LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI
DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
C. Definisi Operasional
1. Peran Aparatur Pemerintah Bidang Kewaspadaan Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta Aparatur Pemerintah Bidang Kewaspadaan Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas melaksanakan pengoordinasian kegiatan penyusunan rencana dan program kewaspadaan
daerah di bidang ideologi dan politik, pemantauan dan evaluasi, kerawanan sosial dan informasi dini. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang
Hubungan Kelembagaan mempunyai fungsi: a.
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran RKA dan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran DPA Bidang Kewaspadaan.
b. Pelaksanaan
Dokumen Pelaksanaan
Anggaran DPA
Bidang
Kewaspadaan.
c.
Penyusunan bahan kebijakan teknis di Bidang Kewaspadaan.
d.
Pengoordinasian dan evaluasi data informasi dini.
e. Peningkatan kewaspadaan, ideologi dan politik.
f.
Pemantauan dan evaluasi kerawanan sosial.
g.
Pemberian dan rekomendasi perizinan risetpenelitian.
h. Fasilitasi penyelenggaraan pendidikan politik di bidang kewaspadaan.
i. Evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang kewaspadaan.
j. Penyusunan bahan kebijakan teknis penyelenggaraan pembinaan dan
pengembangan Kesbangpol yang berkaitan dengan tugas dan fungsi
Bidang Kewaspadaan.
k. Penyiapan bahan laporan badan yang terkait dengan tugas dan fungsi
Bidang Kewaspadaan.
l. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Bidang Kewaspadaan.
LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI
DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Peran Aparatur Pemerintah Bidang Kewaspadaan Bakesbangpol Provinsi DKI Jakarta dalam penelitian ini adalah menjalankan fungsi lembaga dalam
meningkatkan kewaspadaan, ideologi dan politik kepada para pemuda di
daerah rawan konflik dengan menyelenggarakan pelatihan pemuda pelopor. 2.
Wawasan Kesatuan
Secara Etimologi kata wawasan berasal dari kata wawas bahasa Jawa yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi, ditambahkan
akhiran an bermakna cara pandang, cara tincau atau cara melihat. Dari kata wawas muncul kata mawas yang berarti; memandang, meninjau atau melihat.
Wawasan artinya; pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi, atau
cara pandang atau cara melihat.
Persatuankesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-
belah. Persatuankesatuan mengandung arti “ bersatunya macam- macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan
serasi.”
Wawasan menurut Djuju Sudjana dalam buku Teori dan Konsep Pendidikan Luar Sekolah merupakan kemampuan kognitif seseorang. Kognitif
atau pengetahuan merupakan serangkaian informasi yang dimiliki sesorang
yang didapat dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan.
Wawasan Kesatuan merupakan konsep yang lebih luas dari sekedar Bhineka Tunggal Ika. Pada dasarnya konsep ini memandang perbedaan
sebagai sebuah anugerah yang seharusnya menjadi warna bagi kehidupan bermasyarakat. Perbedaan suku, agama, kebiasaan, budaya dan lainnya
menjadi hal yang biasa dalam kehidupan.
Wawasan Kesatuan dalam penelitian ini menitikberatkan pada pembekalan kepada pemuda tentang arti persatuan dan kesatuan dalam mengantisipasi
terjadinya konflik di lingkungan tempat tinggalnya. 3.
Pelatihan Pemuda Pelopor
LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI
DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pelatihan mengandung beberapa arti. Pertama pelatihan adalah suatu proses penyampaian dan kepemilikan keterampilan, pengetahuan dan nilai-
nilai. Kedua, pelatihan adalah produk hasil dari proses tersebut, yaitu pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam pelatihan. Ketiga,
pelatihan adalah suatu disiplin akademik, yaitu kegiatan terorganisasi untuk mempelajari proses, produk, dan profesi pelatihan dengan menggunakan
kajian sejarah, filsafat dan ilmu pengetahuan tentang manusia atau kajian
keilmuan tentang manusia yang bermasyarakat.
Pemuda Pelopor merupakan produk dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta dalam rangka menanggulangi konflik
kepemudaan yang ada di Jakarta. Konsep pemuda pelopor pada dasarnya menjadi payung pemersatu berbagai jenis organisasi kepemudaan yang ada di
Provinsi DKI Jakarta. Pemuda pelopor diharapkan menjadi wadah bagi aspirasi organisasi-organisasi kepemudaan yang ada di Jakarta agar tidak
terjadi konflik antar organisasi tersebut.
Pelatihan Pemuda Pelopor dalam penelitian ini adalah bentuk pemberian pengetahuan bagi pemuda di daerah rawan konflik tentang wawasan kesatuan.
Dalam pelatihan ini akan dilihat Peran instruktur, keterlibatan peserta dan
situasi komunikasi yang terjadi dalam pelatihan. D.
Langkah-langkah Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua tahap penelitian, yaitu : a.
Penyusunan Kisi-kisi penelitian Kegiatan penyusunan kisi-kisi penelitian dilakukan sebagai acuan dalam
pembuatan alat pengumpul data berupa pedoman wawancara dan pedoman observasi sesuai dengan pertanyaan penelitian yang sudah ditetapkan. Kisi-
kisi instrumen penelitian ini berisikan kolom-kolom, judul, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, aspek yang diteliti beserta indikatornya, sumber data
dan jenis alat pengumpul data. b.
Penyusunan Alat Pengumpul Data
LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI
DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Alat pengumpul data yang digunakan adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, lembar evaluasi dan studi dokumentasi dengan
langkah-langkah penyusunannya sebagai berikut: 1.
Tahap Persiapan Penelitian Merumuskan masalah penelitian dengan aspek-aspek yang akan diteliti
disertai indikator-indikator dan sub indikatornya, Kemudian mempersiapkan pedoman wawancara yang akan ditanyakan kepada responden, melakukan
pengamatan, menyebarkan angket, melakukan tes evaluasi sebelum dan sesudah pelatihan berdasarkan pada aspek-aspek yang akan diteliti agar proses
pengumpulan data dapat berlangsung secra efektif dan efisien. 2.
Tahap Pelaksanaan Tahap persiapan meruapakan tahap penggalian data yang lebih spesifik
dengan melakukan wawancara, mengadakan observasi, menyebarkan angket dan melakukan tes evaluasi pada proses kegiatan pemuda pelopor Provinsi DKI
Jakarta. Kegiatan-kegiatan tersebut diatas dimaksudkan untuk memudahkan dalam
tahap pelaksanaanya, disamping agar data yang dibutuhkan dapat terungkap sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh peneliti.
E. Teknik Pengumpulan Data