Penelitian Terdahulu KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS

1.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan skripsi ini adalah Uang Pengganti Sebagai Pidana Tambahan Dalam Perkara Korupsi oleh Michael Barama, Februari 2012, Universitas Sam Ratulangi, Manado. Beberapa kutipan dituliskan dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa salah satu cara mengembalikan korupsi negara yang hilang tersebut adalah dengan memberi pidana tambahan berupa pembayaran uang pengganti. Upaya ini memberikan hasil yaitu berupa pemasukan ke kas negara dari hasil pembayaran uang pengganti. Dari beberapa terpidana yang telah dititipkan, jumlah pembayaran uang penggantinya. Uang pengganti sebagai pidana tambahan dalam perkara korupsi harus dipahami sebagai bagian dari upaya pemidanaan terhadap mereka yang melanggar hukum yang dilanggar adalah tindak lanjut korupsi. Sedangkan dalam skripsi ini, pengembalian kerugian negara dari tindak pidana korupsi melalui uang pengganti merupakan salah satu upaya penting dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. Pengembalian tersebut tidaklah mudah karena tindak pidana korupsi merupakan extra ordinary crimes yang pelakukanya berasal dari kalangan intelektual dan mempunyai kedudukan penting. Dengan adanya pidana tambahan tersebut, apakah suatu tindak pidana korupsi dapat mengalami suatu perubahan atau sebaliknya. 12 Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini juga berbeda dengan skripsi karya Michael Barama. Pada skripsi ini menitikberatkan pada pengaruh yang timbul dengan adanya eksekusi pidana tambahan yang dilaksanakan oleh jaksa bagi pelaku tindak pidana korupsi dan bagaimana prsoses perampasan harta benda bagi pelaku tindak pidana korupsi. Pada penelitian Michael permasalahan yang dibahas mengenai kedudukan uang pengganti sebagai pidana tambahan dalam perkara pidana korupsi dan proses pelaksanaan hukuman uang pengganti dlam perkara pidana korupsi. Penulis ingin mengetahui bagaimana keberadaan pidana tambahan pada tindak pidana korupsi dengan berdasarkan pada UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001 Tentang Tindak Pidana Korupsi. Dengan pemberlakuan peraturan tersebut apakah intensitas untuk melakukan tindak pidana korupsi semakin bertambah atau semakin berkurang. Timbulnya permasalahan-permasalahan yang ada dalam pelaksanaan pidana tambahan pada tindak pidana korupsi, penulis ingin meneliti bagaimana agar proses pelaksanaan tersebut tidak mengalami kendala. Beberapa diantaranya yaitu mengenai permasalahan yang tampak adalah mengenai penagihan pembayaran pidana tambahan pada tersangka tindak pidana korupsi. Biasanya dalam kasus-kasus seperti ini, hasil penyidikan menyatakan bahwa terpidana belum dapat mengembalikan kerugian negara dikarenakan sebagian harta hasil korupsi telah digunakan sebagian. Hal ini sangat menyulitkan penyidik untuk menuntaskan kasus tersebut. Dalam hal ini penulis akan melihat dan mempelajari beberapa fenomena yang ada dilapangan yang berlokasi di Kejaksaan Negeri Semarang karena penulis ingin mengetahui data-data yang ada melalui eksekutor pelaksana pidana korupsi jaksa. Didapatkannya data-data yang dibutuhkan oleh penulis, dan menuangkannya dalam skripsi ini.

1.7 Pengertian Eksistensi