B. KERANGKA BERPIKIR
Skema kerangka berpikir pada penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1.
Pendidikan lingkungan hidup penting dilaksanakan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan lingkungan hidup akan
membentuk karakter peduli lingkungan. Siswa sekolah menengah pada khususnya sebagai agen pengelola lingkungan sangat berpotensi pada proses
pengelolaan lingkungan. Hasil kajian MENKP 2008 diketahui di Pekalongan Utara teridentiikasi limbah batik, pengolahan ikan, printing,
pengolahan tahutempe, sampah organik, pencemar industri dan domestik yang kesemuanya belum meiliki sarana sarana Instalasi Pengolahan Air
Pembentukan karakter peduli
lingkungan siswa Komik menarik
minat membaca siswa
Karakter peduli lingkungan siswa terbentuk
Belajar siswa lebih bermakna
Komik pencemaran lingkungan berbasis
karakter peduli lingkungan Penelitian Pengembangan
Karakter peduli lingkungan siswa
belum terbentuk -
Terjadinya pencemaran di Pekalongan akibat proses pengelolaan lingkungan hidup
yang belum memadai MENKP 2011 -
Perlunya pendidikan lingkungan hidup agar dapat mengembangkan karakter peduli
lingkungan siswa
Sumber belajar belum memadai untuk pengembangan karakter
peduli lingkungan siswa
Gambar 1 Skema Kerangka Berfikir
Limbah IPAL untuk pengolahan limbah. Limbah yang belum diolah menjadi sumber pencemar lingkungan.Terjadinya pencemaran lingkungan
di Pekalongan terjadi akibat kurangnya pengelolaan lingkungan hidup yang belum memadai MENKP 2011 sehingga sangat tepat bila siswa dibekali
pengetahuan mengenai lingkungan hidup. Hal tersebut dapat membentuk generasi peduli lingkungan yang memberi kontribusi positif terhadap
perbaikan pengelolaan lingkungan hidup di masa mendatang. Guru berperan pada menanamkan nilai pendidikan lingkungan hidup
kepada siswa melalui kegiatan pembelajaran pada materi pencemaran lingkungan. Pendekatan dapat dilakukan dengan menggunakan komik yang
dilaporkan Ali 2013 Tatolovic 2009 Cho 2012 bahwa komik sebagai sumber belajar terbukti memberikan hasil positif terhadap minat, motivasi,
dan hasil belajar. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian pengembangan komik yang sesuai untuk mengakomodasi kondisi
tersebut.
14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan menurut langkah-langkah penelitian research and development RD yang dilakukan. Langkah observasi potensi masalah
di SMPN 1 Wonopringgo pada bulan Juli-Agustus 2013. Langkah desain produk dilakukan pada bulan Oktober 2013-Januari 2014. Langkah validasi
desain dan revisi desain dilakukan selama bulan Januari-Februari. Langkah uji coba produk dilaksanakan di SMPN 1 Wonopringgo 5-7 Maret 2014 berupa
data kelayakan produk. Langkah uji coba pelaksanaan dilakukan di SMPN 1 Wonopringgo pada 11 Maret-29 Maret 2014 data berupa hasil belajar siswa
dan karakter peduli lingkungan siswa. Langkah revisi produk dilakukan selama satu bulan. Langkah produksi masal dilakukan pada waktu satu minggu.
B. Langkah Penelitian
Langkah-langkah pada penelitian ini mengacu langkah-langkah RD dari Sugiyono 2010 ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Langkah-langkah penelitian RD