Pengertian Korupsi: Tindak Pidana Dalam Perspektif Teori Perundang-undangan Di Indonesia

Kesalahan merupakan satu-satunya syarat untuk adanya pidana Hanya pelanggaran –pelanggaran hukum yang dapat dipersalahkan kepada si pelaku saja yang memenuhi syarat untuk adanya pidana Pidana harus disesuaikan dengan kesalahan si pelanggar Pidana harus berdasar tujuannya sebagai alat pencegahan kejahatan prevensi special dan general Pidana melihat ke belakang Pidana melihat ke depan Sumber : Herry Subondo, Ali Mashyar, 2008 ; 3

1.9 Tindak Pidana Dalam Perspektif Teori Perundang-undangan Di Indonesia

Pengertian Tipikor disebutkan dalam Pasal 3 UU No 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bahwa “Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara”.

2.4.1 Pengertian Korupsi:

A. Menurut Subekti dan Tjitrosoedibio dalam Kamus Hukum Tahun 1969, yang dimaksud curruptie adalah korupsi ; perbuatan curang; tindak pidana yang merugikan keuangan negara. Evi Hartanti, 2012 : 9 B. Baharuddin Lopa mengutip pendapat dari David M. Chalmers, menguraikan arti istilah korupsi dalam berbagai bidang, yakni yang menyangkut masalah penyuapan, yang berhubungan dengan manipulasi di bidang ekonomi, dan yang menyangkut bidang kepentingan umum. Evi Hartanti, 2012 : 9 C. Menurut Robert Klitgaard,korupsi adalah suatu yang membuang-buang waktu, dan lebih baik membahas cara-cara untuk memberantas korupsi itu sendiri. Dalam pemahamannya, korupsi itu ada manakala seseorang secara tidak halal meletakkan kepentingan pribadi diatas kepentingan rakyat, serta cita-cita yang menurut sumpah akan dilayaninya. Elwi Danil, 2012 : 5 D. Syed Hussein Alatas, mengatakan bahwa terjadinya korupsi adalah apabila seorang pegawai negeri menerima pemberian yang disodorkan oleh seseorang dengan maksud mempengaruhinya agar memberikan perhatian istimewa pada kepentingan si pemberi. Elwi Danil, 2012 : 5 E. Menurut Fockema Andreae, mnegartikan korupsi dengan kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah. Hamzah, 2007 : 4 F. Poerwadarminta menyimpulkan bahwa korupsi ialah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya. Hamzah, 2007 : 4 G. Pengertian Korupsi dari segi kaidah hukum yang bersifat normatif, berdasarkan ketentuan Undang-Undang No 31 Tahun 1999 Pasal 2 Ayat 1 : Setiap orang yang secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain, atau suatu korporasi, yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara. Pasal 3 : Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

2.4.2 Pengertian Tindak Pidana Korupsi