikut:


(60)

Berdasarkan gambar 4.10, dapat dilihat bahwa struktur arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU merupakan struktur yang sederhana. Komponen dari struktur tersebut masih dapat dikembangkan menjadi bentuk yang lebih kompleks. Dalam hal ini, peneliti dengan menggunakan penelitian sebelumnya mengembangkan komponen arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU. 4.4 Metode Analisis Data Struktur Arsitektur Informasi Situs Web

Perpustakaan

Metode atau cara dalam menganalisis data struktur arsitektur informasi situs web perpustakaan adalah sebagai berikut:

Langkah 1. Menentukan Komponen Indikator Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan

Komponen indikator arsitektur informasi yang digunakan sebagai indikator dalam menentukan arsitektur informasi situs web perpustakaan adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Jennifer Duncan dan Wendy Holliday pada tahun 2008 terhadap situs web perpustakaan Utah State University.

Penentuan komponen indikator arsitektur informasi situs web perpustakaan tersebut dibagi menjadi 4 indikator utama, yaitu: collection access, information about the library, service access dan help using the library serta beberapa komponen indikator yang termasuk ke dalam golongan indikator utama. Indikator arsitektur situs web perpustakaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Komponen Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Komponen IA

(Duncan & Holliday, 2008)

Indikator IA Komponen Indikator IA

Collection Access (Absolute Requirements)

Access to online catalog

Access to electronic resources, including indexing and abstracting database, full-text database, specialized reference sources and electronic books

List of all e-journals Reserves

Special Collection Access to Digital Library

Access to government document program, including general description of collection and how to find and locate government documents


(1)

Halaman yang dapat digunakan sebagai footer navigation terdiri dari: 1. Koleksi Unik

2. Informasi Umum 3. Bantuan Informasi d. Menu navigasi tambahan

Menu navigasi tambahan merupakan menu navigasi yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan menu navigasi global. Menu navigasi tambahan berfungsi sebagai portal web yang memiliki informasi lebih lanjut tentang suatu situs web. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan link cepat sebagai menu navigasi tambahan.

Link cepat ini memiliki informasi tentang hal-hal umum yang biasanya paling sering ditelusuri oleh user pada saat penelusuran informasi di situs web perpustakaan. Misalnya saja, daftar e-jurnal, artikel dan database perpustakaan, daftar buku-buku baru, informasi tentang dokumen pemerintah, informasi mengenai kuliah jarak jauh maupun informasi tentang layanan antar perpustakaan. Keempat menu navigasi tersebut memiliki peranan masing-masing dalam situs web perpustakaan. Peranan pada menu navigasi tersebut dapat memberikan informasi lebih lanjut pada user dalam mengakses situs web perpustakaan sehingga memudahkan user dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.

Dengan menggunakan hasil analisis komponen arsitektur informasi tersebut, peneliti membangun struktur arsitektur informasi situs web perpustakaan yang baru. Desain rekomendasi struktur arsitektur informasi situs web perpustakaan dapat dilihat pada gambar berikut ini:


(2)

Gambar 4.11. Desain Rekomendasi Struktur Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan


(3)

Berdasarakan desain struktur arsitektur informasi situs web perpustakaan di atas, peneliti menggambarkan desain homepage situs web perpustakaan. Desain homepage situs web perpustakaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.12. Desain Homepage Situs Web Perpustakaan

Pada desain homepage di atas, peneliti bertujuan membuat tampilan awal pada situs web perpustakaan sebagai jalur bagi user dalam menemukan semua informasi yang dilayankan oleh perpustakaan. Pada tampilan tersebut dapat dilihat bahwa tampilan awal situs web memberikan kebebasan kepada user dalam memilih alat bantu pencarian yang ada seperti research guide dan quick links.

Tampilan homepage situs web tersebut tidak hanya memberikan kebebasan kepada user dalam memilih alat bantu pencarian, tetapi juga memberikan informasi kepada user tentang koleksi yang ada di perpustakaan. Sehingga homepage tersebut memiliki fungsi sebagai jalur utama dalam penelusuran informasi dan juga sebagai alat bantu antara perpustakaan dan user dalam menyampaikan informasi terkait koleksi perpustakaan.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap arsitektur informasi situs web perpustakaan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Arsitektur informasi memiliki peran yang sangat penting dalam desain ulang suatu situs web perpustakaan.

2. Arsitektur informasi berperan penting dalam mengorganisasikan informasi yang ada diperpustakaan sehingga memudahkan user dalam penelusuran informasi di situs web perpustakaan.

3. Situs web Perpustakaan USU masih merupakan situs web perpustakaan yang memiliki arsitektur informasi yang sederhana sehingga arsitektur informasi pada situs web tersebut masih dapat dikembangkan menjadi arsitektur informasi yang lebih signifikan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, peneliti mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian, yaitu:

1. Pada saat ini situs web Perpustakaan USU menggunakan campuran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Akan lebih baik situs web Perpustakaan USU memakai Bahasa Indonesia secara keseluruhan, karena saat ini situs web sudah dapat diterjemahkan sesuai dengan bahasa yang diinginkan.

2. Diharapkan kepada pengembang situs web perpustakaan untuk lebih fokus kepada arsitektur informasi situs web perpustakaan sehingga elemen-elemen pada situs web perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh user.

3. Diharapkan dalam desain ulang situs web perpustakaan, arsitektur informasi dirangkai sesuai dengan fungsinya sehingga menu yang berperan menerangkan content dari koleksi dan layanan perpustakaan berperan secara maksimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anbu, John Paul K. 2014. Responsive Web Design: Single Design for Multiple Devices-Case with UNISWA Library Website.

<http://www.ubuntunet.net/sites/default/files/uc2014/janbu.pdf> (accessed February 19, 2015)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Brown, Don. 2010. Eight Principle of Information Architecture. Bulletin of the America Society for Information Science and Technology. Vol. 36, No. 6

(Augustus/September 2010): 30-34 <https://www.asis.org/Bulletin/Aug-10/AugSep10_Brown.pdf> (accessed

January 25, 2015)

Dillon, Andrew; Don Trunbull. 2005. Information Architecture. <https://www.ischool.utexas.edu/~adillon/BookChapters/ECLIS-IA.pdf.> (accessed January 25, 2015)

Duke University Library. 2013. Information Architecture Plans for the Library Website.

<http://blogs.library.duke.edu/blog/2013/03/20/information-architecture-plans-for-the-library-website/> (accessed April 14, 2015)

Duncan, Jennifer; Wendy Holliday. 2008. The Role Information Architecture in Designing A Third Generation Library Website. <http://crl.acrl.org/content/69/4/301.full.pdf+html> (accessed January 22, 2015)

Gullikson, Shelley dkk. 1999. The Impact Of Information Architecture On Academic Web Site Usability. The Electronic Library. Vol. 17, No. 5

(October 1999): 293-304

<https://www.unc.edu/~acrystal/110-117/gullikson.pdf> (accessed January 22, 2015)

Heather Jeffcoat King; Catherine M. Jannik. 2005. Redesigning for Usability: Information Architecture and Usability Testing for Georgia Tech Library’s Website.

<www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/10650750510612425> (accessed January 22, 2015)

Krippendoff, Klaus. 1993. Analisis Isi Pengantar dan Teori Metodelogi. Jakarta: Rajawali Press


(6)

Maloney, Krisellen; Paul J. Brake. 2004. Beyond Information Architecture: A System Integration Approach to Web Site Design. <http://202.154.59.182/ejournal/files/Beyond%20information%20architect ure%20%20A%20systems%20integration%20approach%20to%20website %20design.pdf> (accessed January 23, 2015)

Marcotte, Nathan. 2011. Responsive Web Design. New York: A Book Apart <http://www.petronet.ir/documents/10180/2323248/Responsive_Web_Des ign> (accessed February 21, 2015)

Morville, Peter; Louis Rosenfeld. 2006. Information Architecture for The World Wide Web: Third Edition. USA: O’Reilly Media. <http://yunus.hacettepe.edu.tr/~tonta/courses/fall2010/bby607/IAWWW.p df> (accessed January 25, 2015)

Reidsma, Matthew. 2014. Responsive Web Design for Libraries: A LITA Guide. <http://www.alastore.ala.org/pdf/reidsma_sample.pdf> (accessed February 19, 2015)

Shu Liu. 2008. Engaging Users: The Future of Academic Library Websites. College and Research Libraries. (January 2008): 6-27

<http://digitool.library.colostate.edu///exlibris/dtl/d3_1/apache_media/L2V 4bGlicmlzL2R0bC9kM18xL2FwYWNoZV9tZWRpYS80MzA0.pdf> (accessed February 19, 2015)

Spencer, Donna. 2010. A practical Guide to Information Architecture.

<http://www.codeen.com.mx/portal/comisiones/archivos/1/IA_sample. pdf> (accessed February 21, 2015)

Stanford University Library. 2011. Library Website Redesign.

<https://lib.stanford.edu/library-website-redesign/sitemap> (accessed April 14, 2015)

Sugiono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Wei Ding; Xia Lin. 2010. Information Architecture: The Design and Integration of Information Spaces. USA: Morgan & Claypool Publisher