Kriteria Penilaian Tes Pemahaman Teks Cerita Pendek Indikator Kinerja

Rizki Zakaria, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2,50-2,99 C Cukup 2-2,49 D Kurang 1,50-1,99 E Sangat kurang

e. Menganalisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada setiap siklus diamati oleh observer untuk kemudian dianalisis oleh peneliti. Adapun cara untuk menghitung persentase aktivitas siswa adalah sebagai berikut ini. P = fo x 100 N Keterangan: P = Persentase aktivitas siswa fo = Frekuensi siswa pada setiap aspek pengamatan N = Jumlah siswa Setelah nilai aktivitas siswa didapatkan, nilai tersebut kemudian dikategorikan ke dalam kategori penilaian berikut ini. Tabel 3.9 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa Nilai Kategori Keterangan 80 A Sangat baik 60 – 79.99 B Baik 40 – 59.99 C Cukup 20 – 39.99 D Kurang – 19.99 E Sangat kurang

F. Kriteria Penilaian Tes Pemahaman Teks Cerita Pendek

Rizki Zakaria, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kemampuan memahami teks cerita pendek siswa dihitung berdasarkan skor yang dicapai melalui kriteria penilaian tes pemahaman teks cerita pendek siswa. Tabel 3.10 Kriteria Penilaian Tes Pemahaman Teks Cerita Pendek Siswa Pertanyaan Skor Keterangan 1. Mengidentifikasi struktur teks cerita pendek 10 Jawaban sesuai kunci jawaban 2. Mengidentifikasi ciri kebahasaan teks cerita pendek 10 Jawaban sesuai kunci jawaban 3. Mengidentifikasi ciri kebahasaan teks cerita pendek 10 Jawaban sesuai kunci jawaban 4. Mengidentifikasi struktur teks cerita pendek 10 Jawaban sesuai kunci jawaban 5. Mengidentifikasi struktur teks cerita pendek 10 Jawaban sesuai kunci jawaban 6. Mengidentifikasi ciri kebahasaan teks cerita pendek 10 Jawaban sesuai kunci jawaban 7. Mengidentifikasi struktur teks cerita pendek 10 Jawaban sesuai kunci jawaban 8. Mengidentifikasi isi teks cerita pendek 10 Jawaban sesuai kunci jawaban 9. Mengidentifikasi isi teks cerita pendek 10 Jawaban sesuai kunci jawaban 10. Mengidentifikasi isi teks cerita pendek 10 Jawaban sesuai kunci jawaban Esai Keterangan 1. Mengidentifikasi struktur teks cerita pendek 25 Menyebutkan struktur teks cerita pendek secara lengkap Rizki Zakaria, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 20 Menyebutkan 3-5 bagian struktur teks cerita pendek 10 Menyebutkan 1-2 bagian struktur teks cerita pendek 2. Mengidentifikasi isi teks cerita pendek 25 Menyebutkan unsur teks cerita pendek secara lengkap 20 Menyebutkan 3-4 bagian unsur teks cerita pendek 10 Menyebutkan 1-2 bagian unsur teks cerita pendek

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja diperlukan untuk mengetahui perkembangan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila terdapat 75 siswa yang mengalami perubahan positif dan output yang sesuai dengan kriteria keberhasilan Mulyasa, 2009; Murtianis, 2011. Berdasarkan peraturan Kemendikbud Nomor 81A Tahun 2013, ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan adalah 2,66 B-. Rizki Zakaria, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kendala yang terjadi pada pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri Bandung dalam pembelajaran teks cerita pendek, yakni pembelajaran yang pasif; berorientasi pada guru serta minimnya aktivitas siswa dapat teratasi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif menjadi salahsatu pilihan dalam mengatasi masalah pembelajaran teks cerita pendek. Menurut Johnson Johnson Suprijono, 2013, hlm. 58, pembelajaran kooperatif memiliki elemen-elemen penting, antara lain ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, interaksi promotif, komunikasi antar anggota, dan pemrosesan kelompok. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan McTaggart Wiriatmadja, 2005, hlm. 66 dengan subjek penelitian, yaitu siswa kelas VII- D SMP Negeri 7 Bandung 20142015. Penelitian dilakukan dalam dua siklus penelitian. Untuk mengukur keberhasilan, penelitian ini menggunakan instrumen penelitian, antara lain wawancara, observasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa, observasi sikap siswa, catatan lapangan, dan tes kemampuan memahami teks cerita pendek. Indikator kinerja diperlukan untuk mengetahui perkembangan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila terdapat 75 siswa yang mengalami perubahan positif dan output yang sesuai dengan kriteria keberhasilan Mulyasa, 2009; Murtianis, 2011. Berdasarkan peraturan Kemendikbud Nomor 81A Tahun 2013, ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan adalah 2,66 B-. Pada siklus I, perencanaan tindakan kelas dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw. Pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif jigsaw, pembelajaran teks cerita pendek terlihat

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 6 46

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MODIFIED JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 4 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 61

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MODIFIED JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Berkemampuan Awal Tinggi Kelas VII SMP Negeri 29 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 9 62

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandarlampung Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)

0 7 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 12 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 42 56

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 56 201

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Tamansiswa Telukbetung Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 10 45

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE SPIDER CONCEPT MAP (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 20112012) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagia

0 0 250

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI KELAS VII SMP NEGERI 25 PEKANBARU

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA SITUS PERADABAN DUNIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016)

1 1 14