sehingga sulit menahan kehamilan, dan akibat hubungan seks selain kehamilan. Namun, dapat pula disebabkan oleh kantung ketuban itu sendiri yang kelebihan
cairan. Sebagian besar kasus polihidramnion terjadi karena janin mengalami kesulitan atau gangguan dalam menelan, seperti sumbatan pada tenggorokan janin
dan kelainan genetik, seperti spina bifida kelainan tulang belakang atau meningocele gangguan selaput otak, diabetes meletus yang diderita ibu, serta
anemia. Penanganan ketuban pecah dini memang masih kontoversial. Apabila janin
sudah dianggap matang dan ketuban pecah dini maka ada dua cara untuk menanganingya. Pertama, dokter mungkin akan mempercepat persalinan karena
khawatir akan terjadi infeksi pada ibu dan janinnya. Semakin lama bayi berada dalam rahim maka akan semakin besar kemungkinan terjadi infeksi. Dengan, baik
melalui persalinan bisaa maupun seksio sesarea. Kedua dokter akan dilakukan, sekitar 60-70 bayi-bayi yang kehamilannya mengalami pecah ketuban dini akan
lahir dengan sendirinya paling lama 2x24 jam. Apabila bayi tidak lahir juga lewat waktu itu, barulah dokter melakukan tindakan yaitu seksio sesarea.
g. Rasa takut kesakitan
Umumnya, seorang wanita yang melahirkan secara alami akan mengalami proses rasa sakit, yaitu berupa rasa mules disertai rasa sakit dipinggang dan
pangkal paha yang semakin kuat. Hal ini terjadi karena ketika berkontrkasi, otot- otot rahim berkerut sebagai upaya membuka mulut rahim dan mendorong kepala
bayi kearah panggul. Kondisi tersebut karena keadaan yang pernah atau baru akan terjadi dan sering menyebabkan seorang wanita yang akan melahirkan merasa
Universitas Sumatera Utara
ketakutan, khawatir, dan cemas menjalaninya. Akibatnya, untuk menghilangkan itu semua mereka berfikir melahirkan dengan cara seksio sesarea.
Melahirkan dengan seksio sesarea dapat dilakukan atas permintaan pasien. Terutama, jika merasa tidak siap menghadapi proses kelahiran karena ketakutan
akan rasa sakit yang akan dialaminya. Namun sifatnya ini sangat individual mengingat rasa sakit yang akan dialami setiap orang juga akan dianggap dengan
sikap dan cara berfikir yang berbeda. selain itu, lingkungan juga berpengaruh terhadap terbentuknya sikap dalam menjalani proses persalinan.
Namun, dapat pula hal ini dilakukan berdasrakan pertimbangan dokter. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan melahirkan dengan sakit.
Kecemasan yang berebihan juga akan menghambat proses persalinan alami yang berlangsung.
C. Umur Ibu
Umur adalah lamanya waktu hidup yaitu terhitung sejak lahir sampai dengan sekarang. Penentuan umur dilakukan dengan menggunakan hitungan
tahun Chaniago,2002. Menurut Elisabeth yang dikutip nursalam 2003, usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.
Tahun pembagian umur berdasarkan psikologi perkembangan Hurlock,2002 bahwa masa dewasa terbagi atas:
a. Masa dewasa dini, berlangsung antara usia 18-40 tahun
b. Masa dewasa madya, berlangsung antara usia 41-60 tahun
c. Masa lanjut usia, berlangsubg antara usia 61
Universitas Sumatera Utara
Usia ibu dapat mempengaruhi pada kelangsungan kehamilan dan persalinan. Usia ibu yang baik untuk hamil dan bersalin adalah 20 tahun – 35
tahun, sedangkan usia ibu yang beresiko untuk hamil dan bersalin adalah kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Usia ibu yang muda merupakan faktor
resiko untuk terjadinya abortus, partus prematurus, BBLR, dan lain-lain. karena perkembangan organ tubuh reproduksi yang belum optimal, kematangan emosi
dan kejiwaan yang kurang, serta fungsi fisiologi yang belum optimal sehingga lebih sering terjadi komplikasi yang tidak diinginkan dalam kehamilan dan
dimana pada usia muda lebih memilih seksio sesarea Manuaba 2006. Menurut Kasdu 2005, hal 26 iIbu yang melahirkan untuk pertama kali
pada usia sekitar 35 tahun, memiliki risiko melahirkan dengan operasi. Apalagi pada wanita dengan usia 40 tahun keatas. Pada usia ini biasanya seseorang
memiliki penyakit yang beresiko, misalnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis dan preeklamsi keracunan kehamilan dapat
menyebabkan ibu kejang sehingga seringkali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan seksio sesarea.
D. Graviditas dan Paritas Menurut Hakim, 2010
Seorang gravida adalah seseorang wanita hamil. Istilah gravida menunjukkan adanya kehamilan tanpa mengingat umur kehamilannya. Seoarang
primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Seorang scundigravida adlah seorang wanita untuk kedua kalinya. Seorang multigravida
adalah seorang wanita yang hamil untuk kedua kalinya. Para adalah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas mampu hidup. Sedangkan paritas
adalah jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas dan telah
Universitas Sumatera Utara
melahirkan tanpa mengingat jumlah anaknya. Kelahiran kembar tiga hanya dihitung satu paritas. Seoarang primi para adalah seorang wanita yang telah
pernah melahirkan satu kali dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau mati pada waktu lahir. Seoarang multipara
adalah seoarang wanita yang telah mengalami dua atau lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas validitas. Seorang pertureint adalah
seoarng wanita yang sedang dalam persalinan. Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya adalah primigravida dan
disebut gravida 1, para 0. Apabila terjadi abortus sebelum batas viabilitas tercapai ia tetap seorang gravid 1 para0. Apabila ia melahirkan janin yang telah mencapai
batas viabilitas maka ia menjadi seorang primipara, tanpa mgengingat bayinya hidup atau mati. Ia sekarang gravid 1 para 1. Dalam kehamilannya kedua ia adalah
gravid 2 para1. Setelah melahirkan bayinya yang kedua ia adalah gravid 2 para 2. Seorang pasien dengan dua abortus dan belum pernah melahirkan janin yang telah
mencapai batas viabilitas adalah gravid 2, para 0. Kalau ia hamil lahi maka ia adalah gravid 3 para 0. Apabila kemudian ia melahirkan bayi yang telah mencapai
batas viabilitas maka ia adalah gravid 3, para 1. Kehamilan ganda tidak berarti paritasnya lebih dari satu. Seorang wanita yang melahirkan kembar tiga dan telah
mencapai batas viabilitas pada kehamilannya yang pertama adalah gravida1, para1.
Gravida juga sangat berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan dan nifas. Jika ibu yang multigravida dapat meningkatkan gangguan his pada masa
nifas, post partum haemogeria, plasenta previa dan solusio plasenta sehingga Ibu yang memilih seksio sesarea untuk kesalamatan Ibu dan anaknya.
Universitas Sumatera Utara
E. Tingkat Pendidikan
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang rencanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh prilaku pendidikan Notoatmodjo, 2007. Pendidikan diartikan sebagai proses kegiatan mengubahperilaku
individukearah kedewasaan dan kematangan Sumaatmadja,2002 Maka menurut Notoatmodjo 2003, tingkat pendidikan adalah segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, maupun masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
oleh pelaku pendidik. Menurut Notoadmodjo, 2007 tujuan pendidikan yaitu:
1. Mengubah pengetahuan atau pengertian, pendapat dan konsep-konsep.
2. Mengubah sikap dan persepsi
3. Mengubah tingkah laku, kebisaaaan yang bar
1. Jenis-jenis pendidikan menurut Notoadmodjo, 2002 sebagai berikut: