commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri yang semakin pesat dewasa ini selain memberi dampak positif berupa peningkatan taraf hidup masyarakat, juga
dapat menimbulkan berbagai permasalahan bagi para pelaku dalam sektor industri itu sendiri maupun masyarakat pada umumnya. Manusia sebagai
tenaga kerja merupakan pelaksana diberbagai sektor industri, supaya tenaga kerja mampu bekerja dengan produktif dan aman maka perlu pengerahan
tenaga kerja secara efektif dan efisien. Menurut teori Blum yang dikutip oleh Budiono 2003 bahwa status kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor
keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan. Hal tersebut berlaku pula pada kesehatan tenaga kerja.
Dalam setiap proses produksi tenaga kerja tidak bisa lepas dari kebisingan baik yang berasal dari suara mesin, peralatan kerja, suara-suara
teman kerja yang dapat mengganggu kepuasan dalam bekerja. Kebisingan diartikan sebagai semua suara atau bunyi yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran Suma’mur,
2009. Gangguan terhadap pemajanan kebisingan sangat bervariasi
tergantung dari tingkat intensitas dan karakteristik kebisingan. Dari sudut
commit to user pandang ergonomi, pengaruh pemajanan kebisingan pada intensitas yang
rendah umumnya yang berupa gangguan komunikasi, ketidaknyamanan, dan gangguan performansi kerja. Tetapi pada pemajanan kebisingan dengan
intensitas yang lebih tinggi khususnya yang melebihi Nilai Ambang Batas NAB 85 dB dan dalam waktu yang lama dapat menurunkan fungsi
pendengaran yang bersifat sementara kemudian berlanjut permanen Tarwaka, 2004.
Lingkungan kerja bising perlu mendapat perhatian yang lebih karena tenaga kerja yang terpapar bising akibat proses produksi dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan kerja. Untuk efisiensi dan produktivitas kerja maupun untuk proteksi tenaga kerja, keseimbangan
yang optimal antara beban langsung dan beban tambahan oleh lingkungan kerja dan kapasitas kerja perlu dicapai. Beban tambahan akibat kerja
disebabkan oleh faktor–faktor antara lain faktor fisik, faktor kimia, faktor biologi, faktor fisiologis, faktor psikologis Suma’mur, 2009.
Keterpaparan terhadap kebisingan yang melebihi nilai ambang batas pada kurun waktu yang cukup lama akan berakibat pada gangguan
pendengaran ringan dan jika terjadi terus menerus akan menyebabkan ketulian permanen. Selain itu juga menimbulkan gangguan emosional yang
memicu meningkatnya tekanan darah. Energi kebisingan yang tinggi mampu juga menimbulkan efek seperti perubahan frekuensi detak jantung,
perubahan tekanan darah, dan tingkat pengeluaran keringat. Dapat juga
commit to user terjadi efek psikososial dan psikomotor jika seseorang berada di lingkungan
yang bising Harrington dan Gill, 2005. PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar
merupakan perusahaan agrochemical yang mengolah tetes tebu menjadi berbagai bahan kimia yang salah satu produk utamanya adalah ethanol.
Disetiap proses produksinya banyak menggunakan mesin-mesin yang dapat menimbulkan kebisingan, salah satunya Boiler Batubara yang digunakan
untuk mensuplai uap ke plant. Berdasarkan pengukuran kebisingan di lima titik dari ruang mesin boiler didapat hasil pengukuran pada titik pertama 88
dB, titik kedua 87 dB, titik ketiga 86 dB, titik keempat 89 db, titik kelima 88 dB. Dengan rata-rata intensitas kebisingannya 87,71 dB dengan perhitungan
menggunakan rumus sebagai berikut: Intensitas Bising Ruangan
Tl = 20 log PPo
Keterangan: TI : Intensitas kebisingan ruangan
P : Tekanan suara Po : Tekanan suara dasar
Untuk perhitungan rata-rata kebisingan sesaat : Leq = 10 log 1N n
1
x 10
L110
+ n
2
x 10
L210
+ n
3
x 10
L310
+ n
4
x10
L410
+ n
5
x 10
L510
Keterangan: Leq
: rata-rata kebisingan yang diterima tenaga kerja
commit to user N
: jumlah kejadianjumlah data pengukuran n
: frekuensi kemunculan Ln Ln
: intensitas kebisingan dari hasil pengukuran Menteri Lingkungan Hidup, 1996.
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP- 51MEN1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
menyebutkan bahwa intensitas kebisingan 85 dB selama 8 jam kerja dalam sehari. Sehingga Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar intensitasnya melebihi ambang batas. Dari hasil pengukuran kebisingan yang melebihi NAB tersebut,
dapat berpengaruh terhadap fisiologis tenaga kerja salah satunya perubahan tekanan darah. Dari uraian diatas penulis ingin mengkaji teori tersebut
dengan mengadakan penelitian tentang Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Terpapar Kebisingan Melebihi NAB di Unit
Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
B. Rumusan Masalah