Selain itu pengarang juga menggunakan istilah hak prerogratif. Hak yang dimiliki ketua Lamperjan untuk menentukan menerima atau menolak Burisrawa
segai suami Sembadra. Berikut cuplikan teksnya: “… Awit Prabu Kresna mung mangsa borong marang Sembadra sing
bakal nglakoni. Jarene, saiki iku hak prerogratif-e Resi Brongsong ketua Lamperjan.
” Resi Brongsong dalam Jaya Baya No. 9 Minggu V Oktober 2010 data 36
„… Sekarang Prabu Kresna menyerahkan semuanya kepada Sembadra yang akan menjalani. Katanya sekarang itu sudah menjadi hak
prerogratinya Resi Brongsong,‟ Terjemahan dalam bahasa Indonesia
Dalam cerita tersebut pengarang menyampaikan pesan melalui sindiran- sindiran terhadap masalah yang sering dialami masyarakat. Seperti kasus suap
yang sering terjadi. Banyak hak-hak rakyat kecil yang terbengkalai karena kalah dengan tumpukan uang. Melalui cerita
“Resi Brongsong” ini, pengarang membuat cerita dengan menganggap kejujuran sebagai panglima. Pengarang
berusaha menegakkan kejujuran demi masyarakat banyak dan bukan demi kepentingan pribadi.
4.1.7 Resi Mayangkara dalam Majalah Jaya Baya
Cerita “Resi Mayangkara” ini berisi tentang Arjuna yang dituduh
mengejar Banowati. Arjuna yang tidak hadir dalam rapat rutin Ngamarta dicurigai berada di Taman Kadilengeng. Arjuna dituduh mengejar Banowati istri
Duryudana. Akan tetapi Werkudara yang mendengarnya dari Patih Sengkuni tidak begitu saja percaya. Bersama dengan Prabu Kresna, keduanya mencari Arjuna di
Taman Kadilengeng. Sebenarnya saat itu Arjuna sedang berada di Kendalisada
merawat Resi Mayangkara yang sedang sakit. Werkudara dan Prabu Kresna tidak menemukan Arjuna, kemudian memutuskan untuk mencarinya di Kendalisada.
Berdasarkan perintah dari Bethara Kamanjaya, Resi Mayangkara dibawa ke Taman Kadilengeng. Resi Mayangkara dibawa ke Taman Kedilengeng dengan
digendong Werkudara. Sesampainya di sana, Arjuna melihat seseorang yang menyerupai dirinya. Ternyata Arjuna gadungan itu yang mengejar Banowati.
Menurut Bethara Guru yang dapat menandingi kesaktian Arjuna palsu itu hanyalah Resi Mayangkara. Setelah berhadapan dengan Arjuna palsu itu, seketika
Resi Mayangkara dapat pulih kembali dari sakitnya. Dalam cerita tersebut pengarang mengambil situasi dari cerita Banowati
yang dibohongi Aswatama dalam cerita Mahabarata. Pengarang menggunakan tokoh Arjuna sebagai tokoh utama dalam cerita tersebut. Tokoh Arjuna
digambarkan memiliki sifat baik hati, ksatriya, dan disukai banyak wanita. Hal tersebut dapat dilihat dari cara pengarang menggambarkan watak Arjuna secara
langsung. Berikut cuplikan teksnya: “Menawa soal perdhuwithan Harjuna mono paling tertib. Nembe yen
perkara wedokan aja takon Minangka satriya lananging jagad, karepe kabeh wanita sulistya arep sinanggama lan jinatukrama. Mula lunga
menyang endi wae satriya Madukara kuwi mesti ngantongi Irex.” Resi Mayangkara dalam Jaya Baya No. 18 Minggu I Januari 2010 data 37
„Jika dalam hal keuangan Harjuna paling tertib. Lain halnya dengan urusan perempuan jangan ditanyakan Sebagai kesatria diantara dunia para lelaki,
semua wanita bersedia berhubungan dan menikah dengannya. Oleh karena
itu, kemanapun kesatria Madukara itu pergi pasti membawa Irex.‟ Terjemahan dalam bahasa Indonesia
Selain tokoh Arjuna, pengarang juga menggunakan Resi Mayangkara dalam cerita tersebut. Secara langsung pengarang menggabarkan watak dari tokoh
Resi Mayangkara. Resi mayangkara memiliki sifat jujur. Hal tersebut dapat dilihat dari cuplikan berikut ini:
“… Dheweke pensiun saka senapati Pancawati nalika umur 56 taun. Akeh jan-jane sing nawani dadi komisaris perusahaan BUMN, nanging Anoman
sepuh iku emoh kecipratan bandha ora kalal. ”
Resi Mayangkara dalam Jaya Baya No. 18 Minggu I Januari 2010 data 38 „… Dirinya pensiun dari senapati Pancawati ketika berumur 56 tahun.
Sebenarnya banyak yang menawari menjadi komisaris perusahaan BUMN, tetapi Anoman sepuh itu tidak mau kecipratan harta tidak halal.‟
Terjemahan dalam bahasa Indonesia Kejujuran Resi Mayangkara dapat dilihat dari cara pengarang
menyebutkan „emoh kecipratan bandha ora kalal‟, yang berarti Resi Mayangkara tidak mau mendapat harta dengan cara yang tidak benar.
Pengarang menggunakan setting tempat Ngamarta dan Taman Kadilengeng seperti dalam Mahabarata. Pengarang juga menambah Kendalisada
sebagai tempat untuk merawat Resi Mayangkara yang sedang sakit. Berikut cuplikan teksnya:
“… Sing genah satriya Madukara dinane iki lagi magang “baby sitter” ing Kendalisada, ngupakara Resi Mayangkara sing lara madal tamba.
” Resi Mayangkara dalam Jaya Baya No. 18 Minggu I Januari 2010 data 39
„… Yang jelas satria Madukara hari ini sedang magang “baby sitter” di Kendalisada, merawat Resi Mayangkara yang sedang sakit tidak mempan
obat.‟ Terjemahan dalam bahasa Indonesia
Dalam cerita “Resi Mayangkara” ini, pengarang masih mengetengahkan
tema politik. Masalah-masalah politik yang banyak terjadi di sekitar pengarang menjadi gagasan tersendiri dalam menciptakan sebuah cerita. Seperti kasus Bank
Century, kasus tersebut menarik perhatian pengarang untuk memasukkannya ke dalam cerita
“Resi Mayangkara”. Berikut cuplikan teksnya: “Padatane saben jejer Ngamarta Harjuna ora nate absen. Ora ketang
kasep merga kebetheng kemacetan lalu lintas, mesthi melu mbeber lampit ing ngarepe
Prabu Puntadewa. Ning embuh dening apa, “si Jlamprong” esuk kuwi tetep ora ana katon. Apa kesangkut kasus Bank Samsuri,
saengga kudu mundur sementara awit risi terus didheseg-dheseg Pansus DPR? Kayane kok ora. Menawa soal perdhuwitan mono Harjuna mono
pal ing tertib.”
Resi Mayangkara dalam Jaya Baya No. 18 Minggu I Januari 2010 data 40 „Biasanya tiap dalam pertemuan Ngamarta Harjuna tidak pernah absen.
Walaupun terlambat karena terhalang kemacetan lalu lintas, pasti selalu ikut membuka acara di depan Prab
u Puntadewa. Tetapi entah mengapa, “si Jlamprong” pagi itu tetap tidak bisa terlibat. Apa tersangkut kasus Bank
Samsuri, maka harus mundur untuk sementara karena risih terus didesak- desak Pansus DPR? Kayaknya tidak seperti itu. Jika dalam hal keuangan
Harjuna paling tertib.
Terjemahan dalam bahasa Indonesia Selain kasus Bank Century, pengarang juga memasukkan masalah
kesalahpahaman yang dilakukan Bambang Susatyo anggota DPR. Berikut cuplikan teksnya:
“Sinten nggih, pukulun Bethara Kamanjaya napa?” Harjuna pitakon gojag gajeg, kuwatir kleru. Dheweke emoh ketatalan kaya Bambang
Susatyo anggota DPR, ngeyel ngarani swarane Robert Tantular, jebul malah Marsilam Simanjuntak. Huisin aku
” Resi Mayangkara dalam Jaya Baya No. 18 Minggu I Januari 2010 data 41
„Siapa ya, apa Anda Bethara Kamanjaya?” Harjuna bertanya ragu-ragu, khawatir keliru. Beliau tidak mau kejadian seperti Bambang Susatyo
anggota DPR, bersikukuh menuduh suara Robert Tantular, ternyata Marsilam Simanjuntak. Malu aku‟
Terjemahan dalam bahasa Indonesia Banyak hal yang sebenarnya ingin disampaikan pengarang dalam cerita
Resi Mayangkara tersebut. Kritikan-kritikan dan permasalahan-permasalahan yang diketengahkan pengarang sebenarnya menyimpan pesan. Pesan-pesan
tersebut seperti mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan dan merasa cukup atas pemberianNya akan lebih bermanfaat dibandingkan mendapat sesuatu yang
lebih dengan menggunakan cara yang tidak baik.
4.1.8 Sonsong Tanggul Negara dalam Majalah Jaya Baya