Pegagan Centella asiatica L. Urban

commit to user xv

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pegagan Centella asiatica L. Urban

Secara botani tanaman pegagan Centella asiatica L. Urban, dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae tanaman Subkingdom : Tracheobionta berpembuluh Superdivisio : Spermatophyta menghasilkan biji Divisio : Magnoliophyta berbunga Kelas : Magnoliopsida dikotil Sub-kelas : Rosidae Ordo : Apiales Familia : Apiaceae Genus : Centella Spesies : Centella asiatica L. Urban BPTO, 2010 Pegagan merupakan tanaman terna atau herba menahun tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon lunak dan beruas yang merayap dengan panjang 10-80 cm. Pada tiap ruasbonggol akan tumbuh akar berwarna putih dan daun dengan tangkai daun panjang, banyak bercabang yang membentuk tanaman baru. Dengan berkembang biak secara vegetatif alami seperti itu, ia cepat beranak-pinak. Jika keadaan tanahnya bagus, tiap ruas yang menyentuh tanah akan tumbuh menjadi tanaman baru. Selain itu pegagan juga dapat diperbanyak dengan pemisahan stolon dan biji. Daun pegagan berhelai tunggal, bertangkai panjang sekitar 5-15 cm, berbentuk bulat ginjal, tepinya bergerigi atau beringgit, diameter 1-7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2-10 helai daun dan kadang-kadang agak berambut. Bunga pegagan berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bunga bersama-sama keluar dari ketiak daun, dan tangkai bunga sekitar 5- 50 mm. Buah pegagan kecil bergantung, berbentuknya lonjongpipih panjang 2-2,5 mm, lebar lebih kurang 7 mm dan tinggi lebih kurang 3 mm, berlekuk 2 commit to user xvi berwarna kuning kecoklatan dan berdinding agak tebal, baunya wangi dan rasanya pahit Riandi, 2010. Pegagan Centella asiatica L. Urban merupakan salah satu jenis tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai obat. Khasiat obat dalam pegagan ini berasal dari kandungan senyawa kimia hasil metabolisme sekunder. Pegagan mengandung senyawa triterpenoid yaitu asam asiatikat, asam madekasat, asiatikosida dan madekasosida. Kegunaan pegagan antara lain obat sakit perut, luka, obat cacing, kencing batu, demam, pembersih darah, batuk kering dan hidung berdarah, bahkan dianggap lebih bermanfaat dibandingkan dengan ginko biloba atau ginseng yang berasal dari Korea Ika Puspitasari, 2006. Salah satu pabrik jamu memerlukan lebih kurang 100 ton pegagan setiap tahunnya. Dari sepuluh jenis jamu yang beredar di pasaran, pegagan merupakan bahan baku yang dipergunakan, dengan kadar simplisia yang dicantumkan dalam kemasannya antara 15-25 . Maka dari itu dibutuhkan sekali alternatif dalam budidaya tanaman pegagan sehingga dapat menghasilkan tanaman dalam skala besar yang bisa memenuhi keperluan dari pabrik jamu Januwati M, 2005.

B. Kultur Invitro