63
tugasnya secara profesional. Alur gerak ditunjukkan ketika sang tokoh detektif bergerak aktif untuk mengemban tugasnya. Pelacakan terhadap kasus Jurug yang
menyita perhatian masyarakat juga menunjukkan adanya alur gerak di dalam peristiwa itu. Adanya minat masyarakat yang sangat besar untuk menyaksikan
pengevakuasian korban menandakan adanya kegiatan yang aktif dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu tokoh dalam cerbung Salindri Kenya Kebak
Wewadi.
4.3.4.2 Alur Sedih
Alur sedih merupakan bentuk penggambaran peristiwa kesedihan yang menimpa diri tokoh. Peristiwa-peristiwa yang tergambar dalam alur sedih
merupakan bentuk nasib yang ingin dihindari oleh sang tokoh. Ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang terjadi inilah yang sering kali menimbulkan
perasaan sedih dan menimpa diri tokoh. Sebagaimana kutipan peristiwa kesedihan yang menimpa tokoh Nyah Witono Paing dalam cerbung Salindri Kenya Kebak
Wewadi berikut ini. Pating clebung swarane tangga teparo padha nyoba miterang. Nanging
sing ditakoni lambene kaya kemunci. Tangise kepara ndadra. Wong-wong bisane mung pandeng-pandengan. Banjur padha pating klesik rerasan
werna-werna. Ana kang duwe panduga Witono Paing wedok lagi kesambet bahureksane wit dhuwet putih sing ditegor sepasar kepungkur.
1
Suara tetangga semakin riuh terdengar mencari keterangan. Tetapi yang ditanyai mulutnya seperti terkunci. Tangisannya semakin menjadi. Orang-
orang hanya dapat saling memandang. Lantas hanya saling berbisik macam-macam. Ada yang mempunyai dugaan Ibu Witono Paing baru
kesurupan penguasa pohon buah dhuwet putih yang ditebang lima hari yang lalu.
1
SKKW, edisi 3 halaman 20.
64
Berdasarkan kutipan di atas, terselip penggunaan alur sedih pada saat kesedihan istri Witono Paing ketika Witono Paing terbunuh. Kehadiran alur
kesedihan di dalam cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi jelas terlihat, ditandai oleh tangis kesedihan istri Witono Paing. Kematian Witono Paing jelas
memberikan pukulan kepada istrinya yang secara otomatis menimbulkan perasaan sedih pada istri Witono Paing.
4.3.4.3 Alur Tragis
Alur tragis merupakan bentuk penggambaran peristiwa yang tidak diduga oleh sang tokoh menimpa dirinya. Peristiwa yang tidak diduga ini biasanya berupa
peristiwa tragis yang antiklimaks. Peristiwa pertengkaran kecil yang terjadi antara Salindri dan Wasi Rengga kakaknya misalnya, pertengkaran kecil yang tidak
diduga berujung kematian Wasi Rengga. Kematian Wasi Rengga inilah yang menjadi kejadian tragis tidak terduga sebelumnya. Sebagaimana kutipan peristiwa
yang menggambarkan pertengkaran yang membawa ketragisan kematian Wasi Rengga berikut ini.
Esuke Bu Wicitra njempling. Wasi Rengga dadakan ditemokake mati ngeres-eresi ana njero kamare sing isih kemancing. Dhadhane kebak tatu
rojah-rajeh, mripate mlolo. Getih lambah-lambah nelesi kasur nganti nembus dipan lan netes menyang njogan.
1
Paginya Bu Wicitra terkejut. Wasi Rengga mendadak ditemukan mati mengenaskan di dalam kamarnya yang masih terkunci. Dadanya penuh
luka tercabik-cabik, matanya terbelalak. Darah membanjiri membasahi kasur hingga tembus di ranjang dan menetesi lantas.
1
SKKW, edisi 2 halaman 42. Penggunaan alur tragis dalam cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi
terlihat ketika Wasi Rengga ditemukan tewas dengan luka yang mengerikan. Peristiwa yang sungguh tragis mengingat keadaan Wasi Rengga yang sehat dan
bugar sehari sebelum peristiwa itu terjadi. Sungguh mengagetkan peristiwa yang
65
menimpa Wasi Rengga hingga Bu Wicitra terkujut sampai pingsan tak sadarkan diri. Ketragisan inilah yang membuat cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi
semakin menarik.
4.3.4.4 Alur Penghukuman