Pelaksanaan Program Pembelajaran Sister School 1. Program Pertukaran Pelajar

52

B. Pelaksanaan Program Pembelajaran Sister School 1. Program Pertukaran Pelajar

a. Perencanaan Proses Pembelajaran Persiapan atau perencanaan merupakan faktor yang sangat mendukung dan memegang peranan yang sangat penting untuk dapat melaksanakan suatu pembelajaran yang baik dan untuk dapat menciptakan suasana yang kondusif yang dalam kegiatan belajar mengajar dapat mendorong peserta didik untuk lebih mudah menguasai sejumlah kompetensi yang termuat dalam kurikulum. Berkenaan dengan hal tersebut, maka guru SMP Negeri 1 Purbalingga dituntut untuk dapat mempersiapkan sebaik mungkin segala sesuatu yang sekiranya perlu dalam proses belajar mengajar. Adapun hasil dari pengamatan pelaksanaan sister school SMP Negeri 1 Purbalingga dengan Bukit Panjang Goverment High School pada program pertukaran pelajar di SMP Negeri 1 Purbalingga. Dalam program tersebut siswa dari SMP Negeri 1 Purbalingga dan siswa dari Bukit Panjang Goverment High School berkolaborasi dalam kegiatan belajar mengajar. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru membuat lesson plan serta hal-hal yang terkait dengan pembelajaran. Pembuatan perangkat pembelajaran dilakukan sebagai langkah awal guru agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 53 b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Berdasarkan hasil pengamatan kelas yang peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Purbalingga pada saat pelaksanaan sister school dengan Bukit Panjang Goverment High School dalam program pertukaran pelajar di SMP Negeri 1 Purbalingga, dapat diuraikan bahwa suasana kelas saat proses pembelajaran berjalan dengan baik. Kegiatan kolaborasi pembelajaran tersebut adalah pembelajaran Bahasa Inggris materi menulis. Dalam kegiatan tersebut siswa SMP Negeri 1 Purbalingga berkolaborasi dengan siswa dari Bukit Panjang Goverment High School. Kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan guru yaitu memberikan motivasi kepada siswa dengan cara menggali pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diberikan. Seperti yang peneliti amati pada saat guru memberikan materi menulis pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Guru sedikit memberikan gambaran kepada siswa mengenai materi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat, dan pertanyaan yang diberikan guru hampit semua dapat dijawab oleh siswa. Dalam kegiatan tersebut guru menggunakan model pembelajaran kontekstual dan bervariasi. Memasuki kegiatan inti pembelajaran, guru memberikan penjelasan tentang tata cara pembelajaran. Dalam kegiatan tersebut guru sedikit menjelaskan materi yang akan dipelajar, guru hanya memberikan inti dari materi pelajaran, setelah itu siswa dituntut untuk aktif dalam 54 pembelajaran. Siswa diinstruksikan untuk mempelajari materi sendiri dalam waktu yang telah ditetapkan. Gambar 3. Guru menjelaskan tata cara pembelajaran Sumber: Dokumen pribadi Afria, tanggal 10 Juni 2011. Setelah selesai, guru kemudian menyuruh siswa untuk mengaplikasikan materi yang dipelajari dengan membuat tulisan. Adapun tulisan yang dimaksud adalah membuat cerita tentang pengalaman diri siswa. Dalam membuat cerita tersebut siswa diharuskan memperhatikan kaidah-kaidah penulisan, seperti tanda baca dan alur, seperti yang diinstruksikan oleh guru didepan kelas. Pada saat semua siswa mengerjakan, guru sedikit memberikan masukan dan arahan kepada siswa. Guru sesekali mendekati siswa. Hal ini dilakukan agar siswa yang belum jelas dapat bertanya kepada guru. 55 Disamping itu dengan guru mendekati siswa dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar keduanya akan lebih hidup dan kondisi kelas akan lebih kondusif. Setiap siswa yang satu dengan siswa yang lain memiliki tingkat pemahaman yang berbeda, oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar arahan dari guru sangat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Gambar 4. Guru mendekati siswa untuk memberikan arahan dan masukan Sumber : Dokumen pribadi, Afria, tanggal 10 Juni 2011. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, kegiatan dilanjutkan dengan presentasi hasil pekerjaan siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin mempresentasikan lebih dulu hasil pekerjaannya. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk 56 mempresentasikan hasil pekerjaannya sampai semua siswa mendapat giliran. Bagi siswa yang belum mendapat giliran, mereka diinstruksikan untuk mengomentari hasil pekerjaan siswa yang sedang mempresentasikan hasil pekerjaannya. Dalam mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa melakukannya dengan teman sebangku. Hal ini dimaksudkan guru untuk membandingkan sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Gambar 5. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya Sumber: Dokumen pribadi, Afria, tanggal 10 Juni 2011. Hasil dari aktivatas siswa digunakan oleh guru untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan dan perkembangan belajar siswa. Diakhir kegiatan, guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan dari 57 materi yang telah dipelajari. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru Bahasa Inggris dalam program pertukaran pelajar menggunakan metode kontekstual dan bervariasi. Hal ini bertujuan agar siswa menjadi aktif, kreatif, dan kritis. Tidak hanya pada saat pelaksanaan program itu saja, dalam pembelajaran rutin guru menggunakan metode tersebut dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Menurut Wasis Andri Wibowo guru Bahasa Inggris, pembelajaran dengan metode bervariasi tersebut dilakukan oleh guru untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Guru tidak menjelaskan materi sampai selesai, tetapi guru hanya sedikit menjelaskan materi dan siswa yang lebih banyak mempelajari materi sendiri. Oleh karena itu siswa harus aktif. Metode ini merupakan salah satu metode yang efektif dalam pembelajaran. Tidak hanya itu, guru juga memberikan metode lain seperti metode kontekstual. Meskipun dalam pembelajaran siswa lebih banyak mempelajari sendiri materi yang diberikan oleh guru, namun guru tetap berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga tujuan dari kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien. Adapun tujuan siswa mempelajari sendiri materi pelajaran yaitu agar siswa lebih kreatif dan berpikir kritis. Dalam pemberian materi pelajaran, guru mengambil sumber bahan dari buku paket. Apabila materi yang ada dalam buku paket kurang, guru menambahkannya dengan memberikan catatan tambahan untuk siswa. Pemberian catatan untuk siswa dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat mempelajari kembali materi yang diberikan oleh guru, sehingga 58 pemahaman siswa terhadap materi dapat berkembang. Adapun sumber materi yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, guru menggunakan sumber bahan materi tambahan yang digunakan oleh sekolah internasional luar negeri. Hal ini dikarenakan pelaksanaan sister school menyangkut mata pelajaran yang berskala internasional seperti sains, bahasa inggris dan TIK. Gambar 6. Sumber materi bahasa Inggris Sumber : Dokumen pribadi, Afria, tanggal 10 Juni 2011. Adapun pemberian tugas oleh guru kepada siswa sudah mulai bervariasi yaitu mulai dari mengerjakan tugas individu, tugas kelompok, sampai membuat makalah dengan tema tertentu yang sumbernya diambil dari media massa. Pemberian tugas tersebut bertujuan untuk 59 meningkatkan kreatifitas siswa sehingga nantinya dapat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa pada saat pelaksanaan program pertukaran siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris materi menulis siswa terlihat antusias, hal ini dapat dilihat dari sikap siswa yang fokus saat guru memberikan arahan mengenai materi. Setelah guru memberikan arahan, mereka terlihat semangat dalam mempelajari materi tersebut. Siswa sangat aktif dengan bertanya kepada guru mengenai kesulitan yang ditemui. c. Penilaian Proses Pembelajaran Penilaian merupakan unsur terpenting untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan pembelajaran sekaligus sebagai umpan balik proses pembelajaran selanjutnya. Hasil penilaian tersebut digunakan guru sebagai alat evaluasi untuk mengetahui dimana dan dalam hal apa siswa perlu memperoleh bimbingan untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Dalam penilaian dapat dilaksanakan melalui teknis tes dan non tes. Adapun penilaian dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris pada program pertukaran siswa di SMP Negeri 1 Purbalingga, guru melakukannya secara terintegrasi baik selama pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar tersebut guru menggunakan teknik non tes untuk mengevaluasi siswa. Guru lebih 60 menekankan penilaian keaktifan siswa serta perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Wasis Andri Wibowo Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Purbalingga, beliau mengungkapkan bahwa” dalam pemberian nilai kepada siswa dalam program pertukaran siswa, bagi siswa yang aktif maka akan diberi nilai plus, dan sebaliknya apabila siswa dalam pembelajaran terlihat pa sif maka guru memberikan nilai min untuk siswa”. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa sesungguhnya guru memberikan nilai kepada siswa secara apa adanya, tergantung aktif tidaknya siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Dalam penilaian proses pembelajaran, guru lebih menekankan pada segi afektif yaitu memberi catatan mengenai aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa dalam bertanya dan keberanian siswa mengemukakan pendapatnya. Pelaksanaan kolaborasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada program pertukaran siswa antara SMP Negeri 1 Purbalingga dengan Bukit Panjang Goverment High School mata pelajaran Bahasa Inggris materi menulis, penilaian untuk mengetahui keberhasilan program tersebut yaitu dilakukan dengan menggunakan lembar aktivitas siswa yang terdiri dari 10 aspek penilaian. Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas siswa mencapai skor 69,4 ya ng termasuk pada kategori baik 51 ≤ skor ≥ 75 . Hal itu dapat dilihat pada aspek 1 Kedisiplinan siswa masuk kelas tepat waktu dan 61 tidak sering ijin keluar mendapat skor 4 yang artinya sangat baik, pada saat guru masuk kelas seluruh siswa sudah berada di dalam kelas dan pada saat pembelajaran berlangsung tidak terdapat siswa yang ijin keluar, 2 Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran mendapat skor 4 yang artinya sangat baik, pada saat pembelajaran dimulai siswa dalam keadaan siap dan fokus dengan adanya buku serta alat tulis di meja masing- masing, 3 Siswa aktif bertanya saat pelajaran mendapat skor 4 artinya sangat baik, pada saat guru memberikan materi maupun tugas hampir semua siswa bertanya mengenai materi, 4 Siswa aktif mengomentari pendapat siswa saat pembelajaran mendapat skor 3 yang artinya baik, pada saat siswa mempresentasikan tugas dari guru separuh lebih dari siswa mengomentari pendapat siswa, 5 Menjawab pertanyaan saat proses belajar mengajar mendapat skor 3 yang artinya baik, pada saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa separuh lebih dari siswa dapat menjawab dengan baik dan benar, 6 Memahami materi yang diberikan guru saat proses belajar mengajar mendapat skor 3 yang artinya baik, siswa dapat memahami materi yang diberikan guru, 7 Kemampuan siswa menulis cerita mengenai pengalaman sendiri mendapat skor 3 yang artinya baik, pada saat siswa mengerjakan tugas membuat cerita, semua siswa dapat membuat dengan baik walaupun ada yang tidak jelas, 8 Kolaborasi dengan teman maupun guru saat proses belajar mengajar mendapat skor 3 yang artinya baik, pada saat pelajaran kerjasama antar 62 siswa sangat terlihat dengan memberikan masukan kepada siswa lain dan saling bertukar pikiran, 9 Melamun atau mengantuk mendapat skor 3 yang artinya baik, pada saat pembelajaran hampir semua siswa memperhatikan penjelasan guru walaupun ada yang melamun dan mengantuk, 10 Mengerjakan evaluasi mendapat skor 3 yang artinya baik, siswa mengerjakan tugas dari guru dengan baik dan tidak ada yang tidak mengerjakan. Dengan melihat hasil aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tersebut dapat diuraikan bahwa program pertukaran siswa berjalan dengan baik dan siswa mendapat banyak manfaat dari pelaksanaan program tersebut diantaranya mendapat banyak teman, mendapat pengetahuan, menambah pengalaman belajar, dan mengenal kebudayaan baru.

2. Program Pertukaran Guru

a. Perencanaan Proses Pembelajaran Persiapan atau perencanaan merupakan faktor yang sangat mendukung dan memegang peranan yang sangat penting untuk dapat melaksanakan suatu pembelajaran yang baik dan untuk dapat menciptakan suasana yang kondusif yang dalam kegiatan belajar mengajar dapat mendorong peserta didik untuk lebih mudah menguasai sejumlah kompetensi yang termuat dalam kurikulum. Berkenaan dengan hal tersebut, maka guru SMP Negeri 1 Purbalingga dituntut untuk dapat 63 mempersiapkan sebaik mungkin segala sesuatu yang sekiranya perlu dalam proses belajar mengajar. Adapun hasil dari pengamatan pelaksanaan sister school SMP Negeri 1 Purbalingga dengan Bukit Panjang Goverment High School pada program pertukaran guru di SMP Negeri 1 Purbalingga sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru membuat lesson plan. Pembuatan perangkat pembelajaran dilakukan sebagai langkah awal guru agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Berdasarkan hasil pengamatan kelas yang peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Purbalingga pada saat pelaksanaan sister school dengan Bukit Panjang Goverment High School dalam program pertukaran guru di SMP Negeri 1 Purbalingga, dapat diuraikan bahwa suasana kelas saat proses pembelajaran berjalan dengan baik. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut mengenai ICT dengan topik bahasan pembuatan blog. Pelaksanaan pembelajaran ICT dilakukan di ruangan khusus yaitu ruang multimedia. Kegiatan belajar mengajar diikuti oleh siswa-siswi dari kedua sekolah dan dan guru pengajar dari Bukit Panjang Goverment High School. Kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan guru dari Bukit Panjang Goverment High School sama seperti apa yang dilakukan oleh guru di SMP Negeri 1 Purbalingga yaitu memberikan motivasi kepada 64 siswa dengan cara menggali pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diberikan. Seperti yang peneliti amati pada saat guru memberikan materi mengenai pembuatan bolg. Guru sedikit memberikan gambaran kepada siswa mengenai materi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat. Memasuki kegiatan inti pembelajaran, pembelajaran ICT yang diikuti oleh siswa-siswi dari SMP Negeri 1 Purbalingga dan siswa-siswi dari Bukit Panjang Goverment High School, masing-masing siswa disediakan satu komputer. Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan guru tidak mengalami kesulitan dalam mengawasi siswa, serta siswa dapat memahami materi yang diberikan oleh guru dengan baik. Gambar 7. Masing-masing siswa disediakann satu unit komputer Sumber: Dokumen pribadi, Afria, tanggal 10 Juni 2011. 65 Setelah masing-masing siswa menempati tempat duduk yang telah disediakan komputer, kemudian guru menyuruh siswa untuk mempelajari materi yang ada di komputer. Materi tersebut sudah dikemas oleh guru dan siswa hanya mempelajari materi yang ada. Gambar 8. Siswa mempelajari materi yang ada di komputer Sumber : Dokumen pribadi,Afria, tanggal 10 Juni 2011. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin mengemukakan temuan yang ada dalam materi untuk mempresentasikannya. Setiap siswa memperoleh giliran untuk mengemukakan pendapatnya. Diakhir kegiatan, guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Untuk mengetahui perkembangan siswa, guru memberikan tugas untuk 66 mengevaluasi hasil belajar siswa. Tugas yang diberikan berupa membuat materi di blog secara berkelompok dan kemudian diposting ke blog guru. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru Bukit Panjang Goverment High School menggunakan metode inovatif dan bervariasi. Hal ini agar dalam pembelajaran dapat menciptakan suasana yang aktif dan kreatif serta membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien. Menurut Wasis Andri Wibowo, S.Pd. guru Bahasa Inggris, metode pembelajaran inovatif dan partisipatif serta serba ICT tersebut dilakukan oleh guru Bukit Panjang Goverment High School mengingat begitu pentingnya keberhasilan sebuah proses pembelajaran yang tidak hanya terfokus pada metode ceramah dan guru sentris, tetapi pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila menggunakan metode inovatif dan menekankan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Dalam penyampaian materi guru hanya memberikan rambu-rambu belajar dan konsep-konsep dari materi, selebihnya siswa dituntut untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Siswa banyak dilibatkan secara langsung dalam proses belajar mengajar misalnya guru meminta siswa mengemukakan pendapat dari materi yang dipelajari. Hal tersebut tentunya memberikan efek yang positif terhadap siswa, karena siswa secara langsung dapat membangun pengetahuan sendiri, membangun daya kritis dan kreatifitas siswa. Dalam pemberian materi pelajaran, guru mengambil sumber dari modul yang dibuat oleh guru sendiri dan tambahan dari sumber-sumber 67 lain seperti buku paket, LKS, serta sumber yang berasal dari media masa. Adapun pemberian tugas oleh guru kepada siswa bervariasi dan semuanya serba ICT. Penggunaan ICT dalam pembelajaran dimaksudkan agar siswa lebih berpikir kritis, aktif dan kreatif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa pada saat pembelajaran ICT dalam program pertukaran guru di SMP Negeri 1 Purbalingga dengan Bukit Panjang Goverment High School siswa sebagai peserta terlihat sangat antusias, hal ini terlihat dari sikap siswa yang fokus saat guru memberikan arahan tata cara dalam pembelajaran ini. Setelah masing-masing siswa menempati tempat duduk yang disediakan komputer, mereka terlihat aktif dan semangat dalam mempelajari materi yang diarahkan oleh guru. c. Penilaian Proses Pembelajaran Penilaian merupakan unsur penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan pembelajaran sekaligus sebagai umpan balik proses pembelajaran selanjutnya. Hasil penilaian tersebut digunakan guru sebagai alat evaluasi untuk mengetahui dimana dan dalam hal apa siswa perlu memperoleh bimbingan untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Adapun penilaian pembelajaran ICT dalam program pertukaran guru antara SMP Negeri 1 Purbalingga dengan Bukit Panjang Goverment High School di SMP Negeri 1 Purbalingga, guru 68 melakukannya secara terintegrasi dengan baik selama proses pembelajaran maupun setelah proses pembelajaran. Dalam pembelajaran ICT guru melakukan penilaian dengan memberikan tugas kepada siswa. adapun tugas tersebut yaitu membuat blog. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Nurhadi Santosa Kaprodi SBI, guru Matematika, beliau mengemukakan bahwa”Dalam pemberian nilai kepada siswa, guru memberikan nilai tergantung aktivitas siswa dalam pembelajaran. Guru memberikan nilai plus bagi mereka yang aktif dalam proses pembelajaran.”selain itu penilaian dalam bentuk tugas merupakan cara yang efektif untuk mengetahui tingkat perkembangan siswa. Dalam pembelajaran di SMP Negeri 1 Purbalingga batas minimal yang harus diperoleh siswa ditentukan dari sekolah. Bagi siswa yang nilainya dibawah batas minimal harus mengikuti remidial. Dalam penilaian proses pembelajaran pada materi ICT guru tidak hanya menekankan pada segi aktivitas siswa dalam pembelajaran, tetapi juga pemberian tugas. Dalam pelaksanaan pembelajaran ICT di SMP Negeri 1 Purbalingga ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari pembelajaran ICT ini diantaranya adalah menjadikan siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa diharuskan dapat mencari sumber dan bahan materi dari internet. Guru hanya memberikan instruksi saja. Selain meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa, pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk dapat berkolaborasi dengan teman, saling membantu dan bekerja sama dalam 69 mencari materi maupun tugas yang diberikan oleh guru. Selain kelebihan, pembelajaran ini juga memiliki kekurangan. Bagi siswa yang pasif akan ketinggalan karena semua materi mengharuskan siswa untuk aktif mencari, tidak bergantung pada guru. Adapun penilaian untuk mengetahui keberhasilan dari pelaksanaan pertukaran guru yaitu dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dari mulai membuka pelajaran sampai dengan menutup pembelajaran. Dari hasil penelitian, aktivitas guru termasuk dalam kategori baik 51 ≤ skor ≥ 75 . Dengan perolehan nilai sebanyak 60,6. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam melakukan apersepsi pada aspek 1 mendapatkan skor 3 artinya baik, 2 memberikan motivasi kepada siswa dan menanyakan pengetahuan siswa terkait materi blog mendapat skor 3 artinya baik. Pada kegiatan inti pembelajaran terdiri dari 1 penguasaan materi oleh guru mendapatkan skor 3 artinya baik, 2 Metode pembelajaran inovatif yang digunakan oleh guru mendapatkan skor 4 artinya sangat baik, 3 Kolaborasi dengan siswa dalam pembelajaran mendapatkan skor 3 artinya baik, 4 Memberikan arahan dan bimbingan mengenai hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa mengenai materi pelajaran mendapatkan skor 3 artinya baik, 5 Menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa mendapatkan skor 3 artinya baik, 6 70 Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan siswa mendapatkan skor 3 artinya baik. Pada aspek penutup terdiri dari aspek 1 Kemampuan menutup dan mengadakan refleksi tentang proses pembelajaran mendapatkan skor 3 yang artinya baik, 2 Kemampuan memberikan evaluasi mendapatkan skor 3 artinya baik. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa program sister school dalam program pertukaran guru merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan sistem pembelajaran di sekolah khususnya sekolah yang berkategori RSBI. Dengan adanya program tersebut, guru dapat menambah perbendaharaan mengenai model pembelajaran dan dapat diterapkan di sekolah.

3. Program Seni Dan Budaya

Dalam rangka pelaksanaan program sister school antara SMP Negeri 1 Purbalingga dengan Bukit Panjang Goverment High School yang dirangkum dalam twinning proggrame, dalam pelaksanaannya tidak hanya melakukann kegiatan belajar mengajar yang diikuti oleh siswa dan guru dari masing-masing sekolah saja, tetapi juga melaksanakan program seni dan budaya. Pelaksanaan program ini bertujuan untuk mengenalkan seni dan budaya yang dimiliki oleh kedua sekolah dan sekaligus untuk mengembangkan potensi sekolah khususnya SMP Negeri 1 Purbalingga. 71 Kegiatan awal dari program seni dan budaya diawali dengan memperkenalkan hasil seni dari kedua sekolah. Hal ini untuk mengetahui apa yang ada di sana Bukit Panjang Goverment High School dengan pa yang ada di SMP Negeri 1 Purbalingga. Siswa-siswi dari Bukit Panjang Goverment High School mulai memperkenalkan hasil kesenian yang ada. Mereka memperkenalkan satu per satu hasil keniannya seperti hasil kesenian tangan yang berupa patung yang terbuat dari tanah lempung. Gambar 9. Hasil seni siswa Bukit Panjang Goverment High School Sumber: Dokumen pribadi, Afria, tanggal 10 Juni 2011. Setelah itu para siswa-siswi dari SMP Negeri 1 Purbalingga juga tidak mau kalah. Mereka juga memperlihatkan hasil kesenian yang ada di Purbalingga seperti wayang. Dengan hal tersebut siswa-siswi dari SMP 72 Negeri 1 Purbalingga berharap ada adaptasi dari siswa-siswi dari Bukit Panjang Goverment High school untuk dapat mempromosikan hasil kesenian yang ada di Purbalingga ke dunia internasional. Gambar 10. Wayang sebagai hasil seni di Purbalingga Sumber : Dokumen pribadi, Afria, tanggal 10 Juni 2011. Memasuki kegiatan inti atau pelaksanaan dari program seni dan budaya antara SMP Negeri 1 Purbalingga dengan Bukit Panjang Goverment High School yaitu siswa-siswi dari kedua sekolah mempraktekan kesenian maupun hasil budaya yang ada di masing-masing negara. Kegiatan di awali dari siswa-siswi dari SMP Negeri 1 Purbalingga. Para siswa mempraktekan keahliannya dalam menarikan tari tradisional. Mereka terlihat semangat dan menjiwai, hal ini dikarenakan 73 sebelum pelaksanaan program tersebut mereka mendapat pelatihan dari pihak sekolah. Dalam pelatihan tersebut, pihak guru serius mempersiapkan dengan sedemikian rupa, sehingga dalam pelaksanaannya berjalan dengan baik. Gambar 11. Siswi SMP Negeri 1 Purbalingga mempraktekan seni tari Sumber : Dokumen pribadi, Afria, tanggal 10 Juni 2011. Setelah siswa-siswi dari SMP Negeri 1 Purbalingga selesai, kemudian dilanjutkan penampilan dari siswa-siswi Bukit Panjang Goverment High School. Mereka juga mempraktekan hasil seni maupun budaya yang ada di sana yaitu memainkan gong. Mereka memainkan alat musik tradisional tersebut dengan baik. Hal ini dikarenakan mereka sealulu memainkan alat musik tersebut di waktu istirahat pelajaran. Hal 74 ini yang tidak ditemui pada siswa-siswi SMP Negeri 1 Purbalingga. Para siswa dari Bukit Panjang Goverment High School selalu menyempatkan waktu luang untuk mengembangkan potensi diri. Selain menyempatkan waktu luang untuk hal yang positif, siswa dari Bukit Panjang Goverment High School juga antusias dalam mengikuti kegiatan diluar jam pelajaran, dalam hal ini yang berkaitan dengan kesenian. Gambar 12. Siswa dari BPGHS mempraktekan alat musik tradisional Sumber : Dokumen pribadi, Afria, tanggal 10 Juni 2011. Setelah kedua sekolah mempraktekan hasil seni maupun budaya yang dimiliki, kemudian kegiatan dilanjutkan dengan kolaborasi dari kedua sekolah tersebut. Seperti yang peneliti amati dalam pelaksanaan 75 program tersebut, kegiatan kolaborasi dalam seni dan budaya berjalan baik. Siswa dari kedua sekolah terlihat antusias dan kompak dalam berkolaborasi. Kegiatan kolaborasi dalam seni dan budaya antara kedua sekolah tersebut yaitu mempraktekan seni bela diri. Kerja sama antara siswa kedua sekolah sangat harmonis. Mereka saling bahu membahu dalam mempraktekan salah satu seni yang dibilang cukup berbahaya tersebut. pada pelaksanaan kegiatan tersebut, kolaborasi antara siswa kedua sekolah sangat baik. Mereka tidak memandang perbedaan yang ada. Gambar 13. Siswa dari kedua sekolah berkolaborasi dalam seni bela diri Sumber : Dokumen pribadi, Afria, tanggal 10 Juni 2011. Kegiatan kolaborasi seni dan budaya antara SMP Negeri 1 Purbalingga dengan Bukit Panjang Goverment High School diakhiri 76 dengan pemberian kenang-kenangan untuk menindak lanjuti hubungan sister school kedua sekolah tersebut. Tidak hanya itu, dengan dilakukannya kerjasama tersebut dapat memberikan manfaat dalam peningkatan kualitas pendidikan. Gambar 14. Pemberian kenang-kenangan dari SMP Negeri 1 Purbalingga Sumber : Dokumen pribadi, Afria, tanggal 10 Juni 2011. Berdasarkan uraian hasil penelitian pelaksanaan program sister school di SMP Negeri 1 Purbalingga, dapat dilihat bahwa melalui pelaksanaan program sister school dapat meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dari hasil aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran pada program pertukaran guru dan pelajar. Sesuai dengan teori kolaboratif dari John Dewey yang 77 memandang bahwa dalam pembelajaran lebih menekankan pada pembangunan makna oleh siswa dari proses sosial yang bertumpu pada konteks belajar. Teori kolaboratif didasarkan pada beberapa asumsi- asumsi dalam proses belajar sebagai berikut: 1. Belajar aktif Dalam suatu proses pembelajaran haruslah adanya proses aktif. Hal ini dikarenakan agar proses pembelajaran akan lebih hidup dan kondusif. Dalam pelaksanaan sister school yang menekankan pada proses kolaboratif ini dituntut adanya keaktifan agar terjadi adanya proses interaksi yang baik antar siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Guru akan lebih mudah dalam melaksanakan porses pembelajaran karena siswa telah terbentuk pengetahuan dalam dirinya, sehingga siswa dapat memahami materi. 2. Belajar itu bergantung konteks Kegiatan pembelajaran menghadapkan pada tugas atau masalah menantang yang terkait dengan konteks yang sudah dikenal siswa. Siswa terlibat langsung dalam penyelesaian tugas atau pemecahan masalah itu. Dalam pelaksanaan program sister school secara otomatis guru maupun siswa akan menemui masalah yang menantang yang terkait dengan materi. Siswa dituntut aktif dalam pemecahan masalah atau tugas yang diberikan guru dalam pelaksanaan sister school. Apabila siswa tidak dapt menyelesaikan masalah atau 78 tugas tersebut, maka pelaksanaan pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik. 3. Siswa itu beraneka latar belakang Para siswa mempunyai perbedaan dalam banyak hal, seperti latar belakang, gaya belajar, pengalaman, dan aspirasi. Perbedaan- perbedaan itu diakui dan diterima dalam kegiatan kerjasama, dan bahkan diperlukan untuk meningkatkan mutu pencapaian hasil bersama dalam proses belajar. Sister school merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh dua sekolah yang berbeda oleh karena itu baik guru dan siswa juga mempunyai banyak perbedaan. Oleh karena itu untuk menciptakan suatu pembelajaran yang menarik segala perbedaan yang ada pada diri siswa maupun guru dapat disatukan, sehingga hasil yang dinginkan tercapai. 4. Belajar itu bersifat sosial Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi sosial diantara subyek belajar. Tanpa adanya interaksi sosial maka proses pembelajaran akan kaku. Sebaliknya lewat interaksi sosial akan ditemukan berbagai macam sudut panjang dan alternatif tindakan. Dalam pelaksanaan sister school menuntut guru dan siswa untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sejawatnya. Jika tidak memiliki hubungan yang baik dengan sesama temn maka 79 proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Komunikasi siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru harus terjalin dengan baik.

C. Faktor Pendorong dan Penghambat Pelaksanaan Sister School