Usia Tulang panggul Faktor Ibu

dan ingin dilakukan tindakan sterilisasi. Sebaiknya, usia kehamilan belum cukup bulan 25 minggu, tetapi kehamilan harus diakhiri. Namun, dari kondisi janin dan ibu tersebut tidak semuanya harus dilakukan persalinan dengan operasi. Tindakan seksio sesarea dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu apabila persalinan pervaginam membahayakan keselamatan ibu dan bayinya. Berikut ini, faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan seksio sesarea:

a. Usia

Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun, memiliki risiko melahirkan dengan operasi. Apalagi pada wanita dengan usia 40 tahun keatas. Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang beresiko, misalnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis dan preeklamsi keracunan kehamilan dapat menyebabkan ibu kejang sehingga seringkali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan seksio sesarea.

b. Tulang panggul

Chepalopelvic disproportion CPD adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang panggul sangat menentukan mulus tidaknya proses persalinan. Tulang-tulana panggul merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang merupakan “jalan” yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara alami. Buku obstetrics and gynecologi karangan Peel dan chamberlain, menyebutkan bahwa persalinan yang harus dilakukan dengan operasi karena Universitas Sumatera Utara keadaan panggu sebanyak 21. Yang menyebabkan keputusan operasi adalah apabila panggul Ibu terlalu sempit dibandingkan ukuran kepala bayi. Kondisi tersebut membuat bayi susah keluar melalui jalan lahir. Panggul sempit ini lebih sering terjadi pada wanita dengan tinggi badan kurang dari 145 cm. Setiap wanita memiliki bentuk panggul yang berlainan. Bentuk tulang panggul ada empat jenis, yaitu panggul ginekoid, android, patipoid, dan anthropoid. Sebenarnya, bentuk apapun yang dimiliki tidak mempengaruhi besar kecilnya ukuran apnggul sehingga apabila masih dalam kisaran normal janin dapat melaluinya. Namun, umumnya bentuk panggul ginekoid yang akan membantu memudahkan kelahiran bayi. Panggul sempit dapat diperkirakan dari pemeriksaan dalam , pemeriksaan USG, atau pengukuran panggul dengan CT acan, MRI, atau sinar x rontgen. namun, panggul yang sempit kadang baru diketahui pada saat kontraksi sudah terjadi dan kepala bayi berada dala m jalan lahir, yaitu setelah beberpa waktu berlangsung pembukaan mulut rahim tidak mengalami kemajuan. Masalah serupa, yaitu letak atau sumbu bayi dengan sumbu panggul tidak searah, miring, atau melintang sehingga bayi tidak mungkin lahir lewat jalan lahir bisaa. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul pertolongan juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami sehingga sering harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal. Terjadinya kelainan panggul ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti terjadinya gangguan pertumbuhan dalam rahim sejak dalam kandungan, mengalami penyakit tulang terutama tulang beakang, Universitas Sumatera Utara penyakit polio, rakhitis, atau mengalami kecelakaan atau patah panggul. Keainan bentuk panggul ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan terakhir yang biasanya cukup tinggi.

c. Persalinan sebelumnya dengan seksio sesarea