11
2.1.2 Good Corporate Governance
Beberapa studi tentang Good Corporate Governance telah menggunakan teori agensi sebagai dasar dalam menjelaskan praktik Good
Corporate Governance. Penelitian ini menggunakan teori agensi sebagai dasar dalam menjelaskan praktik Good Corporate Governance.
2.1.2.1 Teori Agensi
Teori keagenan menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih mempekerjakan orang lain untuk memberikan suatu jasa
dan mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut Jensen dan Meckling, 1976. Perusahaan dipandang sebagai
sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Prinsipal atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan perusahaan
terhadap pihak manajemen. Manajer sebagai pihak yang diberi wewenang atas kegiatan perusahaan dan berkewajiban menyediakan laporan keuangan
akan cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya dan mengorbankan kepentingan pemegang saham. Konflik antara manajer
dan pemegang saham atau yang sering disebut dengan masalah keagenan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat
mensejajarkan kepentingan-kepentingan tersebut, sehingga dapat mengurangi biaya keagenan. Ada beberapa alternatif untuk mengurangi biaya keagenan,
diantaranya adalah penerapan Good Corporate Governance Tendi Haruman, 2008.
Universitas Sumatera Utara
12
2.1.2.2 Konsep dan Pengertian Good Corporate Governance
Terdapat beberapa pengertian yang telah dikemukakan mengenai GCG. Defenisi GCG yang diberikan oleh Parkinson 2004 dalam Maksum
2005: “Corporate Governance adalah proses supervisi dan pengendalian
yang dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa manajemen perusahaan bertindak sejalan dengan
kepentingan para pemegang saham.” Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI mendefinisikan corporate
governance sebagai “Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antar
pemegang saham, pengurus pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta internal dan eksternal stakeholders lainnya yang
berkaitan degan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.
“ Menurut FCGI tujuan dari GCG adalah menciptakan nilai tambah
untuk stockholder. FCGI juga berpendapat, apabila perusahaan menerapkan GCG, maka keuntungan yang bisa didapatkan oleh perusahaan antara lain
perusahaan lebih mudah untuk mendapatkan tambahan modal; menjadi lebih rendah; meningkatkan kinerja bisnis; dan mempunyai dampak yang baik
terhadap harga saham perusahaan. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG yang
tertuang dalam Pedoman Umum GCG Indonesia 2006, terdapat 5 asas prinsip yang menjadi pedoman dalam penerapan GCG yaitu antara lain :
Universitas Sumatera Utara
13 1.
Transparansi transparency Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Kemandirian independency
Suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari pihak manapun yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
3. Akuntabilitas accountability Tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif
berdasarkan balance of power antara, manajer, pemegang saham, Dewan Komisaris, dan auditor.
4. Pertanggungjawaban responsibility Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana yang ditetapkan
oleh hukum dan kerjasama yang aktif antara perusahaan serta pemegang kepentingan dalam menciptakan kesejahtreraan.
5. Kewajaran fairness Prinsip ini menuntut para pengelola perusahaan agar dapat bertindak
secara mandiri, sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan sistem
operasional perusahaan yang berlaku.
Prinsip-prinsip good corporate governance memegang peranan penting,antara lain pemenuhan informasi penting yang berkaitan dengan
kinerja perusahaan sebagai bahan pertimbangan bagi para pemegang saham atau calon investor untuk menanamkan modalnya, perlindungan terhadap
kedudukan pemegang saham dari penyalahgunaan wewenang dan penipuan yang dapat dilakukan oleh direksi atau komisaris perusahaan, juga sebagai
perwujudan tanggung jawab perusahaan untuk mematuhi dan menjalankan setiap aturan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan di negara
asalnya atau tempatnya berdomisili secara konsisten, termasuk peraturan di bidang lingkungan hidup, persaingan usaha, ketenagakerjaan, perpajakan,
perlindungan konsumen dan sebagainya
Universitas Sumatera Utara
14
2.1.2.3 Manfaat Good Corporate Governance