commit to user
xvii Kendala utama berkaitan dengan proses pertumbuhan adalah bila eksplan
yang  ditanam  mengalami  stagnasi,  dari  mulai  tanam  hingga  kurun  waktu tertentu  tidak  mati  tetapi  tidak  tumbuh.  Untuk  menghindari  hal  itu  dapat
dilakukan  dengan  preventif  menghindari  bahan  tanam  yang  tidak  juvenil  atau tidak meristematik. Karena awal pertumbuhan eksplan akan dimulai dari sel-sel
yang  muda  yang  aktif  membelah,  atau  dari  sel-sel  tua  yang  muda  kembali. Media juga dapat menjadi sebab terjadinya stagnasi pertumbuhan, karena dari
kondisi  medialah  suatu  sel  dapat  atau  tidak  terdorong  melakukan  proses pembelahan dan pembesaran dirinya Nugroho, 1996.
Untuk  memecahkan  masalah  pengadaan  bibit  tanaman  secara  besar- besaran  dan  penanaman  secara  masal  dalam  rangka  memenuhi  kebutuhan
konsumen yang semakin meningkat dapat dipenuhi dengan kultur jaringan. Di Negara-negara maju seperti Jepang, Eropa, dan AS kultur aseptik telah umum
digunakan sebagai sarana perbanyakan tanaman terutama untuk tanaman buah- buahan Purbiati dan Triatminingsih, 1992.
Cara  memilih  eksplan  harus  didasarkan  oleh  ilmu  pengetahuan  tentang sel,  yaitu  bagian-bagian  tanaman  yang  mempunyai  sel  aktif  membelah
meristem. Pada bagian sel meristem mengandung hormon tanaman, sehingga hasilnya akan sesuai seperti  yang diharapkan  yakni dapat memunculkan tunas
maupun bagian lain dari tanaman Hendaryono dan Wijayani, 1994.
C. Mahkota Dewa
Mahkota dewa Phaleria macrocarpa dari suku Thymelaceae. Tanaman yang  berasal  dari  Papua  ini  tingginya  bisa  mencapai  3  meter  dengan  daun
berbentuk  lonjong,  berujung  lancip  dengan  tepi  rata  dan  berwarna  hijau  tua. Yang  unik  adalah  buahnya  yang  berbentuk  bulat  dengan  diameter  3-5
sentimeter,  permukaan  licin  beralur.  Warna  buah  hijau  dan  setelah  matang berubah  menjadi  merah  tua.  Saat  ini  mahkota  dewa  banyak  ditanam  di
pekarangan  rumah  sebagai  tanaman  hias  atau  peneduh.  Bagian  tanaman  yang dipakai  adalah  daun,  daging  buah  dan  kulit  buah.  Biasanya  bagian  itu  dijual
dalam keadaan kering. Walaupun sebagian orang juga menggunakan daun dan
commit to user
xviii kulit  buah  yang  masih  segar.  Sebuah  skrining  untuk  mempelajari  zat
kandungan, menunjukkan buah mahkota dewa mengandung senyawa golongan alkaloid, tanin, saponin, flavonoid dan polifenol Anne Ahira, 2010.
Mahkota  dewa  merupakan  salah  satu  tanaman  yang  mengandung antibiotik  alami.  Bagian  tanaman  yang  dipakai  adalah  daun,  daging  buah  dan
kulit  buah.  Biasanya  bagian  itu  dijual  dalam  keadaan  kering.  Walaupun sebagian  orang  juga  menggunakan  daun  dan  kulit  buah  yang  masih  segar.
Sebuah  skrining  untuk  mempelajari  zat  kandungan,  menunjukkan  buah mahkota  dewa  mengandung  senyawa  golongan  alkaloid,  tanin,  saponin,
flavonoid dan polifenol Budi Sahjaya, 2010. Salah  satu  senyawa  yang  terkandung  paling  banyak  pada  tanaman
mahkota  dewa  adalah  senyawa  alkaloid.  Hampir  semua  alkaloida  yang ditemukan  didalam  mempunyai  keaktifan  biologis  tertentu,  ada  yang  sangat
beracun  tetapi  ada  pula  yang  sangat  berguna  dalam  pengobatan.  Misalnya kuinin, morfin, dan stiknin adalah alkaloida yang terkenal dan mempunyai efek
sifologis  dan  psikologis.  Alkalida  dapat  ditemukan  dalam  berbagai  tumbuhan seperti  biji,  daun,  ranting,  dan  kulit  batang.  Alkalida  umumnya  ditemukan
dalam  kadar  yang  kecil  dan  harus  dipisahkan  dari  campuran  senyawa  yang rumit yang bersal dari jaringan tumbuhan  Sovia Lenny, 2006.
D. Meniran