15
yang sangat esensial dan memiliki hubungan mengerucut. Hubungan itu diartikan bahwa cerita fiksi detektif banyak sekali tetapi belum tentu sebuah cerita fiksi
detektif memuat adanya konflik yang utama. Oleh karena itu, perlu adanya hubungan yang menyatu antara peristiwa, konflik, dan klimaks.
2.2.2.1 Peristiwa
Peristiwa atau kejadian dalam cerita fiksi detektif sudah banyak diperbincangkan. Namun dalam perkembangannya belum dikemukakan apa
sebenarnya peristiwa itu. Dalam berbagai literatur berbahasa Inggris, sering ditemukan penggunaan istilah action aksi, tindakan dan event peristiwa,
kejadian secara bersama atau bergantian. Sebuah cerbung sering mengungkapkan berbagai macam tentang peristiwa atau kejadian. Penggunan istilah action aksi
atau tindakan dan event peristiwa, kejadian sering dirangkum menjadi satu istilah peristiwa kejadian, walau sebenarnya kedua istilah itu menyoal pada dua
hal yang berbeda. Action merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh tokoh. Di pihak lain juga digunakan event, yang tentu saja lebih luas cakupannya sebab
dapat menyoal pada sesuatu yang dilakukan dan dialami tokoh manusia atau sesuatu yang di luar aktivitas manusia.
Luxemberg dalam Nurgiyantoro 2002:117 mengemukakan bahwa peristiwa dapat diartikan sebagai peralihan dari satu keadaan menuju keadaan
yang lain. Berdasarkan pengertian itu, dapat dibedakan kalimat-kalimat tertentu di dalam cerita yang menampilkan peristiwa ataupun yang tidak menampilkan
peristiwa. Sebagai contoh, di dalam cerita pastilah terdapat kalimat-kalimat yang
16
mendeskripsikan tindakan tokoh dengan kalimat yang mendeskripsikan ciri-ciri fisik tokoh.
Lebih lanjut, Luxemberg dalam Nurgiyantoro 2002:117 memaparkan tiga jenis peristiwa tentang hubungan peristiwa dengan pengembangan plot dalam
penyajian cerita yaitu: peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan. Peristiwa fungsional merupakan peristiwa-peristiwa yang menentukan perkembangan plot.
Urutan-urutan peristiwa fungsional merupakan inti cerita sebuah karya fiksi. Peristiwa kaitan merupakan peristiwa yang berfungsi mengaitkan peristiwa-
peristiwa penting dalam pengurutan penyajian cerita. Peristiwa acuan adalah peristiwa yang tidak secara langsung berpengaruh dengan perkembangan plot
melainkan mengacu pada unsur-unsur lain seperti perwatakan yang melingkupi batin seorang tokoh. Ketiga peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang mampu
mempengaruhi plot. Hal itu diperlukan dalam menganalisis sebuah cerita agar menjadi searah dan bervariasi. Peristiwa yang diungkapkan pertama belum tentu
merupakan awal cerbung karena cerita fiksi detektif dapat menggunakan jenis plot progresif, kronologis atau waktu, dan flash-back atau sorot balik.
Barthes dalam Nurgiyantoro 1994:120 membedakan peristiwa menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Peristiwa utama event mayor yaitu peristiwa – peristiwa yang diutamakan.
2. Peristiwa pelengkap event minor yaitu peristiwa-peristiwa yang tidak
diutamakan.
17
Chatman dalam Nurgiyantoro 2002:120 membedakan peristiwa menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Kernel kernels adalah peristiwa utama yang menentukan perkembangan plot.
Kernel merupakan momen naratif yang menaikkan inti permasalahan pada arah seperti yang dimaksudkan oleh peristiwa. Kernel tidak dapat dihilangkan
karena akan merusak logika cerita. 2.
Satelit satellits adalah peristiwa pelengkap yang ditampilkan untuk menunjukkan eksistensi kernel. Satelit tidak mempunyai fungsi menentukan
arah perkembangan dan atau struktur cerita. Satelit dapat dihilangkan tanpa merusak logika cerita, namun bisa mengurangi keindahan cerita.
Kernel merupakan tonggak peristiwa naratif yang menaikkan bagian- bagian masalah yang paling sulit dipecahkan dalam pengambilan arah perjalan
peristiwa-peristiwa naratif. Kernel meletakkan keberdaannya pada jaringan yang bagian-bagiannya bertemu atau mendukung di dalam struktur. Bagian-bagian
jaringan itu menguatkan gerakan dalam satu dari dua atau lebih jalan-jalan kecil kemungkinan arah cerita.
2.2.2.2 Konflik