Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan

22 yang menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainability Development yang membawanya menuju kepada core business dan sektor industrinya.

2.1.3.3 Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan

Hendriksen dalam Rika dan Ishlahuddin, 2008, mendefinisikan pengungkapan atau disclosure sebagai penyajian informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien. Pengungkapan ada yang bersifat wajib yaitu pengungkapan informasi wajib dilakukan oleh perusahaan berdasarkan pada peraturan atau standar tertentu, dan ada yang bersifat sukarela yang merupakan pengungkapan informasi tambahan dari perusahaan. Setiap pelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan pemegang saham dan berfokus pada pencapaian laba disamping itu juga mempunyai tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan, sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.1 Revisi 2009 Paragraf kedua belas: Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah value added statement, khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan. PSAK No. 1 revisi 2009 tersebut menunjukkan bahwa Universitas Sumatera Utara 23 perusahaan yang ada di Indonesia diberi suatu kebebasan dalam mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Bapepam selaku lembaga yang mengatur dan mengawasi pelaksanaan pasar modal dan lembaga keuangan di Indonesia telah mengeluarkan beberapa aturan tentang pengungkapan yang harus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang go public. Peraturan tersebut dimaksudkan untuk melindungi para pemilik modal dari adanya asimetri informasi. Perusahaan dapat memberikan pengungkapan melalui laporan tahunan yang telah diatur oleh Bapepam, maupun melalui pengungkapan sukarela sebagai tambahan pengungkapan minimum yang telah ditetapkan. Di Indonesia, pengungkapan dalam laporan keuangan baik yang bersifat wajib maupun sukarela telah diatur dalam PSAK No.1. Selain itu pemerintah melalui Keputusan Ketua Bapepam No: kep-134BL2006 juga mengatur mengenai pengungkapan informasi dalam laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Pengungkapan informasi yang diatur oleh pemerintah ataupun lembaga profesional dalam hal ini adalah Ikatan Akuntan Indonesia merupakan pengungkapan yang wajib dipatuhi oleh perusahaan yang telah publik. Tujuan pemerintah mengatur pengungkapan informasi adalah untuk melindungi kepentingan para investor dari ketidakseimbangan informasi antara manajemen dengan investor karena adanya kepentingan manajemen Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat Universitas Sumatera Utara 24 sukarela, belum diaudit, dan tidak dipengaruhi oleh peraturan tertentu. Zuhroh dan Putu 2003 menyebutkan tematema yang termasuk dalam wacana Akuntansi Pertanggung jawaban Sosial adalah: 1. Kemasyarakatan Tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya. 2. Ketenagakerjaan Tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi : rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan lainnya. 3. Produk dan Konsumen Tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan kejelasankelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya. 4. Lingkungan Hidup Tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan konversi sumber daya alam.

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian empiris membuktikan bahwa yang mempengaruhi nilai perusahaan berbeda-beda. Perbedaan ini mungkin saja disebabkan oleh beberapa faktor misalnya data yang digunakan, perbedaan tempat penelitian, perbedaan periode penelitian dan lainnya. Bhabra 2007 menemukan bahwa nilai perusahaan sensitive terhadap perbedaan dalam sturktu perusahaan di seluruh pasar. Studi empiris tentang dampak good corporate governance dan corporate social responsibility pada nilai perusahaan adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 25 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Kesimpulan Black 2001 Does corporate governance matter: A crude test using Russian Data Variabel Dependent : Nilai perusahaan Variabel Independen : Value ratio dan Corporate Governance Menemukan bahwa perilaku corporate governance suatu perusahaan dapat berpengaruh besar pada nilai pasar. Eddy Suranta dan Mas’ud Machfoedz 2003. Analisis Struktur Kepemilikan, Nilai Perusahaan, Investasi dan Ukuran Dewan Direksi. Variabel Dependent : Nilai perusahaan Variabel Independen : Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional , dan Ukuran Dewan Direksi Hubungan kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan adalah linear dan negatif, nilai perusahaan dipengaruhi positif secara signifikan oleh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran dewan direksi Zuhroh dan Putu 2003 Pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan go publik Variabel Dependen : Laporan keuangan Variabel Independen : Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial CSR pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan yang go publik telah terbukti berpengaruh terhadap volume perdagangan saham bagi perusahaan yang masuk kategori high profile. Hexana Sri Lastanti 2004 Hubungan Struktur Corporate Governance Variabel Dependen : Nilai perusahaan Variabel Independen : Independensi dewan komisaris berpengaruh positif signifikan Universitas Sumatera Utara 26 dengan Kinerja Perusahaan dan Reaksi Pasar Dewan komisaris independen, Kepemilikan Institutional, dan tingkat konsentrasi kepemilikan. terhadap nilai perusahaan walaupun belum terlalu signifikan, Sementara variabel kepemilikan institusional dan tingkat konsentrasi kepemilikan belum berpengaruh secara signifikan baik terhadap nilai perusahaan maupun kinerja keuangan. Gill dan Marthur 2011 Board Size, CEO duality, and the value of Canadian manufacturing firms Variabel Dependen : Nilai Perusahaan Variabel Independen : Ukuran Dewan Direksi, CEO duality, Ukuran Perusahaan, dan ROA Menemukan bahwa ukuran dewan direksi berpengaruh negative terhadap nilai perusahaan, sedangkan CEO duality, ukuran perusahaan dan ROA berpengaruh positif terhadap niali perusahaan. Rika Nurlela dan Islahuddin 2008 Pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dengan persentase kepemilikan manajemen sebagai variabel moderating Variabel Dependen : Nilai Perusahaan Variabel Independen : Corporate Social Responsibility dengan Moderating Kepemilikan Manajemen Menemukan bahwa csr, persentase kepemilikan, serta interaksi antara csr dengan persentase kepemilikan manajemen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Universitas Sumatera Utara 27

2.3 Kerangka Konseptual

Dari pemaparan diatas dapat diketahui baik corporate governance maupun corporate social responsibility dalam kaitannya dengan nilai perusahaan akan mempengaruhi secara positif. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaan juga baik. Karena tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui kemakmuran pemilik atau para pemegang saham Gapensi, 1996 dalam Wahidahwati, 2002. Dampak corporate governance berbeda dari negara ke negara karena perbedaan struktur corporate governance dalam kondisi sosial, ekonomi, dan peraturan yang berbeda Rouf, 2011. Corporate Governance, dalam konteks penelitian ini didefeinisikan sebagai seperangkat, proses, kebiasaan, kebijakan, hukum, dan lembaga-lembaga yang memepengaruhi cara perusahaan diarahkan dan dikendalikan Rouf, 2011. Krisis Ekonomi yang berlangsung telah membuktikan betapa lemahnya penerapan GCG dalam praktek bisnis di Indonesia. Hal tersebut sampai sekarang disebabkan oleh birokrasi yang korup, legislatif yang tidak aspiratif dan tanggap, tidak adanya system kontrol timbal balik yang positif dan konstruktif. Berdasarkan pemikiran ini maka penerapan GCG penting dilaksanakan untuk setiap perusahaan di Indonesia, khususnya dalam usaha perseroan seringkali timbul ketidaksinambungan hubungan antar organ perseroan, kurang tanggapnya direksi dalam pengelolaan perusahaan, dan Universitas Sumatera Utara 28 tidak efektifnya asset-aset, perusahaan, serta kurang berfungsinya direksi dalam kegiatan usaha perseroan dan perangkat GCG lainnya. Aktivitas CSR dapat menjadi elemen yang menguntungkan sebagai strategi perusahaan, memberikan kontribusi kepada manajemen risiko dan memelihara hubungan yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. Perusahaan memang tidak akan mendapatkan profit kentungan secara langsung dari pelaksanaan CSR, yang diharapkan dari kegiatan CSR adalah benefit berupa citra perusahaan yang baik dimata stakeholder yang menjamin keberlangsungan bisnis jangka panjang. Beragam bentuk dan sasaran perusahaan melaksanakan CSR merupakan fenomena positif dalam lingkungan bisnis. Kondisi tersebut menunjukan telah meningkatnya kesadaran jika ingin perusahaan tumbuh secara berkelanjutan maka perusahaan tidak semata-mata mengejar keuntungan tapi harus menjaga keseimbangan dengan aspek sosial dan lingkungan. Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksanan corporate social responsibility, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan diminati investor. Corporate social responsibility dapat digunakan sebagai alat marketing baru bagi perusahaan bila itu dilaksanakan berkelanjutan. Dengan melaksanakan CSR, citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen makin tinggi. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan pada akhirnya dengan pelaksanaan CSR, diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat Universitas Sumatera Utara 29 Dengan demikian kerangka konseptual dalam penelitian ini, yaitu pengaruh corporate governance, yang dalam rinciannya dewan direksi, komisaris independen, dan komite audit, serta pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan, dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Ukuran Dewan Direksi X1 Komisaris Independent X2 Komite Audit X3 CSR Tanggung Jawab Sosial X4 Nilai Perusahaan Y Universitas Sumatera Utara 30

2.4 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran, maka hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

2.4.1 Pengaruh dewan direksi terhadap nilai perusahaan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 93

Pengaruh Karakteristik Spesifik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Real Estate Dan Properti Di Bursa Efek Indonesia

0 30 88

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variable Permoderasi pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013

1 69 88

PENGARUH PROFITABILITAS, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 5 29

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Pengaruh Faktor - Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

2 7 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MELALUI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

1 1 35

Pengaruh Good Corporate Governance & Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate & Property pada BEI 2011-2013

0 0 10

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan - Pengaruh Good Corporate Governance & Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate & Property pada BEI 2011-2013

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Good Corporate Governance & Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate & Property pada BEI 2011-2013

0 0 8

Pengaruh Good Corporate Governance & Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate & Property pada BEI 2011-2013

0 0 13