Konflik Peristiwa, Konflik, dan Klimaks

17 Chatman dalam Nurgiyantoro 2002:120 membedakan peristiwa menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1. Kernel kernels adalah peristiwa utama yang menentukan perkembangan plot. Kernel merupakan momen naratif yang menaikkan inti permasalahan pada arah seperti yang dimaksudkan oleh peristiwa. Kernel tidak dapat dihilangkan karena akan merusak logika cerita. 2. Satelit satellits adalah peristiwa pelengkap yang ditampilkan untuk menunjukkan eksistensi kernel. Satelit tidak mempunyai fungsi menentukan arah perkembangan dan atau struktur cerita. Satelit dapat dihilangkan tanpa merusak logika cerita, namun bisa mengurangi keindahan cerita. Kernel merupakan tonggak peristiwa naratif yang menaikkan bagian- bagian masalah yang paling sulit dipecahkan dalam pengambilan arah perjalan peristiwa-peristiwa naratif. Kernel meletakkan keberdaannya pada jaringan yang bagian-bagiannya bertemu atau mendukung di dalam struktur. Bagian-bagian jaringan itu menguatkan gerakan dalam satu dari dua atau lebih jalan-jalan kecil kemungkinan arah cerita.

2.2.2.2 Konflik

Unsur terpenting dalam sebuah alur cerita fiksi adalah konflik. Alur dipengaruhi oleh konflik dan bangunan konflik yang dikemukakan dalam cerita yang merujuk pada sesuatu yang dialami oleh tokoh cerita dan bersifat tidak menyenangkan Meredith Fitzgerald dalam Nurgiyantoro 2002:122. Lebih lanjut, Wellek Warren dalam Nurgiyantoro 2002:122 memaparkan bahwa 18 konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Stanton dalam Nurgiyantoro 2002:124 mengemukakan bahwa konflik dalam sebuah cerita terdiri dari konflik internal dan konflik eksternal. Konflik internal adalah konflik kejiwaan yang terjadi di dalam hati seorang tokoh cerita. Adanya pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda-beda, ataupun harapan-harapan sering mengakibatkan terjadinya konflik internal. Konflik eksternal yaitu pertentangan yang terjadi antara seseorang tokoh dengan sesuatu yang di luar dirinya. Pertentangan tersebut bisa terjadi dengan lingkungan alam sekitar tokoh ataupun dengan manusia di sekitarnya. Merunut pendapat Stanton tentang konflik eksternal, Jones dalam Nurgiyantoro 2002:124 mengemukakan dua konflik eksternal yaitu: konflik fisik dan konflik sosial. Konflik fisik adalah konflik yang hadir karena perbenturan antara tokoh dengan lingkungan alam. Sebagai contoh peristiwa gunung meletus, banjir besar, kemarau panjang, dan sebagainya. Konflik sosial adalah konflik yang disebabkan oleh adanya kontak sosial antarmanusia. Sebagai contoh peristiwa pemerkosaan, peperangan, percecokan, penindasan, dan lain-laninya. Selain itu, ada pula konflik sentral yang merupakan inti dari struktur cerita dan pusat pengembangan plot cerita fiksi. Konflik sentral atau konflik utama ini dapat berupa konflik internal atau eksternal ataupun keduanya sekaligus. Konflik utama internal pada umumnya di alami oleh tokoh utama cerita yang biasanya bersudut pandang orang pertama bergaya aku. Konflik utama eksternal biasanya disebabkan oleh pertentangan tokoh protagonis dengan tokoh antagonis cerita. 19 Adanya pertentangan dan berbagai konflik inilah yang membawa cerita sampai kepada klimaks. Sebuah cerita fiksi berkonflik utama internal atau eksternal dapat diketahui melalui konflik yang mendominasinya Nugiyantoro 2002:126. Konflik dan peristiwa biasanya berkaitan erat dan saling menyebabkan kehadiran satu dengan yang lain dalam sebuah cerita. Sebuah peristiwa dapat menimbulkan terjadinya konflik, sebaliknya karena terjadinya konflik tertentu akan memicu timbulnya peristiwa yang baru dalam sebuah cerita. Konflik di dalam sebuah cerita prosa fiksi merupakan tahapan cerita yang membuat pembaca tegang. Ketegangan tersebut akan sampai pada klimaksnya, yaitu momen dalam cerita saat konflik berlangsung memuncak dan mengakibatkan terjadinya penyelesaian yang tidak dapat dihindarkan. Konflik demi konflik yang disusul oleh peristiwa demi peristiwa akan menyebabkan konflik menjadi meningkat. Konflik yang sedemikian meruncing hingga mencapai titik puncak disebut klimaks Nurgiyantoro 2002:123.

2.2.2.3 Klimaks