masing, baik secara perorangan maupun kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya mengfungsikan dirinya sebagai penasehat.
c Tipe Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompokorganisasi. Pemimpin memandang dan
menempatkan orang-orang yag dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti dirinya juga. Kemauan, kehendak,
kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreativitas, inisiatif yang berbeda-beda dan dihargai disalurkan secara wajar. Tipe pemimpin ini selalu berusaha untuk
memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. Ketiga tipe kepemimpinan di atas dalam pratiknya saling isi mengisi atau
saling menunjang secara bervariasi, yang disesuaikan dengan situasinya sehingga akan menghasilkan kepemimpinan yang efektif.
4. Gaya kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik
yang bagus, kekuatan kesanggupan untuk berbuat baik.
Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau
dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi
yang disukai dan sering diterapkan oleh pemimpin.
Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya
kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah,
keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan yang menunjukkan, secara langsung maupun tidak langsung,
tentang keyakinan seorang pemimpin terhadap kemampuan bawahannya. Artinya, gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dai
falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin
ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.
Sehigga gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu gaya yang dapat memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja pertumbuhan, dan mudah
menyesuaikan dengan segala situasi.
Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yang
mementingkan pelaksanaan tugas yang mementingkan hubungan kerja sama, dan
mementingkan hasil yang dapat dicapai.
Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi paa pengikutnya. Dalam hal ini usaha menselaraskan persepsi
antara orang yang akan memengaruhi perilaku dengan yang akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seorang pemimpin yang khas saat memengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin
untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompok membenuk gaya kepemimpinannya E. Mulyasa, 2004.
1. Pendekatan Sifat
Pendekatan sifat mencoba menerangkan sifat-sifat yang membuat seorang berhasil. Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa individu merupakan pusat
kepemimpinan. Kepemimpinan dipandang sebagai sesuatu yang mengandung lenih banyak unsur individu, terutama pada sifat-sifat individu. Penganut
pendekatan ini berusaha mengidentifikasi sifat-sifat kepribadian yang dimiliki oleh pemimpin yang berhasil dan yang tidak berhasil E. Mulyasa, 2004.
Kepemimpinan dengan pendekatan sifat, lebih menekankan pada prinsip keteladanan. Keteladanan ini berupa sifat-sifat dan perangai yang perlu dimiliki
oleh pemimpin sehingga dapat dirasakan dan dilihat oleh bawahannya. Keteladanan tersebut pada hakikatnya merupakan kepribadian pemimpin yang
didalamnya mengandung arti luas, ketekunan, daya tahan, kejujuran, keberanian, harga diri dan berbagai nilai moral dan akhlak yang lain Wahjosumidjo, 1987.
2. Pendektan Perilaku
Studi memfokuskan dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya mempengaruhi orang lain pengikut. Pendekatan perilaku
kepemimpinan banyak membahas keefektivan gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin E. Mulyasa, 2004.
3. Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional hampir sama dengan pendekatan perilaku, keduanya menyoroti perilaku kepemimpinan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini
kepemimpinan lebih merupakan fungsi situasi daripada sebagai kualitas pribadi,
dan merupakan suatu kualitas yang timbul karena interaksi orang-orang dalam situasi tertentu.
Menurut Hersey dan Blanchard dalam Crawford, Kydd dan Riches 2005 menyatakan dalam teori situasional mereka bahwa perilaku kepemimpinan harus
berbeda, tergantung pada kedewasaan para pengikutnya atau bawahannya. Situasi dalam teori ini sendiri ditentukan oleh kedewasaan, dengan dua dimensi yang
dinyatakan: kedewasaan menurut profesi dan kedewasaan menurut profesi dan kedewasaan berkenaan dengan psikologis. Terdapat juga dimensi pada perilaku
kepemimpinan: perilaku tugas, dimana pemimpin yang menentukan atau menekankan tugas; dan perilaku hubungan, pemimpin menghabiskan waktunya
untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dengan dan di antara kelompoknya.
B. Kepemimpinan Perempuan
Istilah perempuan dapat dipandang dari beberapa konsep misalnya seks jenis kelamin yang memandang perempuan secara biologis dan konsep gender
yang memandng perempuan secara konstruksi sosial. Menurut jenis konsep konsep, jenis kelamin adalah persifatan pembagian dua jenis kelamin manusia
yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu, yakni bahwa laki-laki adalah manusia yang memiliki atau bersifat seperti daftar berikut:
memiliki Penis, memiliki jakala kala menjing, dan memproduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim dan saluran untuk
melahirkan, mereproduksi telur, memiliki vagina dan alat menyusui. Alat-alat tersebut secara biologis melekat pada manusia jenis perempuan dan laki-laki