Rizki Zakaria, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2013 menjadikan bahasa Indonesia sebagai wahana ilmu pengetahuan dengan tujuan agar siswa mampu memahami bahasa sebagai alat
penyebar dan penerima ilmu pengetahuan. Untuk mewadahi hal tersebut, mata pelajaran bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 menggunakan
pembelajaran berbasis teks. Siswa dikenalkan dengan berbagai macam teks yang berisi struktur, kaidah, dan konteks suatu teks dalam upaya membentuk
pemahaman siswa. Pemahaman siswa ini dapat membantu siswa dalam menangkap makna dari suatu teks dan menyampaikan gagasan kepada orang
lain. Sastra merupakan bagian dari mata pelajaran bahasa Indonesia. Di dalam
Kurikulum 2013, teks yang disajikan kepada siswa terdiri atas teks sastra maupun nonsastra. Jenis teks sastra yang dipelajari siswa, antara lain teks
naratif dan nonnaratif. Siswa diharapkan dapat memahami teks sastra yang terdiri atas stuktur dan unsur kebahasaannya. Harapan lainnya, agar siswa
lebih mencintai sastra. Herfanda 2007 menggambarkan kondisi
pembelajaran sastra. Di dalam makalahnya itu, diungkap bahwa pembelajaran sastra di sekolah sampai saat ini belum berjalan secara maksimal. Indikator
utama yang memperkuat sinyalemen itu adalah masih rendahnya apresiasi dan minat baca rata-rata siswa dan lulusan SMA terhadap karya sastra. Ismail
2012 menganjurkan pembelajaran sastra harus dibuat asyik dan menyenangkan. Pembelajaran sastra bukan pembelajaran seperti dalam
pendekatan fisika. Menurut Horace Wellek Werren, 2013, hlm. 25, hal tersebut sejalan dengan sifat sastra, yakni dulce et utile, yang berarti indah
dan memberikan pengajaran. Fakta-fakta di atas mengajak peneliti untuk melakukan penelitian di ranah
pembelajaran sastra pada mata pelajaran bahasa Indonesia, Kurikulum 2013 melalui penelitian tindakan kelas. Salah satu upaya peneliti adalah
Rizki Zakaria, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
meningkatkan pemahaman siswa pada teks sastra, sesuai dengan salah satu kompetensi dasar yang perlu dikuasai siswa dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Adapun teks sastra yang dijadikan bahan penelitian adalah teks cerita pendek. Teks cerita pendek disajikan dalam Kurikulum 2013 di kelas
VII SMP. Selain teks cerita pendek, Kurikulum 2013 kelas VII SMP, siswa
diperkenalkan dengan lima buah teks, antara lain teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi dan cerita pendek. Teks cerita
pendek dipilih dengan alasan dapat menjadi pintu pembuka bagi siswa untuk memahami dan mencintai sastra. Kompetensi dasar ini tersaji di dalam KD
3.1 yaitu, memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun dengan tulisan.
Memahami teks cerita pendek sebagai suatu kompetensi yang wajib dikuasai siswa. Secara leksikal, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Luring 2013 , ‘memahami’ adalah mengerti benar akan atau mengetahui
benar. Di dalam kamus terjemahan Oxford, ‘memahami’ adalah mengetahui
maksud dan arti dari sesuatu. Dengan kata lain, memahami berarti mengetahui dan mengerti maksud dan arti dengan benar. Indikator memahami
teks cerita pendek adalah memahami struktur teks cerita pendek dan memahami ciri-ciri kebahasaan teks cerita pendek. Simpulannya bahwa
memahami teks cerita pendek ialah mengetahui dan mengerti stuktur teks cerita pendek dan ciri kebahasaannya melalui kegiatan membaca.
Peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 7 Bandung. Pemilihan tempat ini berdasarkan pada ketertarikan peneliti dalam hal situasi dan
kondisi belajar di sekolah tersebut. Berdasarkan observasi awal dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII, Ibu Hj. Tina Kismarawati, S.Pd.,
bahwa pada proses pembelajaran cerita pendek di kelas VII rata-rata siswa mengalami kesulitan dalam memahami cerita pendek. Siswa merasa sulit
menentukan alur; menetapkan latar suatu cerita dan menjelaskan amanat cerita. Kesulitan tersebut berdasarkan pada aspek mengidentifikasi teks cerita
pendek. Pertama, siswa merasa kesulitan dalam menentukan alur, artinya
Rizki Zakaria, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
siswa sulit menentukan suatu jenis. Kedua, siswa merasa sulit dalam menentukan latar, terutama latar waktu dan latar sosial dalam suatu teks
cerita. Ketiga, siswa merasa kesulitan dalam menjelaskan amanat suatu cerita, baik lisan dan tulisan. Ketiga kondisi tersebut disebabkan kegiatan
pembelajaran yang tidak diisi dengan aktivitas diskusi setelah proses membaca teks selesai. Pada akhirnya menyebabkan pembelajaran yang pasif
dan monoton. Pembelajaran yang pasif cenderung berpusat pada guru sehingga pemahaman siswa ditentukan oleh kemampuan guru dalam
menjelaskan materi, sedangkan setiap siswa memiliki daya tangkap yang berbeda.
Berdasarkan analisis data di atas, pembelajaran teks cerita pendek kurang optimal. Optimalisasi belajar yang maksimal akan berpengaruh besar pada
pemahaman siswa. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa, berorientasi siswa dan aktif adalah model pembelajaran
kooperatif. Menurut Majid 2013, hlm. 174, model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif. Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan Disa Lusiana Dewi
dengan judul “Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Keterampilan Bercerita pada Siswa Kelas III SDN Karang
Talun Tahun Ajaran 20082009 ” bahwa model pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan proses dan hasil belajar siswa dalam keterampilan bercerita. Penggunaan model kooperatif juga dilakukan oleh Dian Permatasari dengan
judul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Statika Siswa Kelas X TGB Program Keahlian
Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 20092010”. Di dalam penelitian tersebut, aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat secara
signifikan melalui dua siklus tindakan pada penerapannya.
Rizki Zakaria, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan data dan analisis di atas bahwa model pembelajaran kooperatif dapat mengoptimalkan pembelajaran teks cerita pendek sehingga
pemahaman siswa meningkat. Jadi. penerapan model pembelajaran kooperatif perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam hal
memahami teks cerita pendek. Penerapan model kooperatif di dalam penelitian ini memerlukan indikator
keberhasilan penelitian
tindakan kelas.
Sesuai dengan
peraturan Kemendikbud Nomor 81A Tahun 2013, indikator minimal dari penelitian
tindakan kelas ini dikatakan berhasil dalam penilaian kompetensi memahami teks cerita pendek apabila mendapatkan nilai 2,66 atau bernilai B dan siswa
dinyatakan tidak berhasil apabila mendapatkan nilai 2,66 atau bernilai B-.
B. Identifikasi Masalah