Pengertian Filsafat Hukum Pengertian-pengertian .1 Pengertian Hukum

ini belum boleh disebut filsafat. Dikatan filsafat apabila telah ada upaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan keheranan dan menyelami rahasinya. Keheranan pada permulaan filsafat berbentuk rasa ingin tahu yang diikuti dengan pertnyaan. Rasa ingin tahu yang diikuti dengan pertanyaan. Rasa ingin tahu inilah yang nantinya akan menuntun manusia untuk sampai kepada pengetahuan. Filsafat adalah refleksi tentang landasan dari kenyataan. Filsafat adalah kegiatan berpikir secara sistematikal yang hanya dapat merasa puas menerima hasil-hasil yang timbul dari kegiatan berfikir itu sendiri. Ia tidak hanya mempertanyakan “mengapa” dn “bagaimana”nya suatu gejala-gejala, melainkan juga landasan-landasan dari gejala-gejala itu yang lebih dalam, ciri-ciri khas dan hakikat mereka. Kegiatan kefilsafatan ialah merenung. Tetapi merenung bukanlah melamun, juga bukanlah melamun, juga bukan berpikir secara kebetulan yang bersifat untung-untungan. Perenungan kefilsafatan ialah percobaan untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasioanal, yang memadai untuk memahami dunia tempat kita hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri. Menerut Muhammad Erwi, S.H., .Hum. perenungan kefilsafatan tidak hanya untuk menyusun sistem pengetahuan yang rasional saja, karena objek dari filsafat adalah kehidupan manusia di alam semsesta termasuk yang tidak rasional. Filsafat itu bisa datang sebelum dan sesudah ilmu. Filsafat menelusuri tentang segala sesuatu yang lalu, sekarang, dan yang akan datang. Oleh karena itu, filsafat memiliki orientasi untuk memepelajari alur cipta dari ciptaan Allah, Tuhan semesta alam.

2.1.3 Pengertian Filsafat Hukum

Filsafat hukum, ia tidak hanya ditijukan untuk memaparkan, menginterprestasi, menjelaskan hukum yang berlaku, melainkan lebih untuk memahami hukum dalam keumumannya. Filsafat hukum ingin mendalami “hakikat” dari hukum, dan itu berarti bahwa ia ingin memahami hukum sebagai penampilan atau manifestasi dari suatu asas yang melandasinya. Uraian tentang definisi filsafat hukum dikemukakan oleh Rudolf Stammler yang menyatakan bahwa definisi filsafat hukum adalah ilmu dan ajaran tentang hukum yang adil. Sementara itu, J.J. Von Schid menyatakan filsafat hukum merupakan suatu perenungan metodis mengenai hakekat dari hukum Metodische bebezinning over het wezen van he recht. Sedangkan D.H.M. Meuwissen berpendapat bahwa filsafat hukum adalah pemikiran sistematis tentang masalah- masalah fundamental dan perbatasan yang berhubungan dengan fenomena hukum, danatau hakekat kenyataan hukum sebagai realisasi dari cita hukum het systematisch nadenken over alle fundamentele kwesties en grensproblemen het verschijnsel recht samenhangen; over de werkelijkheid van het recht als de realisatie van de rechtsidee. Beberapa pengertian filsafat hukum menurut para ahlu : a. Soetikno Filsafat hukum adalah mencari hakikat dari hukum, dia inginmengetahui apa yang ada dibelakang hukum, mencari apa yang tersembunyi di dalam hukum, dia menyelidiki kaidah-kaidah hukum sebagai pertimbangan nilai, dia memberi penjelasan mengenai nilai, postulat dasar-dasar sampai pada dasar- dasarnya, ia berusaha untuk mencapai akar-akar dari hukum. b. Satjipto Raharjo Filsafat hukum mempelajari pertanyaan-pertanyaan dasar dari hukum. Pertanyaan tentang hakikat hukum, tentang dasar bagi kekuatan mengikat dari hukum, merupakan contoh-contoh pertanyaan yang bersifat mendasar itu. Atas dasar yang demikian itu, filsafat hukum bisa menggarap bahan hukum, tetapi masing-masing mengambil sudut pemahaman yang berbeda sama sekali. Ilmu hukum positif hanya berurusan dengan suatu tata hukum tertentu dan mempertanyakan konsistensi logis asa, peraturan, bidang serta system hukumnya sendiri. c. Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto Filsafat hukum adalah perenungan dan perumusan nilai-nilai, kecuali itu filsafat hukum juga mencakup penyerasian nilai-nilai, misalnya penyelesaian antara ketertiban dengan ketenteraman, antara kebendaan dan keakhlakan, dan antara kelanggengan atau konservatisme dengan pembaruan. d. Lili Rasjidi Filsafat hukum berusaha membuat “dunia etis yang menjadi latar belakang yang tidak dapat diraba oleh panca indera” sehingga filsafat hukum menjadi ilmu normative, seperti halnya dengan ilmu politik hukum. Filsafat hukum berusaha mencari suatu cita hukum yang dapat menjadi “dasar hukum” dan “etis” bagi berlakunya system hukum positif suatu masyarakat seperti grundnorm yang telah digambarkan oleh sarjana hukum bangsa Jerman yang menganut aliran-aliran seperti Neo kantianisme.

2.1.4 Pengertian Interpretasi