B. Kerangka
Berfikir
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menyiapkan anak didik menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang
profesional sesuai bidang keahliannya. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pembenahan dalam sistem pendidikan terutama di sekolah-sekolah khususnya
Sekolah Menengah Kejuruan agar dihasilkan tamatan yang cukup baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Berdasarkan uraian tersebut dalam upaya pencapaian tujuan, guru mempunyai peranan yang sangat penting untuk menciptakan kondisi lingkungan
yang aman dan nyaman dalam kegiatan proses kegiatan belajar mengajar, menyangkut bagaimana teknik dan metode yang cocok dalam menyampaikan
materi. Biasanya sebagian besar siswa tidak mempersiapkan diri dahulu terhadap materi yang akan diajarkan, karena mereka sering tidak mengetahui materi apa
yang diajarkan oleh guru sehingga mengakibatkan terhambatnya proses belajar siswa. Dengan ketidaksiapan siswa menerima materi yang diajarkan maka akan
sulit bagi siswa untuk menyimak, memahami dan menerima materi yang akan diberikan guru. Ada dua kemungkinan siswa tidak mempersiapkan materi
pelajaran, yang pertama guru tidak memberikan silabus atau bahan-bahan dari materi yang akan diajarkan dan yang kedua adalah murid enggan dan malas
mempersiapkan pelajaran yang akan dihadapinya, karena mereka menganggap nanti pun akan diterangkan oleh guru.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, kelompok eksperimen diberikan metode pengajaran berupa tanya jawab, ceramah, diskusi dan pemberian tugas.
Tugas yang diberikan kepada kelompok eksperimen berupa soal-soal uraian terstruktur pada setiap akhir bab. Sedangkan metode pengajaran yang diberikan
kepada kelompok kontrol adalah tanya jawab, ceramah dan diskusi. Dengan adanya pemberian tugas, siswa akan mempelajari lebih dahulu
materi yang berkaitan dengan tugas agar bisa menyelesaikannya baik. Dalam proses belajar ini, siswa akan menemui hal-hal baru yang belum disampaikan oleh
guru, sehingga siswa akan aktif untuk belajar dan mencari sendiri
penyelesaiannya. Jika tidak menemukan jalan keluar dalam menyelesaikan soal- soal yang diterimanya, siswa diharapkan akan mengingat atau mencatatnya untuk
ditanyakan kepada guru. Dengan demikian siswa akan siap menerima materi yang disampaikan guru sehingga diharapkan dengan mudah memahami materi dan
menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya. Yang menjadi titik tolak pemikiran dalam penelitian ini adalah:
1. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh metode dan teknik penyampaian materi pelajaran.
2. Adanya kesiapan siswa dalam menerima materi yang diajarkan akan memperlancar proses belajar mengajar.
3. Siswa akan belajar apabila diberikan tugas oleh guru. Dari uraian di atas, diduga prestasi belajar antara kelompok dengan
menggunakan metode pemberian tugas lebih baik dari kelompok dengan menggunakan metode ceramah.
C. Hipotesis