Uji Asumsi Klasik Definisi Operasional dan Pengukuran variabel .1 Variabel Terikat Dependen

43 3.9 Teknik Analisis 3.9.1 Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan profil data sampel yang meliputi antara lain mean, median, maksimum, minimum, dan deviasi standar. Data yang diteliti dikelompokkan menjadi lima yaitu Dewan Direksi, Komisaris Independent, Komite Audit, Corporate Social Responsibility, dan Nilai Perusahaan.

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat. Uji klasik dalam penelitian hanya meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. 1 Uji Normalitas data Tujuan dari uji normalitas itu sendiri menurut Ghozali 2005:110 adalah ingin mengetahui apakah model regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histrogamnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Selain itu, dapat digunakan uji statistik Kolmogrov-Smirnov K-S, yang Universitas Sumatera Utara 44 dijelaskan oleh Ghozali 2005:119. Bila nilai signifikan 0.05 berarti distribusi normal. Sebaliknya bila nilai signifikan 0.05 berarti distribusi data normal. 2 Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali 2005: 91 uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi antar variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinieritas dilakukan dengan melihat harga VIF Variance Inflation Factor melalui SPSS. Menurut Ghozali 2005: 92 nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance. Apabila nilai tolerence-nya diatas 0,1 dan VIF dibawah 10, maka model regresi bebas dari multikolinearitas. 3 Uji heteroskedastisitas Menurut Ghozali 2005:105 Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka homokedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang, dan besar. Universitas Sumatera Utara 45 Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, menurut Ghozali 2005:105 dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan nilai residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heterokedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titiknya menyebar maka tidak terjadi heterokedasitas. 4 Uji Autokorelasi Digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi yang berkaitan dengan adanya korelasi, yaitu dengan Durbin Watson DW. Apabila nilai DW statistic terletak pada daerah no autocorrelation berarti telah memenuhi asumsi klasik regresi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 Ghozali, 2005: 95. Auto korelasi muncul karena observasi yang berututan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Tabel 3.9 Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl d 4 Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada keputusan 4- du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tidak tolak du d 4-du Sumber : Ghozali, 2005 Universitas Sumatera Utara 46

3.9.3 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 93

Pengaruh Karakteristik Spesifik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Real Estate Dan Properti Di Bursa Efek Indonesia

0 30 88

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variable Permoderasi pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013

1 69 88

PENGARUH PROFITABILITAS, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 5 29

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Pengaruh Faktor - Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

2 7 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MELALUI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

1 1 35

Pengaruh Good Corporate Governance & Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate & Property pada BEI 2011-2013

0 0 10

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan - Pengaruh Good Corporate Governance & Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate & Property pada BEI 2011-2013

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Good Corporate Governance & Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate & Property pada BEI 2011-2013

0 0 8

Pengaruh Good Corporate Governance & Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate & Property pada BEI 2011-2013

0 0 13