Makna Tata Pakaian, Rias dan Properti

kesenia dayakan akan segera berakhir. Sedangkan pola iringan kedua, kesenian dayakan juga menambahkan beberapa alat musik lainnya, yaitu instrumen bonang, instrumen ketipung, instrumen rebana. Namun dalam pola iringan kedua ini kesenian dayakan juga masih menggunakan beberapa alat musik yang digunakan pada pola iringan pertama. Kesenian dayakandalam

4.4 Makna Tata Pakaian, Rias dan Properti

Pada tahun 1995 kata-kata Dayakan dikhawatirkan mengandung unsur SARA, maka kesenian tersebut diubah manjadi kesenian Topeng Ireng atau Topeng Hitam, tetapi sejak tahun 2005 nama Dayakan dipopulerkan lagi. Kesenian ini diilhami oleh film-film Indian seperti nampak pada jenis busana dan tata riasnya sedang tata busana bagian bawah terpengaruh oleh tata busana Dayak, Nusa Tenggara Timur dan Maluku Keseluruhan kostum yang dikenakan pada saat pementasan sebagian besar adalah milik pribadi para pemain dayakan dari “Perwira Rimba” ini. Mereka mengusahakannya sendiri dengan memesan semua atribut kostum tersebut pada pembuatnya, dalam arti pihak “Perwira Rimba” tidak menyediakan kostum terutama kuluk dan binggel klinthingan. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh rasa “senang” mereka terhadap kesenian dayakan ini. Makna secara keseluruhan dari kostum para pemain dayakan ini juga tidak lepas dari keidentikan mereka dengan suatu pasukan prajurit berseragam lengkap bahkan bersepatu boat yang menunjukkan ketegasan dan sikap keras. Sedangkan dalam riasan, kesenian dayakan reng memiliki ciri khas tata rias coreng-moreng beraneka warna. Tafsir semiotik sebagai pandangan subyektif peneliti terhadap gambar di atas mengacu pada tafsiran simbol berwarna putih yang terdapat pada bagian depan kuluk yang dikenakan pemain. Simbol berwarna putih tersebut dapat secara jelas dilihat merupakan gambar kepala singa. Simbol ini menggambarkan sifat dari binatang singa yang liar dan kuat tak tertandingi karena sebagai raja hutan. Pada tata rias pada wajah di atas juga menggambarkan wajah seperti harimau yang seolah ingin menunjukkan kegarangan sifatnya. Simbol di atas merepresentasikan sifat seorang prajurit yang seharusnya memiliki keberanian, ketangguhan, dan kekuatan yang tak tertandingi. Sehingga dengan penampilan yang seperti ini diharapkan musuh saat melihatnya saja sudah gentar. Memang kesenian dayakan ini seolah seperti suatu pasukan prajurit yang akan turun berperang melawan musuh dengan segala persiapan dan propertinya.

4.5 Urutan Pertunjukan