IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL DI SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009 2010

(1)

commit to user

IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH

BERTARAF INTERNASIONAL DI SMP NEGERI 1

SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh : DIANA NIM : X7406065

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

commit to user ii

IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH

BERTARAF INTERNASIONAL DI SMP NEGERI 1

SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh:

DIANA NIM : X7406065

Skripsi

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(3)

commit to user iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sutaryadi, M. Pd Susantiningrum, SPd.SE MAB NIP. 19540526 198103 1 004 NIP. 19761229 200501 2 002


(4)

commit to user iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda tangan

Ketua : Dra. C. Dyah SI, M.Pd 1...

Sekretaris : Dra. Patni Ninghardjanti , M.Pd 2... Anggota I : Drs. Sutaryadi, M. Pd. 3...

Anggota II : Susantiningrum, SPd.SE MAB 4...

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001


(5)

commit to user v

ABSTRAK

Diana, Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, November 2010.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengetahui dan mengkaji Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMP Negeri 1 Sukoharjo (2) mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam mengarahkan sekolahnya menuju bertaraf Internasional (SBI) (3) mendeskripsikan usaha-usaha apa saja yang dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi kendala tersebut.

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif dengan strategi tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan adalah informan, dokumen dan arsip, serta tempat/peristiwa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dan Snowball Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, analisis dokumen dan arsip, serta observasi. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi data dan trianggulasi metode. Sedangkan Teknik analisis data menggunakan model interaktif mengalir.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010 tertuang dalam delapan komponen yaitu, (a) Standar kompetensi lulusan berupa input siswa dengan nilai 75, nilai KKM sedang berjalan menuju KKM ideal yaitu 75, mencapai nilai Ujian Nasional 75 setiap mata pelajaran untuk kelas RSBI, memenuhi SNP dan diperkaya keunggulan mutu lulusan dengan keunggulan tertentu yang berasal dari negara OECD atau negara maju lainnya (b) Standar isi (kurikulum) menggunakan KTSP Plus , (c) Standar proses (proses pembelajaran) berupa pembelajaran yang menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi nalar, dan eksperimen untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, pembelajaran PAKEM, pembelajaran bilingual dan pembelajaran TI, (d) Standar pendidik dan kependidikan yaitu guru dan karyawan sebagian besar sudah memiliki nilai TOEFL yang berstandar internasional dan Kepala sekolah juga sudah mencapai nilai yang sesuai dengan standar tersebut. Kepala sekolah sudah memenuhi syarat untuk menjadi kepala sekolah RSBI yaitu berpendidikan S2 dari perguruan tinggi yang terakreditasi A, telah mengikuti pelatihan kepala sekolah yang diakui pemerintah, dapat berbahasa inggris secara aktif dan memiliki visi internasional, mampu membangun jejaringan internasional, memiliki kompetensi manajerial serta jiwa kepemimpinan dan entreprenual (kewirausahaan) yang kuat, (e) Standar sarana dan prasarana yaitu rata-rata rasio jumlah siswa 1:28, perpustakaan


(6)

commit to user vi

memiliki buku cetak untuk setiap mata pelajaran, laboratorium komputer memiliki jumlah komputer yang sesuai dengan jumlah siswa, memiliki buku referensi bagi guru, namun belum memiliki sistem penjaminan keselamatan kerja dalam unit kesehatan, (f) Standar pembiayaan diperoleh dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi dan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, (g) Standar pengelolaan (manajemen) menggunakan manajemen mutu ISO versi 9001:2008, (h) Standar penilaian berbasis TIK, melaksanakan ujian sekolah dengan bahasa pengantar bahasa inggris serta melakukan sertifikasi yang diadakan oleh Dirjen Dikdasmen; (2) Kendala-kendala yang dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam mengarahkan sekolahnya menuju bertaraf Internasional (SBI) yaitu (a) Kekurangan dana, (b) Kualitas SDM belum memenuhi standar dalam sekolah RSBI, (c) Kurikulum sekolah (RSBI) yang belum memenuhi standar; (3) Usaha-usaha yang dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan rintisan sekolah bertaraf internasional yaitu (a) Mengajukan proposal kepada pemerintah untuk mendapatkan dana pengembangan sekolah, (b) Memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, (c) Pengembangan proses dan isi dari referensi-referensi sekolah bertaraf internasional untuk mengembangkan kurikulum yang diterapkan pada proses pembelajaran.


(7)

commit to user vii

ABSTRACT

Diana, Implementation Program of International Standard School Pioneering in SMP Negeri 1 Sukoharjo in Academic Year 2009/2010. Essay, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University of Sebelas Maret, November 2010.

The purpose of this study are: (1) to understand and study the implementation program of standard international school (RSBI) in SMP Negeri 1 Sukoharjo (2) to describe the constraints faced by SMP Negeri 1 Sukoharjo in directing the school towards an International (SBI) (3) to describe any efforts by SMP Negeri 1 Sukoharjo to overcome these obstacles.

This study used a qualitative descriptive research with a single fixed strategy. Sources of data used informants, documents and archives, as soon as a place / event. The sampling technique used in this study waspurposive sampling and Snowball Sampling. Techniques of data collection techniques used were interviews, document analysis and archival, as soon as observation. The validity of the data used is the triangulation of data and triangulation of methods. While the analysis using an interactive model of flow.

Based on the results of this study concluded that: (1) Implementation standard international school Pioneering in SMP Negeri 1 Sukoharjo in Academic Year 2009/2010 set out in the eight components, namely, (a) the standard of competence in the form of graduate student input with a value of 75, KKM value was walking toward KKM ideal value of 75, reaching values National Examination 75 each subject to RSBI class, meet the SNP and excellence enriched quality of graduates with certain advantages that come from OECD countries or other developed countries (b) Standard content (curriculum) using KTSP Plus, (c ) standard process (learning process) in the form of learning that fosters and develops creativity, innovation reasoning, and experimentation to discover new possibilities, PAKEM learning, bilingual teaching and learning IT, (d) educators and educational standards of teachers and employees of most of the already have a TOEFL score of international standard and headmaster, has reached the value in accordance with these standards. The school principal is eligible to become principals are educated RSBI S2 (magister) from an college that is accridated of “A”, has been training school principals recognized by the government, can speak english actively and have international vision, able to build an international, managerial competence and leadership skills and entreprenual (entrepreneurship) is strong, (e) The standard of facilities and infrastructure that is the average ratio of student numbers 1:28, the library has a print book for each subject, a computer lab has a number of computers in accordance with the number of students, has a reference book for teachers , but do not have a safety assurance system in health units, (f) Standard of financing obtained from the central government, local


(8)

commit to user viii

government, district government, the provincial government and the Director General of Primary and Secondary Education, (g) Standard of management using ISO quality management 9001:2008 version, (h) Standard of ICT-based assessments, conducting school examinations by introduction english and conduct certification held by the Director General Dikdasmen, (2) The constraints faced by SMP Negeri 1 Sukoharjo in directing the school towards an International (SBI ), is (a) Lack of funds, (b) Quality human resources do not meet the standards in school RSBI, (c) The curriculum of schools (RSBI) which do not meet standards, (3) Efforts that do SMP Negeri 1 Sukoharjo to overcome obstacles in the implementation pioneering international school namely (a) To submit proposals to the government to get funds for school development, (b) Provide training to improve the quality of teachers, (c) Development of process and content of references to international schools to develop curriculum that applied to the learning process.


(9)

commit to user ix

MOTTO

“M engakui kekurangan diri adalah tangga untuk mencapai cita-cita, dan

berusaha untuk mengisi kekurangan tersebut adalah keberanian yang luar

biasa.”

(Hamka)

“SesungguhnyaSesudahkesulitanitu adakemudahan, makaapabilakamu

telah selesai(dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yanglain.”

(Qs.A lam Nasrah ayat 6- 7))

“K ebahagiaan adalah saat kita bisa meraih apa yangkita impikan dengan

tetesankeringat kitasendiri.”

(Peneliti)

“H idupadalahbagaimanakitabisamenghargai orangapaadanyadanbukan

karenaapayangdimilikinya”

(Peneliti)

“H idupadalahmempersembahkanyangterbaik, danbermaknabagi duniadan

akherat.”

(Peneliti)


(10)

commit to user x

Skripsi ini peneliti persembahkankepada:

I budanB apakTercinta

K akak-kakakakutersayang

Saudara-saudaradankeluarga

besarkuyangselalumendukungku,


(11)

commit to user xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian prasyarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta

3. Ketua Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta

4. Dra. C. Dyah S. Indrawati, M. Pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta

5. Bapak Drs. Sutaryadi, M. Pd., selaku Pembimbing I

6. Ibu Susantiningrum, S. Pd. SE. MAB, selaku Pembimbing II

7. Bapak/Ibu dosen Khususnya BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberi banyak ilmu.

8. Bapak Bambang Maryadi,S. Pd.M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian di Sekolah yang beliau pimpin.

9. Ibu Dra. Indiah Dewi Murni, M.Pd., selaku WAKA 2 yang telah banyak membantu dalam penyediaan infomasi.

10. Ibu dan bapak yang telah senantiasa memberikan doa dan dorongan, kakakku, kakek dan nenekku yang selalu memberi semangat dan motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan sekripsi ini.


(12)

commit to user xii

11. Teman-temanku Rini, Fahim, Vera, Vivin, Ratna, Prengky, Yuli, Mala, Maria, Ika, Wartini, Anum, Dias, Dian, Sari, Neti, Naning, Purnama, Inti, Rika, Tiwi, Kemi, Iyut, Mas Rangga, Mas Prima, Niko, Romadhan, Rohmat, yang tak akan terlupakan dan tergantikan.

12. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga bagi pembaca.

Surakarta, 18 Oktober 2010


(13)

commit to user xiii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK... v

HALAMAN MOTTO... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Tinjauan Pustaka... 6

1. Tinjauan tentang Pendidikan ... 6

2. Tinjauan tentang Sekolah Menengah Pertama ... 8

3. Tinjauan tentang Sekolah Bertaraf Internasional ... 9

B. Kerangka Berfikir ... 22

BAB III METODOLOGI... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian………... 25


(14)

commit to user xiv

C. Sumber Data……… ... 27

D. Teknik Sampling………... 29

E. Teknik Pengumpulan Data……….. ... 30

F. Validitas Data……….. ... 31

G. Analisis Data………... 32

H. Prosedur Penelitian………. ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN... 37

A. Deskripsi Lokasi Penelitian……… 37

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 1 Sukoharjo. 37 2. Visi, Misi, Tujuan dan Program Strategis SMP Negeri 1 Sukoharjo ... 37

3. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Sukoharjo ... 41

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian………... 48

1. Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo ... 49

2. Kendala-kendala yang dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam mengarahkan sekolahnya menuju bertaraf Internasional ... 70

3. Usaha-usaha yang dilakukan smp negeri 1 sukoharjo untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan rintisan sekolah bertaraf internasional ... 73

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori... 77

1. Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo ... 77

2. Kendala-kendala yang dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam mengarahkan sekolahnya menuju bertaraf Internasional ... 85

3. Usaha-usaha yang dilakukan smp negeri 1 sukoharjo untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan rintisan sekolah bertaraf internasional ... 87


(15)

commit to user xv

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 89

A. Simpulan... 89

B. Implikasi ... 94

C. Saran... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97 LAMPIRAN


(16)

commit to user xvi

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 1. Kepala sekolah yang pernah menjabat di SMP Negeri

1 Sukoharjo ... 37 Tabel 2. Jabatan-Jabatan yang terdapat di SMP Negeri 1


(17)

commit to user xvii

DAFTAR GAMBAR

halaman Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir ... 24 Gambar 2. Skema Model Analisis Interaktif Mengalir ... 33 Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian ... 36


(18)

commit to user xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Lampiran 3. Pedoman Wawancara

Lampiran 4. Field Note Wawancara

Lampiran 5. Daftar Rekap Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM)

Lampiran 7. Daftar Nilai Ujian Nasional SMP Negeri 1 sukoharjo Tahun Pelajaran 2009 / 2010

Lampiran 8. Data Prestasi Siswa Pada Dasawarsa Terakhir (2001-2010) Lampiran 9. Kalender Pendidikan SMP Negeri 1 Sukoharjo

Lampiran 10. Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 sukoharjo

Lampiran 11. Jadwal pelajaran SMP Negeri 1 sukoharjo Semester genap tahun Pelajaran 2009 / 2010

Lampiran 12. Daftar Wali Kelas dan Jumlah Siswa Lampiran 13. Bagan Struktur Organisasi

Lampiran 14. Daftar fasilitas sekolah

Lampiran 15. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out


(19)

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor yang menentukan kecerdasan suatu bangsa. Melalui pendidikan, manusia dibekali ilmu pengetahuan dan pengajaran tentang kehidupan yang mencakup banyak hal seperti afektif, psikomotor, dan kognitif. Sebagai salah satu cita-cita nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa maka proses pencerdasan dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Pencerdasan melalui pendidikan formal (sekolah) harus tetap dijalankan, apalagi mulai tahun 1984 telah diwajibkan pendidikan 9 tahun untuk setiap masyarakat sehingga pendidikan menjadi kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat. Upaya pencerdasan melalui pendidikan non formal dapat diperoleh melalui pengalaman yang sifatnya empiris yang dapat memberikan pengajaran hidup yang bermakna apalagi ada pepatah yang mengatakan “Pengalaman adalah guru terbaik”.

Kemajuan teknologi, komunikasi, dan transportasi membuat jauhnya jarak antar bangsa tidak lagi menjadi hambatan karena semuanya dapat diakses dengan mudah. Era globalisasi menuntut setiap bangsa khususnya Indonesia untuk mampu bersaing di segala bidang termasuk pendidikan. Sistem pendidikan yang pernah berlaku di Indonesia adalah sistem birokratis-sentralistik atau sistem manajemen pendidikan terpusat, yaitu segala kebijakan dan keputusan dibuat oleh atasan (pemerintah pusat). Sementara sekolah hanya sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Dengan adanya Undang-undang Nomor 22 dan 25 Tahun 1999 tentang otonomi daerah yang secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi diberbagai bidang termasuk pendidikan. maka sekolah dituntut untuk ikut serta terlibat secara aktif dan dinamis dalam rangka proses peningkatan kualitas pendidikan (desentralistik) yaitu secara mandiri menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas-prioritas,


(20)

commit to user

mengendalikan, dan mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber yang ada baik kepada masyarakat maupun pemerintah.

Oleh karena itu, maka diperlukan suatu peranan manajemen sekolah melalui strategi sekolah yang dapat menciptakan sekolah yang bermutu sehingga mampu membekali siswanya di era global ini. Peningkatan kompetisi, pilihan, dan tuntutan masyarakat mempengaruhi pendidikan saat ini. Pendidikan di Indonesia perlu mendapat pengaturan dan standarisasi untuk memenangkan kompetisi dan peningkatan mutu terus menerus. Fokus utama yang harus perhatikan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan institusi sekolah sebagai basis utama pendidikan, baik aspek manajemen, sumber daya manusianya, maupun sarana dan prasarananya.

Pendidikan di Indonesia pada era globalosasi dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul di bidang pengetahuan serta mampu bersaing di dunia teknologi. Teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat rasanya memang tidak menjadikan perdebatan bila perkembangan ini diikuti dengan mendirikan sekolah bertaraf internasional di Indonesia. Pendidikan dan pelatihan adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan sehubungan menjelang Tahun 2020. Perkonomian Indonesia akan berubah dan berkembang ke arah perekonomian global sehingga diperlukan pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan yang mampu memenuhi dan mengimbangi kebutuhan lokal, regional maupun internasional.

Maka dari itu untuk mendukung tujuan tersebut pemerintah mempunyai ide dasar untuk mewujudkan sekolah yang membekali peserta didiknya berdasarkan standar nasional pendidikan dan bertaraf internasional sehingga lulusannya memiiki daya saing internasional. Tujuan utama penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional adalah upaya perbaikan kualitas pendidikan nasional, khususnya supaya eksistensi pendidikan nasional Indonesia diakui di mata dunia dan memiliki daya saing dengan negara-negara maju lainnya.

Kebijakan pemerintah mengenai Sekolah Bertaraf Internasional didukung secara penuh seperti yang di cantumkan pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 50 ayat (3). SBI merupakan proyek prestisius, karena akan


(21)

commit to user

dibiayai oleh Pemerintah Pusat 50%, Pemerintah Propinsi 30%, dan Pemerintah Kabupaten/Kota 20%. Pada dasarnya kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional merupakan langkah maju untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Namun dalam pelaksanaannya, sampai sekarang ini masih terdapat masalah sehingga pelaksanaan program Sekolah Bertaraf Internasional tersebut tidak dapat berjalan dengan lancar.

Masalah yang dimaksud adalah mengenai kurikulum yang diterapkan di sekolah yang selama ini belum sepenuhnya mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum dari negara-negara maju yang tergabung dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan negara maju lainnya. sehingga dalam proses pembelajarannya itu belum secara maksimal menggunakan Bahasa Inggris. Selain itu, sekolah juga belum secara maksimal memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) dalam proses pembelajarannya, dan partisipasi dari masing-masing warga sekolah masih dirasa kurang sehingga mengakibatkan program SBI tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar.

SMP Negeri 1 Sukoharjo merupakan salah satu sekolah yang mengarahkan sekolahnya menuju sekolah yang berstandar internasional. Pelaksanaan program RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap mutu pendidikan di Indonesia. Dan dengan pelaksanaan program RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo, maka sekolah dapat membekali lulusannya dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam sekolah tersebut serta menciptakan lulusan yang berkualitas internasional. Dengan demikian alumni SMP Negeri 1 Sukoharjo mereka dapat melanjutkan serta diterima ke jenjang berikutnya yaitu SMA (Sekolah Menengah Atas) atau SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang favorit. Maka dari uraian di atas menimbulkan keinginan peneliti untuk meneliti dan mengkaji secara mendalam

tentang “IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH

BERTARAF INTERNASIONAL DI SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010”


(22)

commit to user

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan pernyataan mengenai permasalahan apa saja yang akan diteliti untuk mendapatkan jawabannya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMP Negeri 1 Sukoharjo?

2. Apa kendala-kendala yang dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam mengarahkan sekolahnya menuju bertaraf Internasional (SBI)?

3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi kendala tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan secara tegas dalam rumusan masalah. Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui dan mengaji Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMP Negeri 1 Sukoharjo.

2. Mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam mengarahkan sekolahnya menuju bertaraf Internasional (SBI).

3. Mendeskripsikan usaha-usaha apa saja yang dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi kendala tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan dengan baik dan menghasilkan informasi yang akurat, rinci, dan faktual sehingga akan memberikan manfaat yang besar bagi peneliti dan orang lain. Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari sudut aplikasi dalam konteks kehidupan manusia yaitu :


(23)

commit to user 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pendidikan serta cakrawala pandang tentang implementasi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah sebagai sumbangan pemikiran dalam hal implementasi program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

b. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai referensi yaitu studi pendalaman tentang implementasi program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana (S1).


(24)

commit to user 6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan tentang Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 - 1959) merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut : “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”.

Kamus Bahasa Indonesia (1991:232) menyebutkan bahwa pendidikan berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Lebih lanjut dalam UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pengertian diatas merupakan pengertian pendidikan dari berbagai pihak, sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan pada penelitian ini adalah usaha sadar dan terencana untuk memelihara serta memberi latihan kepada peserta didik sehingga terwujudnya suatu suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif mengembangkan potensi yang ada pada anak didik yaitu kekuatan spiritual


(25)

commit to user

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

b. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan di Indonesia dicantumkan dalam TAP MPR No 4/MPR/1975 Disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya; memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa; dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur; mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945, Bab II (Pasal 2, 3, dan 4).

UU No. 2 Tahun 1985 menyebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertagwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.

Pengertian diatas merupakan pengertian tujuan pendidikan dari berbagai pihak, sedangkan tujuan pendidikan pada penelitian ini adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya sehingga menjadi manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional ,sehat jasmani dan rohani, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa yang berdasar atas falsafah negara pancasila.


(26)

commit to user

2. Tinjauan tentang Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Menurut Pasal 28 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Dasar merupakan pendidikan awal selama 9 tahun pertama masa sekolah anak-anak, yaitu di SD dan SMP. Pada masa ini para siswa mempelajari bidang-bidang studi antara lain:

a. Ilmu Pengetahuan Alam b. Matematika

c. Ilmu Pengetahuan Sosial d. Bahasa Indonesia

e. Bahasa Inggris f. Pendidikan Seni g. Pendidikan Olahraga

Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni SD atau yang sederajat selama enam tahun dan SMP atau yang sederajat selama tiga tahun. SMP diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. SMP adalah tingkatan atau jenjang pendidikan dasar formal di Indonesia setelah SD dan merupakan persiapan bagi SMA.

SMP ditempuh dalam waktu tiga tahun, mulai dari Kelas VII (tujuh) sampai Kelas IX (sembilan). Murid Kelas IX pada akhirnya diwajibkan untuk mengikuti Ujian Nasional (UN) yang dapat mempengaruhi kelulusan peserta didik. Lulusan dari SMP dapat melanjutkan pendidikan ke SMA atau SMK atau sederajatnya. Pada umumnya pelajar SMP berusia antara umur 13-15 tahun.

Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada Tahun 2001, pengelolaan SMP Negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang


(27)

commit to user

standar nasional pendidikan. Secara struktural, SMP Negeri merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan kabupaten/kota.

3. Tinjauan tentang Sekolah Bertaraf Internasioanal a. Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)

Agus Purwanto (2009:5) menyatakan bahwa Sekolah Bertaraf Internasional adalah Sekolah Nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) Indonesia dan tarafnya Internasional sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional.

Sedangkan menurut Sutopo Ghani Nugroho (http://www. belajarmandiri.blogspot.com, Jumat, 3 juli 2009) pengertian Sekolah Bertaraf Internasional adalah sekolah nasional yang menyelenggarakan pendidikan berdasarkan atau telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan sebagai Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM), dan mutu internasional sebagai Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT), sehingga lulusannya memiliki mutu/kualitas bertaraf nasional dan internasional sekaligus.

Sebagaimana pengertian Sekolah Bertaraf Internasional yang disampaikan diatas, yang dimaksud dengan Sekolah Bertaraf Internasional pada penelitian ini adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Indonesia sebagai Indikator Kinerja Kunci Minimal dan mutu internasional sebagai Indikator Kinerja Kunci Tambahan, sehingga lulusannya memiliki mutu/kualitas bertaraf nasional dan internasional sekaligus.

Sekolah Bertaraf Internasional dapat dirumuskan sebagai berikut : SBI = SNP + X. SNP adalah standar nasional pendidikan yang meliputi standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar pengelolaan, dan standar penilaian. Komponen X merupakan penguatan, pengayaan, pengembangan, perluasan, pendalaman melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri, yang diyakini


(28)

commit to user

telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional ( Depdiknas, 2007:3).

Visi Sekolah Bertaraf Internasional adalah ”terwujudnya insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara internasional”. Visi tersebut memiliki implikasi bahwa penyiapan manusia bertaraf internasional memerlukan upaya-upaya yang dilakukan secara intensif, terarah, terencana, dan sistematik agar dapat mewujudkan bangsa yang maju, sejahtera, damai, dihormati, dan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain. Maka dari itu misi Sekolah Bertaraf Internasional adalah mewujudkan manusia Indonesia cerdas dan kompetitif secara internasional, yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara global. Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkelas nasional dan internasional sekaligus.

b. Latar Belakang Sekolah Bertaraf Internasional

Menurut Kir Haryana (2007;37), Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional dilatar belakangi oleh tiga alasan yaitu:1) Era globalisasi yang menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi, manajemen dan sumber daya manusia, 2) Dasar hukum yang kuat, 3) Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional didasari oleh filosofi eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme). Keunggulan teknologi akan menurunkan biaya produksi, meningkatkan kandungan nilai tambah, memperluas keragaman produk dan meningkatkan mutu produk. Keunggulan manajemen akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Keunggulan sumber daya manusia merupakan kunci daya saing karena SDM yang akan menentukan siapa yang mampu menjaga kelangsungan hidup, perkembangan, dan kemenangan dalam persaingan.

Dasar hukum Sekolah Bertaraf Internasional dapat ditemui dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 3 tentang sistem pendidikan nasional (UUSPN 20/2003) yang menyebutkan bahwa “Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional. Demikian pula halnya, ayat 1 pasal 61 Peraturan Pemerintah


(29)

commit to user

Nomor 19 mengamanatkan bahwa pemerintah bersama-sama pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi satu satuan yang bertaraf internasional.

Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, pro-perubahan, kreatif, inovatif, eksperimentif, menumbuhkan dan mengembangkan bakat, minat, serta kemampuan peserta didik. Filosofi eksistensialisme ini berpandangan bahwa dalam proses belajar mengajar, peserta didik harus diberi perlakuan secara maksimal untuk mengaktualkan, mengeksiskan, menyalurkan semua potensinya, baik potensi (kompetensi) intelektual (IQ), emosional (EQ), dan Spiritual (SQ). Sedangkan Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun internasional. Terkait dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing secara internasional.

c. Karakteristik Sekolah Bertaraf Internasional

Sekolah yang telah bertaraf internasional harus memiliki keunggulan yang ditunjukkan oleh pengakuan internasional terhadap masukan, proses dan hasil-hasil pendidikan dalam berbagai aspek. Pengakuan tersebut dibuktikan dengan sertifikasi berpredikat baik dari salah satu anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Lulusan Sekolah Bertaraf Internasional diharapkan, menguasai kompetensi sesuai dengan Setandar Nasional Pendidikan di Indonesia, serta menguasai kemampuan-kemampuan kunci global agar setara dengan lulusan negara-negara maju yang lain.


(30)

commit to user

Menurut Stella Maris (www.stellamarisserpong.wordpress.com), bahwa Sekolah Bertaraf Internasional itu memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan dari standart isi, standart kompetensi kelulusan dan kompetensi dasar yang diperkaya dengan muatan Internasional.

2. Menerapkan proses pembelajaran dalam Bahasa Inggris, minimal untuk mata pelajaran MIPA dan Bahasa Inggris.

3. Mengadopsi buku teks yang dipakai Sekolah Bertaraf Internasional (negara maju).

4. Menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi dari standar kompetensi lulusan yang ada di dalam Standar Nasional Pendidikan

5. Pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi standart kompetensi yang ditentukan dalam Standar Nasional Pendidikan.

6. Sarana/prasarana memenuhi Standar Nasional Pendidikan. 7. Penilaian memenuhi standar nasional dan Internasional.

d. Profil Sekolah Bertaraf Internasional

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengeluarkan rumusan tentang profil Sekolah Bertaraf Internasional yang mencakup komponen-komponen utama di sekolah. Sekolah bertaraf internasional terdiri dari delapan komponen utama yang meliputi : standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar pengelolaan, dan standar penilaian (Depdiknas, 2007:3).

1) Standar Kompetensi Lulusan

Sebagaimana dikemukakan dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa “Standar Kompetensi Lulusan adalah kualitifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan”. Standar Kompetensi lulusan tersebut berfungsi sebagai kriteria dalam menentukan kelulusan peserta didik pada setiap satuan pendidikan, rujukan untuk penyusunan standar – standar pendidikan lain dan merupakan arah peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar pada jenjang pendidikan dasar serta merupakan pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran serta mencakup aspek sikap , pengetahuan dan keterampilan.


(31)

commit to user

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sekolah bertaraf internasional berdasarkan Permendiknas (2009: 78) :

1. Mendapat Input Siswa dengan nilai 75; 2. Mencapai nilai KKM 75;

3. Mencapai nilai UN 75;

4. Memenuhi SNP dan diperkaya keunggulan mutu lulusan dengan keunggulan tertentu yang berasal dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya 5. Berdaya saing komparatif tinggi yang dibuktikan dengan kemampuan

menampilkan keunggulan lokal ditingkat internasional;

6. Mampu bersaing dalam berbagai lomba internasional yang dibuktikan dengan perolehan medali emas, perak, perunggu

7. Memperoleh penghargaan internasional lainnya;

8. Berperan aktif secara internasional dalam menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan dunia dari perspektif ekonomi, sosio-kultural, dan lingkungan hidup;

9. Menggunakan dan mengembangkan teknologi komunikasi dan informasi secara professional.

Penelitian ini menggunakan standar kopetensi lulusan yang mengacu pada:

a. Mendapat Input Siswa dengan nilai 75; b. Mencapai nilai KKM 75;

c. Mencapai nilai UN 75;

d. Memenuhi SNP dan diperkaya keunggulan mutu lulusan dengan keunggulan tertentu yang berasal dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya

2) Standar Isi (Kurikulum)

Menurut S. Nasution (2008:5), kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.

Berdasarkan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”


(32)

commit to user

Pengertian diatas merupakan pengertian kurikulum dari berbagai pihak, sedangkan yang dimaksud dengan kurikulum pada penelitian ini merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnyayang berfungsi untuk melancarkan proses berlajar mengajardalam mencapai tujuan pendidikan.

Kurikulum Sekolah Bertaraf Internasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi, bahan dan strategi pembelajaran sebagai acuan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pembelajaran di sekolah pelaksana Sekolah Bertaraf Internasional untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guna meningkatkan kualitas kompetensi siswa.

Sekolah Bertaraf Internasional menggunakan kurikulum nasional yang dikembangkan sekolah dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sekolah Bertaraf Internasional menggunakan KTSP yang diperkaya agar memenuhi standar nasional pendidikan plus kurikulum internasional yang digali (adopsi dan adaptasi) dari berbagai sekolah mitra baik dalam maupun luar negeri, yang memiliki reputasi internasional.

3) Standar Proses (Proses Pembelajaran)

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Falah Yunus, http//www. falsburgers.biz, 12 Mei 2004)

Sedangkan menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses dalam kontek ini menunjukkan adanya interaksi antara komponen-komponen dalam lingkup sekolah dan pembelajaran yang mencakup guru, siswa, sumber belajar, serta sarana prasarana.


(33)

commit to user

Pengertian diatas merupakan pengertian pembelajaran dari berbagai pihak, sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran pada penelitian ini adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar dengan tujuan agar terjadi suatu proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

Standar proses pembelajaran Sekolah Bertaraf Internasional yaitu: (1) pro-perubahan yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, (2) menerapkan model pembelajaran aktif (cooperative learning), kreatif (quantum learning), efektif (learning revolution) dan menyenangkan (contextual learning), yang kesemuanya itu telah memiliki standar internasional. (3) menerapkan proses pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. (4) Proses pembelajaran menggunakan Bahasa Inggris khususnya mata pelajaran sains, matematika, dan teknologi.

4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, telah di tetapkan bahwa “Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional”. Kualifikasi akademik ditempuh melalui pendidikan formal atau melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Kualifikasi akademik yang ditempuh melalui pendidikan formal adalah minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana (SI) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Sedangkan kualifikasi akademik guru yang ditempuh melalui uji kelayakan dan kesetaraan adalah bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijasah dan pelaksanaannya dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi kewenangan untuk menguji agar dapat diangkat menjadi guru.


(34)

commit to user

Sedangkan standar kompetensi guru yang juga harus dipenuhi adalah terdiri dari: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Sebagai bukti bahwa guru telah memenuhi persyaratan sebagai pendidik yang memenuhi standar kualifikasi akademik dan standar kompetensi, maka diwajibkan juga memiliki sertifikat dalam jabatannya sebagai guru yang dapat diperoleh melalui sertifikasi yang dilaksanakan oleh pemerintah. Hal ini sesuai dengan apa yang telah ditetapkan di dalam Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang “Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan“.

Persyaratan utama sekolah sebagai penyelenggara Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional adalah guru, kepala sekolah dan karyawan harus mampu berkomunikasi dalam bahasa inggris. Persyaratan kemampuan berbahasa inggris bagi sekolah yang melaksanakan SBI menurut Kir Haryana (2007:43) adalah :

a. Karyawan harus memiliki TOEFL minimal 400, b. Guru memiliki TOEFL minimal 450,

c. Kepala Sekolah memiliki TOEFL minimal 500.

Selain guru atau tenaga pendidik harus memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi, maka tenaga kependidikan lain juga harus memenuhi persyaratan, khususnya tentang kepala sekolah. Hal ini telah ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang “Standar Kepala Sekolah”. Dijelaskan bahwa untuk diangkat sebagai kepala sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar kepala sekolah. Standar kepala sekolah pada jenjang SMP harus memenuhi kualifikasi dan kompetensi. Kualifikasi kepala sekolah yang dijelaskan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dalam Kir Haryana (2007:50), bahwa dalam Sekolah Bertaraf Internasional untuk tenaga kependidikan (kepala sekolah) itu meliputi kualifikasi sebagai berikut :

1. Kepala sekolah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A.

2. Kepala sekolah telah menempuh pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh Pemerintah.

3. Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif.

4. Kepala sekolah memiliki visi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan enterprenual yang kuat.


(35)

commit to user

Penelitian ini mengacu pada standar pendidik dan tenaga kependidikan diatas sebagai dasar untuk melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan.

5) Standar Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana sebagai pendukung program SBI sesuai dengan pasal 15 ayat 1 UU Sidiknas tahun 2003 menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan kependidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik

Semua sarana dan prasarana pendidikan bagi sekolah bertaraf internasional harus menjamin keselamatan bagi penggunanya sehingga perlu pencapaian kriteria SBI (Depdiknas, 2005: 10-12), sebagai berikut :

a. Rasio jumlah siswa 1:24 dan minimum satu kelas untuk tiap- tiap tingkat memiliki satu sel perangkat ICT.

b. Perpustakaan memiliki buku teks dalam bentuk cetak / digital untuk setiap mata pelajaran minimal sama dengan jumlah siswa dalam satu kelas.

c. Laboratorium computer memiliki jumlah computer sesuai dengan rata- rata jumlah siswa (maksimum 24 siswa per rombel).

d. Memiliki buku referensi bagi guru sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.

e. Memiliki sistem penjaminan keselamatan kerja di dalam unit kesehatan. Penelitian ini mengacu pada standar sarana dan prasarana diatas sebagai dasar untuk melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan.

6) Standar Pembiayaan

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dan PP Nomor 19 Tahun 2005 ditetapkan bahwa “Setiap sekolah harus memenuhi standar pembiayaan yang memadai yang didasarkan atas kebutuhan pencapain ketuntasan kompetensi, sebagaimana yang ada dalam kurikulum sekolah. Diasumsikan bahwa, makin tinggi standar prestasi atau hasil-hasil pendidikan yang dituntut atau ditetapkan, maka akan memerlukan pembiayaan yang makin tinggi pula.”


(36)

commit to user

Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pada umumnya sekolah di Indonesia belum memenuhi standar internasional. Dana Sekolah Bertaraf Internasional dapat bersumber dari pemerintah pusat, daerah, komite sekolah, sponsor dunia usaha dan industri, dan unit produksi sekolah.

7) Standar Pengelolaan (Manajemen)

Manajemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan, mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan secara efisien dan efektif.

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah serta Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, bahwa dalam pengelolaan (manajemen) Sekolah bertaraf internasional, antara lain :

a. Memenuhi standar pengelolaan yang diperkaya dengan standar pengelolaan sekolah di negara anggota OECD atau negara maju lainnya;

b. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan ISO 14000 versi terakhir; c. Mempersiapkan peserta didik yang diharapkan mampu meraih prestasi tingkat

nasional dan/atau internasional pada aspek ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni; dan

d. Menerapkan sistem administrasi sekolah berbasis teknologi informasi dan komunikasi pada 8 (delapan) standar nasional pendidikan.

e. Mengembangkan lingkungan sekolah yang bersih, tertib, indah, rindang, aman, dan sehat,

f. Mengembangkan lingkungan sekolah bebas asap rokok dan narkoba,

g. Mengembangkan lingkungan sekolah bebas budaya kekerasan, dan berbudaya akhlak mulia

h. Memiliki lingkungan belajar yang kondusif, penekanan pada pembelajaran, profesionalisme, harapan tinggi, keunggulan, respek terhadap setiap individu dan komunitas sosial warga sekolah

i. Melaksanakan seleksi penerimaan siswa baru SBI pada sekolah berdasarkan persyaratan

j. Membangun kultur yang mengarah pada peningkatan kemampuan di bidang bahasa Inggris dan/atau bahasa asing lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, dan budaya lintas bangsa;

k. Menjalin kemitraan dengan sekolah unggul di dalam negeri dan/atau di negara maju, meliputi :

1) Penyelenggaraan program sekolah kembaran (sister school); 2) Penyelenggaraan program kegiatan perolehan kredit;


(37)

commit to user 3) Penyelenggaraan program transfer kredit; 4) Pertukaran peserta didik;

5) Pertukaran pendidik dan/atau tenaga kependidikan; 6) Pemanfaatan bersama berbagai sumberdaya; 7) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; 8) Penyelenggaraan pertemuan ilmiah;

9) Penyelenggaraan program penelitian; dan/atau 10) Penyelenggaraan seminar bersama.

l. Bekerja sama bidang akademik dan non-akademik yang dengan satuan pendidikan setara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan asing yang terakreditasi atau yang diakui di negaranya, meliputi :

1) Penyelenggaraan program sekolah kembaran (sister school); 2) Penyelenggaraan program kegiatan perolehan kredit;

3) Penyelenggaraan program transfer kredit; 4) Pertukaran peserta didik;

5) Pertukaran pendidik dan/atau tenaga kependidikan; 6) Pemanfaatan bersama berbagai sumberdaya; 7) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; 8) Penyelenggaraan pertemuan ilmiah;

9) Penyelenggaraan program penelitian; dan/atau 10) Penyelenggaraan seminar bersama.

Dalam penelitian ini menggunakan Standar Pengelolaan (Manajemen) yang mengacu pada :

1. Memenuhi standar pengelolaan yang diperkaya dengan standar pengelolaan sekolah di negara anggota OECD atau negara maju lainnya; 2. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan ISO 14000 versi

terakhir;

3. Mempersiapkan peserta didik yang diharapkan mampu meraih prestasi tingkat nasional dan/atau internasional pada aspek ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni.

8) Standar Penilaian

Standar penilaian pendidikan adalah SNP yang berkaitan dengan prosedur, mekanisme, dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan PP No 19 Th 2005 dan Permendiknas No 20 Tahun 2007. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan


(38)

commit to user

data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara berkesinambungan untuk pengambilan keputusan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian adalah: bertujuan mengukur pencapaian kompetensi, menggunakan acuan kriteria yaitu membandingkan antara hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditentukan/ditetapkan, dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan, hasil penilaian dipergunakan sebagai tindak lanjut berupa perbaikan (remidial), pengayaan, dan percepatan pencapaian kompetensi siswa, serta penilaian disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam pembelajaran. Penilaian juga dapat dipergunakan untuk perbaikan dan peningkatan program penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan penilaian harus dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penyajian hasil, sampai dengan pemanfaatan atau tindak lanjut penilaian.

Standar penilaian sekolah bertaraf internasional berdasarkan Permendiknas (2009: 78) meliputi:

a. Menerapkan standar penilaian yang diperkaya dengan sistem penilaian pendidikan sekolah unggul di negara anggota OECD atau negara maju lainnya.

b. Menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model penilaian berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

c. Melaksanakan ujian nasional.

d. Dapat melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan pendidikan yang bersangkutan dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.

e. Memfasilitasi peserta didik untuk mengakses sertifikasi yang diakui secara internasional dan/atau mengikuti ujian akhir sekolah yang sederajat dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya.

Dalam penelitian ini menggunakan Standar penilaian yang mengacu pada:

1) Menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model penilaian berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

2) Melaksanakan ujian nasional.

3) Dapat melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan pendidikan yang bersangkutan dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.


(39)

commit to user

4) Memfasilitasi peserta didik untuk mengakses sertifikasi yang diakui secara internasional dan/atau mengikuti ujian akhir sekolah yang sederajat dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya.

e. Kendala-Kendala dalam Pelaksanaan Program RSBI

Pelaksanaan Sekolah Bertaraf Internasional di tingkat sekolah dasar dan menengah masih terdapat kekurangan yang berdampak terhadap mutu pendidikan maupun bagi kemajuan pendidikan. Menurut Kir Haryana (2007:40), hal tersebut terjadi karena terdapat beberapa kendala dalam implementasi RSBI antara lain : 1. Kurikulum Sekolah RSBI pada umumnya belum mampu secara maksimal

mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum dari negara-negara OECD. 2. Penguasaan kemampuan TIK dan bahasa inggris SDM yang meliputi guru dan

staf masih tergolong rendah.

3. Kualifikasi akademik guru S-2 dan tenaga Administrasi (minimal SMA) masih belum semua memenuhi sesuai ketentuan dan masih terkait dengan keterbatasan dalam pendanaan.

4. Dukungan dana untuk memenuhi kebutuhan sarana/prasarana yang berstandar internasional baik dari pemerintah kabupaten maupun dari komite sekolah masih belum sesuai yang diharapkan.

Dengan adanya kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan Sekolah Berstandar Internasional tersebut maka diperlukan suatu perhatian yang lebih bagi sekolah untuk mengatasinya. Menurut Kir Haryana (2007:41) untuk mengatasi kendala-kendala dalam pengimplementasian RSBI, sekolah dapat melakukan cara-cara sebagai berikut:

1. Sikap dan SDM: kerja keras, kursus, IHT, workshop.

2. Kurikulum dan pembelajaran: mengadopsi dan mengadaptasi kurikulum Cambridge dengan kurikulum nasional, perangkat pembelajaran, PBM, dan alat evaluasi bilingual dan berbasis IT.

3. Anggaran dan sarana/prasarana: moving class, penjadualan, kerjasama dengan pihak ketiga.

4. Fasilitator kurang aktif untuk dapatsharingdengan fasilitator yang aktif.

5. Mengubah pola pikir: memperbaiki PBM, Kepala Sekolah bersikap informatif dan terbuka.

6. Perubahan kebijakan sekolah berupa komitmen yang tinggi dari tim RSBI sekolah.


(40)

commit to user

B. Kerangka Berpikir

Globalisasi menuntut adanya perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Dan untuk melakukan itu semua, diperlukan peranan manajemen sekolah melalui strategi sekolah yang dapat menciptakan sekolah yang bermutu sehingga mampu membekali siswanya di era global ini.

Fokus utama yang harus diperhatikan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan institusi sekolah sebagai basis utama pendidikan, baik aspek manajemen, sumber daya manusianya, maupun sarana dan prasarananya. Pendidikan di Indonesia pada era globalosasi dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul di bidang pengetahuan serta mampu bersaing di dunia teknologi juga punya jiwa kebangsaan yang tinggi, sehingga di manapun berada selalu memberikan karya terbaik bagi bangsa dan negaranya.

SMP adalah tingkatan atau jenjang pendidikan dasar formal di Indonesia setelah lulus SD dan merupakan persiapan bagi SMA. SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah salah satu sekolah menengah pertama yang mengidentitaskan dirinya sebagai salah satu sekolah di Surakarta yang bertaraf internasional atau RSBI. Dalam membekali lulusannya agar dapat bersaing di era globalisasi dan berkualitas ketika melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu SMA atau SMK, maka sekolah perlu meningkatkan kualitasnya dengan cara memaksimalkan standar minimal sebagai sekolah yang bertaraf internasional, yang terdiri dari delapan komponen utama yang meliputi :

1. standar kompetensi lulusan, 2. standar isi,

3. standar proses,

4. standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5. standar sarana dan prasarana,

6. standar pembiayaan, 7. standar pengelolaan, 8. standar penilaian.


(41)

commit to user

Sedangkan kendala-kendala yang muncul secara umum dalam pelaksanaan program RSBI adalah sebagai berikut :

1. Kurikulum Sekolah RSBI pada umumnya belum mampu secara maksimal mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum dari negara-negara OECD, 2. Penguasaan kemampuan TIK dan bahasa inggris SDM yang meliputi guru

dan staf masih tergolong rendah,

3. Kualifikasi akademik guru S-2 dan tenaga Administrasi (minimal SMA) masih belum semua memenuhi sesuai ketentuan dan masih terkait dengan keterbatasan dalam pendanaan,

4. Dukungan dana untuk memenuhi kebutuhan sarana/prasarana yang berstandar internasional baik dari pemerintah kabupaten maupun dari komite sekolah masih belum sesuai yang diharapkan.

Adanya kendala-kendala dalam pelaksanaan program RSBI, maka hendaknya sekolah dapat berupaya dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada pada standar-standar pelaksanaan SBI tersebut. Dengan adanya upaya sekolah untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, maka akan berdampak pada pelaksanaan program RSBI yang lebih baik sehingga sekolah yang masih berstatus RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dapat menjadi SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Adapun skema dari kerangka berfikir di atas adalah sebagai berikut:


(42)

commit to user

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir

SMP RSBI

Pemenuhan Standar

Minimal SBI, yang meliputi : 1. Standar kompetensi

lulusan, 2. Standar isi, 3. Standar proses, 4. Standar pendidik dan

tenaga kependidikan, 5. Standar sarana dan

prasarana,

6. standar pembiayaan, 7. Standar pengelolaan, 8. Standar penilaian

Kendala-kendala

Upaya mengatasi kendala-kendala

Pelaksanaan RSBI yang lebih baik


(43)

(44)

commit to user 25

BAB III METODOLOGI

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) : “ Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Sedangkan Menurut Cholid Narbuko & Abu Achmadi (2003:2) : “Metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis, sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah”.

Berdasarkan kedua pengertian metodologi penelitian bahwa metodologi penelitian adalah suatu kegiatan mengumpulkan data dalam penelitian dengan teratur, terencana dan sistematis untuk mencari jawaban atas suatu masalah berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah. Disebutkan oleh Saifudin Azwar (2004: 19) bahwa “Seorang peneliti harus dapat memilih dan menentukan metode yang tepat dan mungkin dilaksanakan guna mencapai tujuan penelitiannya”. Untuk itulah maka peneliti perlu memahami terlebih dahulu tentang metode- metode penelitian.

Adapun bagian-bagian dari metodologi yang digunakan untuk memandu penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukoharjo, yang beralamat di Jalan Pemuda 36 Sukoharjo. Alasan-alasan yang menjadi pertimbangan penelitian di tempat ini adalah :

a. SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah salah satu SMP RSBI yang ada di Sukoharjo yang akan melaksanakan program SBI


(45)

commit to user

c. Lokasi SMP Negeri 1 Sukoharjo dekat dengan tempat tinggal asal peneliti yang mudah dijangkau oleh peneliti sehingga memudahkan dalam pelaksanan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah proposal disetujui dan telah mendapat ijin dari pihak-pihak terkait. Penelitian dilaksanakan selama delapan bulan yaitu bulan Maret 2010 sampai dengan November 2010. Jadwal penelitian terlampir.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian

Penelitian merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menemukan, menggambarkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilaksanakan dengan menggunakan suatu metode ilmiah.

Menurut Lexy Moleong (2004:6) penelitian kualitatif adalah : “Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskreptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.” Sedangkan Menurut Sukmadinata (2005: 94), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan (menggambarkan) dan menganalisis fenomena-fenomena, peristiwa, aktivitas sosial secara alamiah dan sudut perspektif partisipan penelitian kualitatif.

Jadi penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk mendiskripsikan (menggambarkan) dan menganalisis fenomena-fenomena, peristiwa, aktifitas sosial pada konteks khusus yang ilmiah dengan memanfaatkan berbagai motode ilmiah dan sudut perspektif partisipan penelitian kualitatif.

Berdasarkan tujuan penelitian dan perumusan masalah yang dikaji, maka penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa perbandingan atau


(46)

commit to user

menghubungkan dengan variabel lain. Peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap obyek, sehingga obyek dibiarkan seperti kondisi aslinya dan apa adanya.

2. Strategi Penelitian

Masalah penelitian harus dikaji secara mendetail dan lengkap. Untuk itu dibutuhkan suatu pendekatan permasalahan melalui pemilihan strategi penelitian yang tepat. Strategi yang dipilih oleh penulis digunakan sebagai dasar untuk mengamati, mengumpulkan informasi dan untuk menyajikan analisis hasil penelitian. Dalam hal ini peneliti penulis mengacu pada bentuk penelitian deskriptif. Sesuai dengan pendapat Mardalis (2002:26) bahwa penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang bertujuan mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku”. Penelitian deskriptif berupaya untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menginterprestasikan kondisi yang sekarang terjadi atau ada. Peneliti tidak menguji dan menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa yang ada sesuai dengan variabel yang diteliti. Ciri-ciri penelitian deskriptif kualitaif adalah :

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada sekarang, pada masalah-masalah aktual.

2. Data yang dikumpulkan mulai disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. (Winarno Surakhmad, 2004:140).

Penelitian deskriptif yang dilaksanakan adalah menggunakan strategi penelitian tunggal terpancang. Strategi penelitian tunggal terpancang merupakan kegiatan pengumpulan kegiatan data yang lebih terarah berdasarkan tujuan dan pertanyaan-pertanyaan peneliti yang lebih dahulu diajukan. Dalam strategi penelitian tunggal terpancang peneliti hanya memusatkan penelitiannya pada beberapa hal yang sesuai dengan tujuan dari penelitian yang dilakukan.

C. Sumber Data

Sesuai dengan pendapat HB.Sutopo (2002:30) Bahwa “Sumber data kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, dan tingkah laku, dokumen dan arsip


(47)

commit to user

serta berbagai benda lain ”. Sumber data dalam penelitian ini dapat dikelompokan sebagai berikut:

1) Informan

Informan merupakan orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan diteliti dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Menurut Lexy J Moleong (2004:132), “Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian”. Jadi informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar belakang penelitian dan dapat memberilan informasi yang tepat kepada peneliti. Orang yang menjadi informan peneliti di SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah :

a. Wakil Kepala Sekolah 1 b. Wakil Kepala Sekolah 2

c. QMR (Quality manajement representatif) d. Kurikulum

e. Kesiswaan f. Sarana Prasarana g. Tata Usaha h. Guru

2) Dokumen dan Arsip

Dokumen di dalam penelitian merupakan sumber data yang penting, walaupun dikatakan bahwa sumber diluar kata atau tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak diabaikan karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Menurut H. B. Sutopo (2002: 54), “Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu”. Lebih lanjut Lexy J. Moleong (2004: 159) mengungkapkan “Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi”. Dokumen yang digunakan dalam


(48)

commit to user

penelitian ini adalah sejarah berdirinya SMP Negeri 1 Sukoharjo, dan data lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

3) Tempat dan Peristiwa

Dalam melakukan kegiatan penelitian baik wawancara atau observasi akan melibatkan tempat, pelaku dan peristiwa. HB. Sutopo (2002: 52) mengungkapkan “Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas yang dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya”. Peneliti mengambil tempat penelitian di SMP Negeri 1 Sukoharjo, sedangkan peristiwa yang dimaksud yaitu mengenai implementasi program Rintisan Sekolah Bertraf Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo.

D. Teknik Sampling

Menurut Iskandar (2008:69) “Teknik Sampling merupakan penelitian yang tidak meneliti seluruh subyek yang ada dalam populasi melainkan hanya sebagian saja yang di perlukan oleh peneliti dalam penelitian”. Dalam penelitian ini, peneliti tidak menentukan sejumlah sampel. Peneliti hanya menentukan sejumlah informan untuk diwawancarai guna memperoleh keterangan tentang permasalahan yang diteliti. Dalam menentukan informan, peneliti menggunakan teknikpurposive sampling.

Menurut Lexy J. Moleong (2004:224) bahwa ”Dengan teknikpurposive sampling ini terkandung maksud untuk menjaring sebanyak mungkin informasi berbagai macam sumber dan bangunannya”. Purposive sampling merupakan sampel yang diambil tidak ditekankan pada jumlah, tetapi ditekankan pada kualitas pemahamannya kepada masalah yang diteliti. Peneliti tidak menentukan sampel, tetapi peneliti menentukan kualitas pemahaman informan yang akan diwawancarai untuk memperoleh informasi tentang masalah yang diteliti.

Peneliti juga menggunakan teknik bola salju (snowball sampling). Dalam teknik ini untuk memperoleh data yang mendalam diperlukan informan yang mengetahui permasalahan yang sedang diteliti, yaitu dengan cara menunjuk seorang informan kemudian informan yang terpilih dapat menunjuk informan


(49)

commit to user

yang lebih tahu, sehingga akan didapat data yang lebih lengkap. Penarikan sampel bola salju ini mempunyai beberapa tahapan. Tahap pertama, menentukan satu atau beberapa orang informan untuk diwawancarai. Informan tersebut berperan sebagai titik awal penarikan sampel. Tahap kedua, dari informan yang pertama selanjutnya menunjuk informan yang dirasa lebih mengetahui tentang permasalahan yang sedang diteliti. Kemudian peneliti mewawancarai informan tersebut dan demikian selanjutnya sampai diperoleh data yang mendalam dan data yang dikumpulkan benar-benar mendukung tercapainya tujuan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Pemecahkan suatu permasalahan harus dilakukan secara tuntas dan baik. Untuk itu diperlukan sejumlah data yang valid. Sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan teknik pengumpulan data.

Iskandar (2008:178 ) menyebutkan bahwa, “Teknik Pengumpulan data merupakan tata cara atau langkah-langkah peneliti untuk mendapatkan data penelitian, peneliti harus menggunakan teknik dan prosedur pengumpulan data yang sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan, apakah data berbentuk kualitatif atau kuantitatif. Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan.

Sesuai dengan metode penelitian diskriptif kualitatif maka teknik pengumpulan data adalah:

1. Wawancara

Menurut Iskandar (2008:41), “Wawancara merupakan tanya jawab peneliti dengan orang- orang yang relevan untuk dijadikan sebagai sumber data”. Tanya jawab itu dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyan itu”. Dalam teknik ini peneliti mengumpulkan data mengenai implementasi program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo. Dalam teknik wawancara ini, peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan yang ditunjuk.


(50)

commit to user 2. Observasi

Merupakan aktivitas pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung terhadap subjek dan objek penelitian di lokasi penelitian sehingga diperoleh gambaran mengenai permasalahan yang diteliti. Menurut pendapat HB. Sutopo (2002:75) mengatakan bahwa “Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar”. Peneliti dalam melakukan observasi di lokasi penelitian, mengamati secara langsung implementasi program Rintisan sekolah bertaraf internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini merupakan teknik pengumpulan data melalui penelaahan dokumen yang ada, dengan maksud untuk melengkapi data yang di perlukan dalam analisis terhadap masalah yang dikaji. Informasi yang terdapat dalam dokumen sangat mendukung dalam suatu penelitian. Dalam analisis ini akan menjadi sumber data untuk mendapatkan data yang lengkap dan mempermudah dalam penelitian antara lain dokumen dan arsip yang berada di SMP Negeri 1 Sukoharjo yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Dokumentasi dalam penelitian ini antara lain dokumen dari sekolah yang meliputi keadaan umum sekolah, data sarana dan prasarana, data guru, data siswa (peserta didik), serta data-data lain menunjang dalam penelitian.

F. Validitas Data

Validitas data sangat diperlukan kebenarannya agar data dan informasi yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian,(H.B Sutopo, 2002:78). Untuk menganalisa data kualitatif digunakan suatu teknik yang disebut Triangulasi. Menurut Iskandar (2008:230), “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan datanya memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data itu”.


(51)

commit to user

Menurut HB. Sutopo (2002: 70-74) ada empat macam triangulasi yaitu: a. Trianggulasi data atau trianggulasi sumber, adalah penelitian dengan

menggunakan berbagai sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data sejenis.

b. Trianggulasi penulis, adalah cara yang mana hasil penelitian baik data ataupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhan diuji kevaliditasnya dari berbagai penulis.

c. Trianggulasi metodologi, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data yang sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda.

d. Trianggulasi teori, yaitu melakukan penelitian tentang topik yang sama dan datanya dianalisis dengan menggunakan perspektif lebih dari suatu teori.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data, yaitu peneliti menggunakan beberapa narasumber yang berbeda untuk mengumpulkan data atau informasi yang sejenis sehingga informasi yang diperoleh dari narasumber satu dapat dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari narasumber lain. Di samping itu peneliti juga menggunakan trianggulasi metode yaitu menyimpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam metode ini yang menjadi titik tekan adalah penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda. Karena data yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut, hasilnya akan dapat dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan sehingga lebih kuat validitasnya.

G. Analisis Data

Analisis penelitian kualitatif dilakukan dengan proses pengumpulan data atau dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data atau dilakukan di lapangan. Menurut Bondan & Biken yang dikutip oleh Lexy J. Moleong (2004:248) mengatakan “Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”. Teknik analisis data dalam penelitian ini


(52)

commit to user

menggunakan model teknik analisis interaktif yang dimulai dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data , penarikan kesimpulan, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.

HB. Sutopo (2002:95) berpendapat bahwa, ”Dalam bentuk ini peneliti bergerak diantara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Sesudah mengumpulkan data berakhir, peneliti bergerak diantara tiga komponen analisisnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagi penelitiannya, proses analisis ini disebut sebagai model analisis interaktif”.

Untuk lebih jelasnya model tiga komponen analisis dapat digambarkan dalam skema model analisis interaktif sebagai berikut:

(Sumber: H.B. Sutopo, 2002:96) Gambar. 1 Skema Analisis Data Model Interaktif

Keterangan: 1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses menyeleksi, menfokuskan data yang telah diperoleh dari laporan penelitian. Reduksi data dilakukan sebelum peneliti memutuskan kerangka konsepsual wilayah penelitian, permasalahan penelitian dan pengumpulan data yang mana akan dipilih dan tahap ini berlangsung terus sampai laporan akhir lengkap tersusun. Sebagai bagian dari analisis, maka proses menajamkan, menggolongkan, mengarahkan membuang yang tidak

Pengumpulan Data

Sajian Data

Penarikan simpulan/ Verifikasi Reduksi


(53)

commit to user

perlu dan mengoorganisasikan data merupakan hal yang amat penting dilakukan, sehingga akan mempermudah dalam menarik dan menverifikasi kesimpulan final.

2. Sajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian ini dapat membantu peneliti dalam memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan. Penyajian informasi ini dapat berbentuk matriks, grafik, jaringan dan bagan yang tersusun secara terpadu sehingga memudahkan peneliti dalam menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Kegiatan penyajian data di samping sebagai kegiatan analisis, juga merupakan kegiatan reduksi data.

3. Penarikan Simpulan / Verifikasi

Pada dasarnya kesimpulan awal sudah dapat ditarik pada saat matriks terisi, tetapi hal tersebut belum begitu jelas, dan hal ini dapat menggiring pada pengambilan keputusan untuk menentukan langkah berikutnya yang harus dilakukan. Kesimpulan-kesimpulan mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data terakhir. Hal ini sangat bergantung pada besarnya kumpulan catatan-catatan lapangan, angka pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan. Jadi bukan berarti sesudah dilakukan penarikan kesimpulan merupakan final dari analisis karena pada dasarnya makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya dan kecocokannya yakni yang merupakan validitasnya. Sehingga hal ini menuntut peneliti siap dan mampu bergerak diantara kegiatan tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa analisis data kualitatif merupakan upaya yang berkelanjutan, berulang dan terus menerus, saling susul menyusul antara proses yang satu dengan proses yang lainnya.

Tiga komponen analisis yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi) aktivitasnya dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses mengalir (siklus). Analisis dilakukan bersamaaan (serentak) dengan proses


(1)

commit to user

berstandar internasional (RSBI). Sedangkan untuk kepala telah memiliki sertifikat

TOEFL sesuai dengan yang di syaratkan untuk sekolah standar internasional

(RSBI) yaitu 500.

Kepala sekolah telah memenuhi syarat sebagai kepala sekolah

yang

berstandar internasinal (SBI) yaitu:

1. Memiliki riwayat pendidikan yang sesuai dengan persyaratan. Kepala Sekolah

menyelesaikan pendidikan S1 & S2 di UNS yaitu FKIP Bahasa, Sastra

Indonesia dan Daerah yang pada saat itu telah terakreditasi A.

2. Menempuh pelatihan kepala sekolah yang tarafnya internasional di turki dan di

singapura.

3. Mampu berbahasa inggris aktif dan telah memiliki sertifikat TOEFL yang

nilainya sudah sesuai dengan standar untuk menjadi kepala sekolah RSBI.

4. Memiliki visi internasional, jiwa kepemipinan dan kewirausahaan yang baik

serta mampu memanajerial sekolah untuk diarahkan menuju sekolah bertaraf

internasional (SBI).

e. Standar Sarana Pasarana

Standar sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo yaitu:

1. Rasio jumlah siswa per kelas, belum memenuhi standar sebagai sekolah

yang berstandar internasional (RSBI). Rata-rata rasio perbandingan siswa

per kelas adalah 1:28 anak per kelas.

2. Penyediaan buku teks telah mencukupi bagi setiap siswa per kelas.

3. Penyediaan komputer laboratorium sudah mencukupi dari jumlah peserta

didik per kelas.

4. Penyediaan buku ajar bagi tenaga pendidik itu telah disediakan oleh

sekolah.

5. Jaminan kesehatan masih kurang baik..

f. Standar Pembiayaan

Dana untuk pembiayaan sekolah berasal dari :


(2)

commit to user

2. Pemerintah daerah

3. Pemerintah kabupaten

4. Pemerintah propinsi

5. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

6. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Alokasinya untuk KBM, pembelian buku wajib, pembelian buku

perpustakaan, alat tulis kantor, materi pembelajaran, manajemen/rapat, pajak

telepon, listrik dan air, perawatan dan pemeliharaan, honor guru tidak tetap

(GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT), Gaji guru dan karyawan.

g. Standar Pengelolaan (Manajemen)

Standar pengelolaan (Manajemen) di SMP Negeri 1 Sukoharjo yaitu

1. Sudah memakai sistem manajemen yang dipakai di negara OECD yaitu

sistem manajemen mutu ISO.

2. Memakai Sistem Manajemen Mutu ISO versi 9001:2008 sejak tahun ajaran

2008/2009.

3. Dalam mempersiapkan peserta didik yang berprestasi, antara lain :

a. Mencari informasi bibit-bibit baru melalui PPDB

b. Melakukan pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler

c. Melakukan pembinaan secara terus menerus kepada peserta didik yang

berprestasi di setiap bidang akademik dan non akademik.

d. melakukan program karantina bagi peserta didik yang akan mengikuti

lomba

h. Standar Penilaian

Standar penilaian di SMP Negeri 1 Sukoharjo yaitu

1. Sudah mengembangkan sistem penilaian yang berbasis IT.

2. Melaksanakan ujian nasional.

3. Melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan

pendidikan dalam bahasa inggris yaitu untuk mata pelajaran IPA,

Matematika dan TIK .


(3)

commit to user

4. Belum dapat melakukan akses sertifikasi dengan sekolah mitra yang ada di

luar negeri.

2.

Kendala-kendala yang Dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam

Mengarahkan Sekolahnya Menuju Bertaraf Internasional (SBI)

Kendala-kendala

dalam

pelaksanaan

Rintisan

Sekolah

Bertaraf

Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo antara lain:

a. Kekurangan Dana

Sekolah mengalami kekurangan dana untuk pengembangan sekolah

seperti pengadaan sarana prasarana, kemudian dana untuk menjalin kerjasama

dengan negara mitra dan dana untuk peningkatan kualitas SDM, dll. Sedangkan

besarnya dana sekolah yang berasal dari pemerintah belum mencukupi untuk

pengembangan sekolah tersebut.

b. Kualitas SDM yang Masih Rendah dalam Sekolah (RSBI)

Untuk kualitas SDM masih kurang karena dibuktikan dengan hasil

wawancara yaitu masih terdapatnya beberapa tenaga pendidik yang belum mampu

berbahasa inggris dengan baik terutama bagi Tenaga Pendidik yang sudah berusia

setengah baya atau tua dan sudah hampir pensiun. Selain itu, tenaga administrasi

belum semuanya memenuhi syarat, ada beberapa yang belum begitu mahir dalam

mengoperasikan komputer, selain itu juga belum memiliki kemampuan bahasa

inggris yang baik seperti yang diharapkan standar sekolah yang bertaraf

internasional (SBI).

c. Kurikulum Sekolah (RSBI) yang Belum Memenuhi Standar

Sekolah belum dapat mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum di

negara-negara OECD namun hanya melakukan penekanan pada pengembangan

proses

dan

isi

materi

dari

membaca

referensi-referensi

saja

untuk

mengembangkan kurikulum dan diterapkan pada saat proses pembelajaran

sehingga kurikulum tersebut dinamakan KTSP

plus

.


(4)

commit to user

3.

Usaha-Usaha yang Dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk Mengatasi

Kendala dalam Pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

Usaha-usaha yang dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi

kendala dalam pelaksanaan rintisan Sekolah Bertaraf Internasional antara lain:

a. Kekurangan Dana

Sekolah tidak dapat berbuat banyak untuk mengatasi kekurangan dana

melainkan hanya dapat mengajukan proposal kepada pemerintah dan hanya dapat

menunggu dana tersebut diberikan. Tetapi sekolah juga berupaya untuk

meningkatkan prestasi peserta didik agar pemerintah tidak segan-segan dalam

memberikan bantuan dana untuk pengembangan.

b. Kualitas SDM yang Masih Rendah dalam Sekolah (RSBI)

Berupaya meningkatkan kualitas tenaga pendidik misalnya dengan diklat,

penataran, seminar (

workshop

), MGMP antar RSBI, Lokakarya (ICT, kursus

bahasa inggris, pembuatan model-model pembelajaran, dll). Sedangkan untuk staf

administrasi biasanya diberikan kursus komputer dan bahasa inggris yang bekerja

sama dengan lembaga pendidikan seperti ELTI, English First (EF) dan

ALFABANK.

c. Kurikulum Sekolah (RSBI) yang Belum Memenuhi Standar

Untuk mengatasi masalah kurikulum yang belum pada tahap mengadopsi

dan mengadaptasi dengan kurikulum negara mitra yang berada di luar negeri

adalah pada pengembangan proses dan isi materi dari referensi-referensi saja

untuk mengembangkan kurikulum dan diterapkan pada saat proses pembelajaran.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan

yang

peneliti kemukakan dan

berbagai

fenomena yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu Implementasi Program

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo, maka

implikasi hasil penelitian ini dapat peneliti kemukakan sebagai berikut :


(5)

commit to user

a. Implementasi program RSBI berorientasi pada perbaikan/penyempurnaan yang

berkelanjutan dalam meningkatkan mutu pendidikan yang sehingga membuat

sekolah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas lulusannya.

b. Dari hasil penelitian ini dapat memberikan ide baru bagi SMP-SMP yang

masih belum standar SBI untuk meningkatkan kualitas pendidikannya agar

mampu bersaing juga dengan SMP-SMP yang sudah mengikuti standar

internasional.

c. Implementasi Program RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo merupakan upaya

sekolah untuk meningkatkan kualitas lulusan yang berupa nilai tambah bagi

peserta didik yaitu memiliki kualitas internasional sehingga masyarakat lebih

percaya untuk menyekolahkan anaknya di SMP Negeri 1 Sukoharjo.

C. Saran

Dari analisis yang dilakukan, kesimpulan dan implikasi yang telah

diambil maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut :

1. Bagi Tenaga Pendidik

a. Sebaiknya tenaga pendidik lebih meningkatkan kompetensinya melalui

program sekolah antara lain kemampuan berbahasa inggris dan pemanfaatan

multimedia untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

b. Tenaga pendidik sebagai orang yang berperan penting pada saat KBM di

kelas, hendaknya dapat menyuarakan aspirasinya kepada sekolah tentang

apa saja yang dibutuhkan tenaga pendidik kaitannya untuk peningkatan

proses pembelajaran. Suara/aspirasi dari tenaga pendidik tersebut dapat

membantu sekolah dalam mengalokasikan dana untuk pengembangan

sekolah mengingat sekolah tersebut minim sekali dengan dana.

2.

Bagi Kepala Sekolah

a. Sekolah hendaknya berusaha lebih keras untuk mencari sumber-sumber

dana baru mengingat sekolah hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah

saja. Misalnya mencari informasi dan mencoba untuk mengajukan proposal

yang berkaitan dengan bantuan dana kepada sekolah mitra yang berada di

luar negeri.


(6)

commit to user

b. Sekolah hendaknya dapat lebih memprioritaskan dalam hal pengalokasian

dana karena minimnya dana yang dimiliki oleh sekolah. Misalnya untuk

mengembangkan sarana/prasarana, untuk meningkatkan kesejahteraan guru

dan karyawan serta lain sebagainya sehingga dapat membantu dalam

mensukseskan pelaksanaan program RSBI di sekolah tersebut.