c Mortar tipe S
Mortar tipe S adalah adukan dengan kuat tekan sedang, dipakai untuk pasangan terbuka di atas tanah. Kuat tekan minimumnya adalah 52,5 kgcm
2
.
d Mortar tipe O
Mortar tipe O adalah adukan dengan kuat tekan rendah, dipakai untuk konstruksi dinding yang tidak menahan beban yang lebih dari 7 kgcm
2
dan gangguan cuaca tidak berat. Kuat tekan minimumnya adalah 24,5 kgcm
2
.
e Mortar tipe K
Mortar tipe K adalah adukan dengan kuat tekan rendah, dipakai untuk pasangan dinding terlindung dan tidak menahan beban, serta tidak ada
persyaratan mengenai kekuatan. Kuat tekan minimumnya adalah 5,25 kgcm
2
.
2.7. Kuat Tarik Mortar
Kuat tarik adalah ukuran kuat mortar yang diakibatkan oleh suatu gaya yang cenderung untuk memisahkan sebagian mortar akibat tarikan. Uji kuat tarik
dilakukan dengan membuat mortar dalam bentuk seperti angka delapan. Benda uji ini setelah keras kemudian ditarik dengan uji cemen briquettes. Nilai kuat tarik
yang dihitung dari besar beban tarik maksimum N dibagi dengan luas penampang yang terkecil mm
2
Tjokrodimuljo 2007. Menurut Soroushian dan Bayashi, 1987 dalam Sudarmoko 2000:4
kelemahan struktur berbahan dasar beton adalah kuat tarik yang rendah sehingga akan segera retak jika mendapat tegangan tarik, terutama retak plastis akibat
penyusutan pada waktu proses pengerasan. Untuk mencegah terjadinya retak pada mortar maka perlu dilakukan sesuatu untuk dapat meningkatkan kekuatan tariknya
dengan menambahkan berat semen dan bahan tambahan lain, baik yang bersifat kimiawi maupun fisikal pada adukan.
Penambahan bahan kimiawi pada umumnya bersifat menambah kemampatan dengan cara mempertinggi workabilitas sehingga rongga-rongga
yang berisi udara dapat dieliminir sekecil mungkin. Kecuali penambahan bahan kimiawi, peningkatan kualitas dapat dilakukan secara fisikal, yaitu dengan
penambahan serat yang diharapkan dapat menambah kekuatan dalam segala arah sehingga dapat meningkatkan kuat lentur. Ide dasar penambahan serat ini adalah
memberi tulangan pada adukan mortar dengan serat yang disebarkan secara merata dengan orientasi random, sehingga dapat mencegah retakan-retakan yang
terlalu dini akibat pembebanan.
2.8. Kuat Rekat
Kuat rekat mortar adalah kemampuan mortar untuk merekat. Kuat rekat diperoleh dengan membagi beban tarik maksimum kg dengan kuat bidang lekat
cm
2
, dinyatakan dalam MPa atau kgcm
2.
Uji rekatan mortar dilakukan dengan menggunakan dua buah batu bata yang disusun menyilang. Bata pertama ditaruh dibawah bata kedua, dengan arah
tegak lurus sedemikian rupa sehingga luas bidang lekat sebesar b x b cm
2
dengan b adalah lebar bata. Kedua bata kemudian dilekatkan dengan mortar. Setelah
mortar keras berumur 28 hari kemudian dilakukan pengujian dengan cara kedua bata diberi gaya tarik secara pelan-pelan dinaikkan sampai kedua bata terpisah.
2.9. Bahan Pembuatan Mortar