LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI
DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Display Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dengan bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori. Dalam tahapan ini, peneliti melakukan urutan sistematis pada kategori-kategori pada peran kader
posyandu untuk membekali pemahaman orangtua tentang kesehatan gizi tersebut, dan dihubungkan. Dalam hal ini peneliti membuat hubungan dan
narasi, sehingga akan ditemukan kesimpulannya.
c. Mengambil Kesimpuan dan Verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi jika tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
H. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2002:136 Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen penelitian
digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti, salah satu tujuan dibuatnya instrumen adalah untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap mengenai
hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian. Instrumen pengumpul data yang digunakan yakni sebagai berikut :
LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI
DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Pedoman Observasi digunakan untuk melihat apakah aparatur pemerintah
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta sebagai penyelenggara pelatihan pemuda pelopor mempunyai kontribusi terhadap
peningkatan wawasan kesatuan pemuda. 2.
Pedoman Wawancara digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian bagaimana peran aparatur pemerintah Bidang Kewaspadaan Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan wawasan kesatuan pemuda di daerah rawan konflik melalui pelatihan pemuda pelopor
dan juga pertanyaan penelitian faktor pendukung dan faktor penghambat penyelenggaraan pelatihan pemuda pelopor. Wawancara memberikan
keleluasaan bagi responden untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
3. Angket digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian bagaimana
penyelenggaraan pelatihan pemuda pelopor. angket bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan pelatihan pemuda pelopor.
4. Tes evaluasi Pre test-Post test digunakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian bagaimana pengetahuan pemuda tentang wawasan kesatuan sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan pemuda pelopor.
LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI
DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dilapangan dan telah dijabarkan pada bab sebelumnya, kemudian disesuaikan dengan pertanyaan
penelitian, maka diperoleh simpulan sebagai berikut : 1.
Pada penyelenggraan pelatihan pemuda pelopor, peran Aparatur Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta terdiri dari empat
bagian, diantaranya fungsi perencanaan Planning yaitu menetapkan tujuan pelatihan, merumuskan strategi pelatihan, menentukan sumber daya yang
dibutuhkan dalam pelatihan dan menetapkan standar indikator keberhasilan pelatihan. Pada fungsi pengorganisasian Organizing yaitu mengalokasikan
sumber daya pelatihan, merumuskan dan menetapkan tugas, menetapkan prosedur dalam pelatihan, dan melakukan perekrutan peserta pelatihan. Fungsi
pelaksanaan Actuating yaitu mengimplementasikan program pelatihan, melakukan pembimbingan motivasi untuk mencapai tujuan, dan menjelaskan
kebijakan yang telah ditetapkan. Fungsi penilaian Controlling yaitu mengevaluasi keberhasilan dalam mencapai tujuan pelatihan, mengambil
langkah klarifikasi dan koreksi atas kendala yang ditemukan selama pelatihan dan melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait
dengan pencapaian tujuan pelatihan. 2.
Pelatihan Pemuda Pelopor mampu memberikan perubahan pengetahuan kepada peserta pelatihan. Besarnya perubahan tersebut diukur dengan
membandingkan hasil nilai pre test dan post test diketahui melalui rata-rata nilai pre test 51,17 dan post test sebesar 80,17 atau meningkat 29 poin.
Perubahan pengetahuan terbesar berasal dari unsur organisasi karang taruna dan terendah berasal dari unsur organisasi Pemuda Pancasila.
3. Penyelenggaraan pelatihan Pemuda Pelopor oleh Aparatur pemerintah Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta sudah menerapkan metode