Pengaruh Empat pilar pendidikan terhadap Hasil Belajar.

13 demonstrasi dan selanjutnya mendiskusikan aplikasi hukum itu dalam operasional kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini guru memegang kendali seluruh proses pembelajaran dan siswa mengikuti apa yang telah dirancang oleh guru. Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan penggunaan pendekatan konvensional dalam proses pembelajaran ini, terutama yang menggunakan metode ceramah. Kelemahan-kelemahan tersebut. menurut Suryosubroto 1997: 167 yaitu: 1 guru sukar mengetahui sampai dimana siswanya telah mengerti pembicaraannya, dan 2 siswa seringkali memberi pengertian lain dari apa yang dimaksudkan oleh guru. Kedua hal tersebut disebabkan karena dalam pendekatan konvensional kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitas, sikap kritis, dan kemandirian siswa, bahkan cenderung menumbuhkan sikap pasif siswa karena terbiasa menerima.

2.4. Pengaruh Empat pilar pendidikan terhadap Hasil Belajar.

Pada proses pembelajaran melalui penerapan empat pilar pendidikan terhadap hasil belajar, peserta didik akan dapat memahami dan menghayati bagaimana suatu pengetahuan diperoleh dari fenomena yang terdapat dalam lingkungannya. Melalui proses pendidikan seperti ini mulai sekolah dasar sd pendidikan tinggi, lahirlah generasi yang memiliki kepercayaan bahwa manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi untuk mengelola dan mendayagunakan alam. Untuk mengkondisikan masyarakat belajar yang efektif .maka diperlukan pemahaman yang jelas tentang “apa” yang perlu diketahui, “bagaimana” mendapatkan Ilmu pengetahuan, “mengapa’ ilmu pengetahuan perlu diketahui, “untuk apa” dan “siapa” yang akan menggunaka ilmu pengetahuan itu. Belajar 14 untuk tahu diarahkan pada peserta didik agar mereka memiliki pengetahuan fleksibel, adaptable, value added dan siap memakai bukan siap pakai yang akhirnya tercipta hasil belajar yang memuaskan. http:pakguruonline.pendidikan.netREORIENTASI-PENGEMBANGAN PENDIDIKAN Di ERA GLOBAL Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha untuk mencari agar mengetahui informasi yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupan. Belajar untuk mengetahui learning to know dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui apa yang bermakna tetapi juga sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupan. Guna merealisir learning to know, pendidik seyogyanya tidak hanya berfungsi sebagai sumber informasi melainkan juga fasilitator. Di samping itu pendidik dituntut dapat berperan sebagai teman sejawat dalam berdialog dengan peserta didik dalam mengembangkan penguasaan pengetahuan maupun ilmu tertentu Rahbini, 2007.Seperti yang tertulis di dalam http:rbaryans.wordpress.com20070608kecenderungan-pembelajaran matematik - pada - abad-21 , menerangkan bahwa pembelajaran kimia melalui proses learning to know, secara umum siswa diharapkan memiliki pemahaman dan penalaran terhadap produk dan proses kimia apa, bagaimana, dan mengapa yang memadai sebagai bekal melanjutkan studinya dan atau menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam kimia ditanamkan kemampuan memberikan alasan dan menjelaskan serta memberikan prediksi terhadap suatu permasalahan. Sesuai dengan tahap perkembangan berpikirnya, para siswa belajar kimia mulai dari 15 tingkat SD, SLTP, hingga SMU mempelajari kimia beranjak dari hal-hal konkrit hingga ke hal-hal abstrakformal.

2.5. Pengaruh Empat pilar pendidikan terhadap Sikap Ilmiah.