Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Kerangka Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan

11 Pada prinsip kedelapan yaitu the principle of growth, menerapkan bahwa konten yang dimiliki saat ini hanyalah sebagian kecil dari konten yang akan ditunjukkan setelahnya. Konsep pertumbuhan konten seperti ini akan menunjukkan bahwa situs web akan terus berkembang dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh user. Sehingga user akan terus menggunakan situs web tersebut sebagai tempat penelusuran informasi. Kelemahan desain arsitektur saat ini ada pada tempat penyimpanannya yang terbatas. Banyaknya informasi mempengaruhi ruang penyimpanan informasi itu sendiri. Dengan keterbatasan akan ruang penyimpanan informasi, sebuah situs web diharuskan untuk memberikan informasi yang up to date, sehingga informasi yang ada merupakan informasi terkini. Dari kedelapan prinsip yang dikemukakan oleh Brown, dapat dilihat bahwa IA memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah situs web. Hal ini juga tidak terkecuali untuk situs web perpustakaan.

2.2 Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan

Situs web perpustakaan berperan dalam menampilkan konten dan layanan yang ada disebuah perpustakaan melalui internet. Sehingga user dapat mengetahui apa saja konten dan layanan yang dapat dimanfaatkan. Hal ini dikemukakan oleh Maloney dan Bracke 2004, 146, “Library websites provide a display platform by which library content and services can be accessed through a common user interface. ” Berdasarkan hal yang dikemukakan oleh Maloney dan Bracke tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas dari sebuah situs web perpustakaan adalah menampilkan keseluruhan konten dan layanan dari sebuah perpustakaan. Dalam menampilkan konten dan layanan tersebut melalui internet, dibutuhkan IA dalam mendesainnya sehingga user dapat memanfaatkan konten dan layanan tersebut secara maksimal. Pada dasarnya, situs web perpustakaan memiliki beberapa konten penting di dalamnya. Salah satunya adalah koleksi. Pada umumnya, user yang mengakses situs web perpustakaan akan diarahkan pada koleksi digital dan layanan yang Universitas Sumatera Utara 12 ditawarkan oleh perpustakaan. Situs web perpustakaan tidak hanya memiliki koleksi digital dan layanan, ada juga database, jurnal dan link-link edukasi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh user. Semua hal tersebut tentu saja tidak dapat ditampilkan dalam satu layar halaman sepenuhnya. Maka dari itu, fungsi dari IA dipakai dalam menata tampilan pada situs web perpustakaan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Pada tahun 2008, Jennifer Duncan dan Wendy Holliday melakukan penelitian arsitektur informasi pada situs web Perpustakaan Utah State University. Dalam penelitian tersebut, Duncan melakukan beberapa tahapan pengumpulan informasi bagaimana perilaku user dalam mengakses situs web Perpustakaan Utah State University. Duncan membuat kelompok program pengambilan informasi berkaitan dengan situs web perpustakaan, yaitu: 1. Collection Access Akses Koleksi Perpustakaan memiliki beberapa macam koleksi dengan lokasi yang berbeda sehingga diperlukan petunjuk dalam mengakses lokasi koleksi yang ada. 2. Information about the Library Informasi Tentang Perpustakaan Seorang user membutuhkan informasi perpustakaan. Misalnya saja informasi mengenai jam buka perpustakaan, berita yang disediakan oleh perpustakaan ataupun letak perpustakaan. 3. Service Layanan Perpustakaan memberikan layanan yang dapat membantu user dalam penelusuran informasi dan mengatasi kendala yang dialami oleh user pada saat penelusuran. 4. Help Bantuan Perpustakaan menyediakan menu help untuk membantu user apabila terjadi kendala pada saat pe nulusuran, misalnya saja “tanya pustakawan” yang merupakan salah satu contoh bantuan yang dapat diberikan kepada user. Universitas Sumatera Utara 13 Dengan menggunakan keempat kelompok pengambilan informasi tersebut, Duncan membuat arsitektur informasi baru yang lebih relevan bagi user Perpustakaan Utah State University. Penelitian tentang IA situs web perpustakaan juga dilakukan pada tahun 2005 oleh Heather Jeffcoat King dan Catherine M. Jannik. Mereka melakukan penelitian pada situs web Perpustakaan Georgia Tech. Menurut Heather dan Catherine, situs web Perpustakaan Georgia Tech sudah beberapa kali mengalami perubahan. Situs web perpustakaan ini pertama kali di publish pada tahun 1990- an. Pada awalnya tampilan situs web ini terdiri dari informasi tentang perpustakaan dan menyediakan akses ke katalog perpustakaan. Mengenai IA yang ada pada situs web Perpustakaan Georgia Tech, Heather dan Catherine berpendapat bahwa, “User insight provided the Library with design recommendations that attempted to guide the user through clear navigational choices. ” Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa desain dari navigasi perpustakaan yang jelas akan sangat membantu user dalam penelusuran informasi. Dengan begitu, Heather dan Catherine merekomendasikan rancangan IA situs web perpustakaan yang baru yang lebih relevan bagi user. Pada tampilan situs web perpustakaan yang direkomendasikan oleh Heather dan Catherine, IA dari situs web tersebut terlihat lebih kompleks. Menu navigasi yang dapat digunakan oleh user juga sudah lebih kompleks. The “Quick Catalog Search” was removed from the home page because all of the users treated it like a Google search, which ultimately led them down the wrong path, resulting in failed searches. The “Quick Links” mainly used by librarians were featured in a drop-down menu, thus cutting down on the clutter and reducing the distraction of our users. Heather: 2005, 5 Pendapat Heather dan Catherine tersebut menerangkan bahwa kotak pencarian cepat seperti halnya yang terdapat pada google, bukanlah suatu hal yang efektif untuk digunakan oleh user. Akan lebih baik bila menggunakan link cepat yang aksesnya langsung kepada perpustakaan sehingga lebih efektif untuk digunakan pada penelusuran. Universitas Sumatera Utara 14 Tampilan situs web Perpustakaan Georgia Tech saat ini juga sudah mengalami perubahan. Tampilan yang baru menampilkan semua menu yang dapat diakses oleh user. Link yang dapat diakses terbagi dalam 3 katagori, yaitu: research tools, services dan about us. Ketiga menu tersebut memiliki submenu yang lebih kompleks lagi. Pada tahun 1999, Shelley dkk, melakukan penelitian terhadap Dalhousie University’s Web Site. Alasan Shelley memilih Dalhousie University’s Web Site adalah “Dalhousie University’s Web Site telah menerima penghargaan atas desain dan memiliki sistem navigasi yang mudah untuk digunakan oleh user ”, Pada penelitiannya mereka memakai metodelogi pegumpulan data berdasarkan: user performance, user perceptions dan user strategies. 1. user performance: by assessing the number of questions for which answers were found, the time taken to answer the questions and the amount of time spent choosing from options on the second level menu. 2. user perceptions: by assessing responses to a series of Likert-scaled question and analyzing the results from the open-ended survey questions. 3. user strategies: by analyzing the paths taken to respond to questions and user explanation of their approaches.Shelley: 1999, 297 Pada proses pengambilan data tersebut, Shelley melakukan penilaian terhadap user performance dengan cara ditemukan atau tidak ditemukannya informasi yang ditelusur oleh user. Untuk user perceptions, penilaian dilakukan dengan cara efektif atau tidak efektifnya informasi yang ditemukan oleh user. Pada user strategies, Shelley dkk berpendapat bahwa ada 3 stategi yang dilakukan oleh user dalam mendapatkan informasi, yaitu: “1matched the concept behind the labels. 2used a process of elimination and 3used trial and error. ” Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Shelley merekomendasikan IA yang baru yang lebih efektif untuk Dalhousie University’s Web Site. Web 2.0 bukan merupakan hal baru bagi pengembang situs web. Shu mengutip pendapat Tim O’Reilly tentang Web 2.0 yang mengemukakan, “Web 2.0 is a set of key principles demonstrating successful features of a new era of intenet companiesapplications. ” Universitas Sumatera Utara 15 Pada tahun 2008, Shu Liu melakukan penelitian terhadap situs web perpustakaan akademi. Pada penelitiannya, Shu mengidentifikasi 111 situs web perpustakaan akademi yang memiliki ciri tersendiri pada situs web perpustakaannya. Shu mengelompokkan komponen penelitiannya berdasarkan 3 kelompok, yaitu: 1. Content Identified by:  Searchfind resources by format  Resources by subjectsubject guides  Research assistancehow do I…help  About librarylibrary information  Library services  Search site, andor site A-Z  Ask a librarianask us  Newsannouncementsevents  Contact ussuggestions  Library accounts  Digital collectionsweb exhibits  Portal by user types such as students, faculty, staff, alumni, friend and visitors 2. Design Patterns Appeared on library homepage:  Columns by category  Horizontal sections by category  Mixed columns and horizontal sections  Four equally divided sections ith sidebars  Mouse-over links with sidebars 3. Innovative Features Menurut O’Reilly, beberapa perubahan yang terjadi dengan adanya web 2.0 adalah adanya revolusi dari Britannica Online menjadi Wikipedia, personal web sites menjadi blogging, publishing menjadi participation, content management system menjadi wikis, directories taxonomy menjadi tagging “folksonomy”—general users’ classifications of internet resources, dan stickiness static web pages, manual update menjadi syndication dynamic web pages, auto update. Universitas Sumatera Utara 16 Pada penelitiannya, Shu mengelompokkan beberapa ciri khas yang dimiliki oleh beberapa situs web perpustakaan. Hal tersebut dapat dilihat melalui tabel berikut ini: Tabel 2.1. Penemuan Fitur Inovatif dari 111 Situs Web Perpustakaan Akademi Innovative Features Discovered from 111 Academic Library Web Sites A. U se of “Web 2.0” Tools RSS for new library resources MIT, U. of Oklahoma, U. of Saskatchewan, U. of Toronto, York U. Blogs Brigham Young U., U. of Minnesota, North California State, Temple, Texas AM, Washington U. in St. Louis Wikis Colorado State not linked from homepage, North Carolina State Podcats Arizona State “The Library Channel”, MIT coming later, Ohio State Personal BookmarksTagging U. of Pennsylvania, U. of Saskatchewan

B. User Engagement

“Rate this page” U. of Toronto “The Library Video created by students, for students” U. of Virginia “What Students are Saying about LIBR1100…” Texas Tech “Question of the Week” Boston College

C. Homepage Customization

“Customize this site for…” U. of Connecticut

D. Aggregated Resources

“Knowladge Bank” IR model: DSpaces Ohio State “The Teaching Library” for faculty and librarians to teach information literacy U. of Tennessee “Info Tree” subject resources Ohio U. “Knowladge Base” library information U. of Oklahoma “Library Survival Guide” instructions York U. Universitas Sumatera Utara 17 Innovative Features Discovered from 111 Academic Library Web Sites E. Single Sign-on “Passport York” York U.

F. Recommending Information

“Popular Links” side bar U. of Toronto “Top 10 Database” U. of Wisconsin-Madison “Featured Item” Vanderbilt U. “Resources Spotlight” Brown U. “Featured Resources” U. at Buffalo SUNY, U. of California at Davis

G. Multimedia

Library Virtual Tour Texas Tech, U. of Oklahoma Audio Tours, Library Tutorial Videos Arizona State

H. Use of Familiar Format

Library hours in a calendar Texas Tech Sumber: Shu Liu 2008, 9 Berdasarkan keterangan tersebut, Shu Liu merekomendasikan arsitektur informasi berkaitan dengan situs web perpustakaan akademi. Rekomendasi arsitektur informasi oleh Shu terdiri dari library homepage, library portal page dan “my library space”. Penelitian yang dilakukan oleh Shu menghasilkan kesimpulan bahwa situs web perpustakaan akademik akan: a. Switch the focus from presenting information arranged according to library function and resources to providing targeted and customizable tools and services to libaray users. b. Design a seamless, one-stop information environment that minimizes user’ way-finding effort and nurtures the formation and dissemination of knowledge, ideas and experiences. c. Respond to users’ changing needs and give users opportunities to express, share and learn. Universitas Sumatera Utara 18

2.4 Kerangka Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan

Dalam mendesain sebuah IA, diperlukan kerangka IA yang baik sehingga menghasilkan IA yang baik pula. Menurut Maloney dan Bracke 2004, 147, “Extended information architecture is the first half of the framework, and provides a complete conceptual design of the web site from the users perspective. ” Dalam pendapat tersebut dinyatakan bahwa sebuah situs web haruslah menyediakan desain yang sesuai dengan pandangan user. Sehingga user merasa nyaman dalam menelusur informaasi. Maloney dan Bracke dalam artikelnya yang berjudul Beyond Information Architecture: A Systems Integration Approch to Web-site Design menyebutkan bahwa kerangka IA pada perpustakaan memiliki 2 komponen yang saling terhubung, yaitu: the coordinating structure struktur koordinasi dan service elements unsur layanan. Kedua komponen tersebut saling berkaitan membentuk hubungan yang selalu berulang. Hal ini ditunjukkan pada gambar berikut: Sumber: Maloney 2004, 148 Gambar 2.1. Kerangka IA untuk mengembangkan desain konsep situs web Universitas Sumatera Utara 19 Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa dalam konsep desain IA, struktur koordinasi menunjukkan elemen layanan dan elemen layanan mendukung struktur koordinasi. Maka dari itu, kedua hal tersebut saling berkaitan.

2.4.1 The Coordinating Structure

Kerangka kerja menunjukkan pendekatan yang paling umum dalam suatu sruktur. Manfaat yang diberikan oleh kerangka kerja adalah memudahkan arsitek informasi dalam membuat sebuah desain IA berdasarkan hasil analisasi kebutuhan user. Hal ini diperlukan untuk memudahkan user dalam melakukan penelusuran dalam mendapatkan sebuah informasi di website. Menurut Maloney dan Bracke 2004, 147, struktur koordinasi pada kerangka IA memiliki 3 elemen penting, yaitu: 1organization: mengacu pada pengelompokan logis dari konten dan layanan yang tersedia untuk pengguna. 2navigational structure: menghubungkan antara konten dan elemen layanan pada situs serta antara kelompok di situs organisasi. 3labeling: menyediakan rambu-rambu komunikasi pada website yang dapat membantu user. Ketiga elemen tersebut saling berkaitan karena fungsinya yang saling mendukung. Bila kehilangan salah satu dari elemen tersebut, maka struktur koordinasi tidak dapat berjalan dengan baik pada IA.

2.4.2 Service Element

Salah satu elemen yang paling penting dalam IA pada perpustakaan adalah layanan. Layanan memiliki peran yang besar dalam membantu user melakukan penelusuran pada halaman website. Pada penelitiannya, Maloney dan Bracke 2004, 148 membagi elemen layanan dalam dua tujuan ganda, yaitu: 1fungsional and content requirement: mengekspresikan kebutuhan dan harapan user akan sebuah website. 2content specification and functional specification: menggambarkan konten yang tersedia dalam sistem serta menggambarkan kebutuhan pengguna dalam mendapatkan hasil penelusuran. Universitas Sumatera Utara 20 Pada elemen layanan, hal yang ditekankan adalah kebutuhan akan user dalam mendapatkan informasi. Kebutuhan tersebut termasuk pada isi dari informasi serta cara penelusran informasi.

2.5 Komponen Sistem Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan