Subjek Penelitian Teknik Pengumpulan Data

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak hanya diukur dengan angka.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif disebut sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Sesuai dengan hakekat kualitatif, subjek dalam penelitian ini ditentukan secara purposive, artinya subjek penelitian sebagai sumber data dipilih dengan pertimbangan tertentu. Sugiyono 2012:303 dengan mengutip pendapat Spradley mengemukakan bahwa, situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa, sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut: a Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya b Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti c Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi d Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri. e Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber. Berdasarkan kriteria di atas maka peneliti menentukan lokasi dalam melakukan penelitian ini yaitu di Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur. Sedangkan subjek dari penelitian ini terdiri dari Aparatur Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta sebanyak 1 satu orang dan peserta pelatihan Pemuda Pelopor sebanyak 30 orang. 38 LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Definisi Operasional

1. Peran Aparatur Pemerintah Bidang Kewaspadaan Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta Aparatur Pemerintah Bidang Kewaspadaan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas melaksanakan pengoordinasian kegiatan penyusunan rencana dan program kewaspadaan daerah di bidang ideologi dan politik, pemantauan dan evaluasi, kerawanan sosial dan informasi dini. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Hubungan Kelembagaan mempunyai fungsi: a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran RKA dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPA Bidang Kewaspadaan. b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPA Bidang Kewaspadaan. c. Penyusunan bahan kebijakan teknis di Bidang Kewaspadaan. d. Pengoordinasian dan evaluasi data informasi dini. e. Peningkatan kewaspadaan, ideologi dan politik. f. Pemantauan dan evaluasi kerawanan sosial. g. Pemberian dan rekomendasi perizinan risetpenelitian. h. Fasilitasi penyelenggaraan pendidikan politik di bidang kewaspadaan. i. Evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang kewaspadaan. j. Penyusunan bahan kebijakan teknis penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan Kesbangpol yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Bidang Kewaspadaan. k. Penyiapan bahan laporan badan yang terkait dengan tugas dan fungsi Bidang Kewaspadaan. l. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Kewaspadaan. LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Peran Aparatur Pemerintah Bidang Kewaspadaan Bakesbangpol Provinsi DKI Jakarta dalam penelitian ini adalah menjalankan fungsi lembaga dalam meningkatkan kewaspadaan, ideologi dan politik kepada para pemuda di daerah rawan konflik dengan menyelenggarakan pelatihan pemuda pelopor. 2. Wawasan Kesatuan Secara Etimologi kata wawasan berasal dari kata wawas bahasa Jawa yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi, ditambahkan akhiran an bermakna cara pandang, cara tincau atau cara melihat. Dari kata wawas muncul kata mawas yang berarti; memandang, meninjau atau melihat. Wawasan artinya; pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi, atau cara pandang atau cara melihat. Persatuankesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah- belah. Persatuankesatuan mengandung arti “ bersatunya macam- macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.” Wawasan menurut Djuju Sudjana dalam buku Teori dan Konsep Pendidikan Luar Sekolah merupakan kemampuan kognitif seseorang. Kognitif atau pengetahuan merupakan serangkaian informasi yang dimiliki sesorang yang didapat dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Wawasan Kesatuan merupakan konsep yang lebih luas dari sekedar Bhineka Tunggal Ika. Pada dasarnya konsep ini memandang perbedaan sebagai sebuah anugerah yang seharusnya menjadi warna bagi kehidupan bermasyarakat. Perbedaan suku, agama, kebiasaan, budaya dan lainnya menjadi hal yang biasa dalam kehidupan. Wawasan Kesatuan dalam penelitian ini menitikberatkan pada pembekalan kepada pemuda tentang arti persatuan dan kesatuan dalam mengantisipasi terjadinya konflik di lingkungan tempat tinggalnya. 3. Pelatihan Pemuda Pelopor LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pelatihan mengandung beberapa arti. Pertama pelatihan adalah suatu proses penyampaian dan kepemilikan keterampilan, pengetahuan dan nilai- nilai. Kedua, pelatihan adalah produk hasil dari proses tersebut, yaitu pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam pelatihan. Ketiga, pelatihan adalah suatu disiplin akademik, yaitu kegiatan terorganisasi untuk mempelajari proses, produk, dan profesi pelatihan dengan menggunakan kajian sejarah, filsafat dan ilmu pengetahuan tentang manusia atau kajian keilmuan tentang manusia yang bermasyarakat. Pemuda Pelopor merupakan produk dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta dalam rangka menanggulangi konflik kepemudaan yang ada di Jakarta. Konsep pemuda pelopor pada dasarnya menjadi payung pemersatu berbagai jenis organisasi kepemudaan yang ada di Provinsi DKI Jakarta. Pemuda pelopor diharapkan menjadi wadah bagi aspirasi organisasi-organisasi kepemudaan yang ada di Jakarta agar tidak terjadi konflik antar organisasi tersebut. Pelatihan Pemuda Pelopor dalam penelitian ini adalah bentuk pemberian pengetahuan bagi pemuda di daerah rawan konflik tentang wawasan kesatuan. Dalam pelatihan ini akan dilihat Peran instruktur, keterlibatan peserta dan situasi komunikasi yang terjadi dalam pelatihan. D. Langkah-langkah Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua tahap penelitian, yaitu : a. Penyusunan Kisi-kisi penelitian Kegiatan penyusunan kisi-kisi penelitian dilakukan sebagai acuan dalam pembuatan alat pengumpul data berupa pedoman wawancara dan pedoman observasi sesuai dengan pertanyaan penelitian yang sudah ditetapkan. Kisi- kisi instrumen penelitian ini berisikan kolom-kolom, judul, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, aspek yang diteliti beserta indikatornya, sumber data dan jenis alat pengumpul data. b. Penyusunan Alat Pengumpul Data LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Alat pengumpul data yang digunakan adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, lembar evaluasi dan studi dokumentasi dengan langkah-langkah penyusunannya sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Penelitian Merumuskan masalah penelitian dengan aspek-aspek yang akan diteliti disertai indikator-indikator dan sub indikatornya, Kemudian mempersiapkan pedoman wawancara yang akan ditanyakan kepada responden, melakukan pengamatan, menyebarkan angket, melakukan tes evaluasi sebelum dan sesudah pelatihan berdasarkan pada aspek-aspek yang akan diteliti agar proses pengumpulan data dapat berlangsung secra efektif dan efisien. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap persiapan meruapakan tahap penggalian data yang lebih spesifik dengan melakukan wawancara, mengadakan observasi, menyebarkan angket dan melakukan tes evaluasi pada proses kegiatan pemuda pelopor Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan-kegiatan tersebut diatas dimaksudkan untuk memudahkan dalam tahap pelaksanaanya, disamping agar data yang dibutuhkan dapat terungkap sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh peneliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yang peneliti lakukan antara lain :

a. Observasi

Nasution 1988 dalam Sugyono 2010:310 menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data , yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang di peroleh melalui observasi. Melakukan observasi, yakni pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang di teliti untuk mengetahui keadaan yang sesungguhnya. LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Guba dan Lincoln 1981:191-193 dalam Moleong 2010: 174-175 menyatakan bahwa terdapat enam alasan mengapa penelitian kualitatif menggunakan teknik pengamatan observation untuk mengumpulkan data, yaitu: 1 teknik pengamatan ini di dasarkan atas teknik pengamatan secara langsung; 2 teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatata perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaaan sebenarnya; 3 pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung di peroleh dari data; 4 sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan – jangan pada data yang di jaringnya ada yang keliru atau bias; 5 teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit; dan 6 dalam kasus-kasus teretentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak di mungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat. Dalam teknik pengumpulan data ini, peneliti mengamati dan mencatat tentang kejadian yang berlangsung sesuai dengan fokus masalah yang di teliti yaitu : Tabel Jadwal Observasi No Aspek Yang diamati Jadwal Observasi Ket Feb Maret April Mei 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Perencanaan Program Pelatihan Pedoman observasi 2 Perumusan strategi pelaksanaan program pelatihan Pedoman Observasi LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 Pelaksanaan program pelatihan Pedoman Observasi 4 Proses evaluasi pelatihan Pedoman Observasi

b. Wawancara

Sugyono 2010:72 wawancara merupakan pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalu tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui komunikasi langsung tatap muka antara pihak pewawancara dengan pihak yang di wawancara. Wawancara dilakukan oleh pewawancara dengan mengunakan pedoman wawancara. Wawancara merupakan cara yang penting untuk memeriksa keakuratan data hasil observasi. Wawancara dapat di gunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin di peroleh lewat observasi. Tujuan mewawancarai seseorang adalah untuk mengetahui apa yang di pikirkan mereka, apa yang mereka pikirkan ,atau bagaiman perasaan mereka tentang sesuatu hal, dikarenakan hal-hal tersebut tidak dapat di observasi. Wawancara dilakukan untuk memeperoleh data dan informasi yang di butuhkan dalam penelitian ini. Data dan informasi ini di peroleh langsung dari warga belajar, sumber belajar tutor penyelenggara,dan pengelola yang terlibat dalam hal ini. Wawancara dilakukan kepada Aparatur Pemerintah terkait dengan penyelenggaraan pelatihan Pemuda Pelopor. Sumber informan dalam wawancara adalah Kepala Sub Bidang Kewaspadaan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta yang menjadi penanggung jawab penyelenggaraan kegiatan pelatihan pemuda pelopor. Aspek yang digali dalam wawancara dengan informan adalah terkait dengan fungsi manajemen LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pemerintah dalam kegiatan pelatihan Pemuda Pelopor dari mulai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian. Wawancara dilakukan beberapa kali sampai data yang dibutuhkan telah didapat dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun oleh peneliti.

c. Angket

Menurut Sugiyono 2010 : 19 angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respoden untuk dijawab. Angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan pelatihan pemuda pelopor. Lembar uji hasil penyelenggaraan pelatihan pemuda pelopor, dengan menggunakan angket tertutup, dimana peneliti dapat memperoleh gambaran kesesuaian antara proses pelatihan yang direncanakan dengan proses pelatihan yang terjadi berdasarkan sudut pandang peserta pelatihan sebagai subyek dari pelatihan pemuda pelopor.

d. Tes evaluasi

Digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pemuda tentang wawasan kesatuan. Tes evaluasi menggunakan tes awal pre test dan tes akhir post test. Tes evaluasi ini merupakan data mengenai pengetahuan pemuda tentang wawasan kesatuan yang diperoleh melalui format evaluasi materi yang diberikan sebelum proses pelatihan dan pada akhir proses pelatihan pemuda pelopor. Format evaluasi terhadap tingkat pengetahuan pemuda tentang wawasan kesatuan setelah mengikuti proses pelatihan pemuda pelopor menggunakan tes evaluasi soal materi untuk mengukur akan tingkat pengetahuan di ranah kognitif. Tingkat keberhasilan berupa pencapaian standar kompetensi yang diharapkan dengan tujuan mampu memberikan pengetahuan terhadap pemuda LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang mengikuti proses pelatihan pemuda pelopor, maka ditetapkan kriteria ketuntasan minimum yang dirancang oleh peneliti dengan nilai minimum 70.

e. Triangulasi data

Menurut Surgiyono 2013:330 dalam teknik pengumpulan data. triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi bertujuan untuk mengumpulkan data sekaligus menguji kreadibiitas data, yaitu mengecek kreadibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data berbagai sumber data. Adappun menurut Nasution 2003:10 berpendapat bahwa triangulasi merupakan cara mendapatkan data atau informasi sari satu pihak hars di chek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua dan ketiga dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Tujuannya ialah membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Triangulasi teknik, bearti peneliti menggunakan teknik pengumpulan daya yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi, wawancara, menyebar angket dan melakukan tes evaluasi untuk sumber daya yang sama. Sedangkan triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan hasil data dari setiap informan yaitu, aparatur pemerintah bidang kewaspadaan Badan kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta dan Peserta pelatihan pemuda pelopor Provinsi DKI Jakarta. F. Keabsahan Data Keabsahan data pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kebenaran dari hasil penelitian ini. Satori Komariah 2010:164 menjelaskan “Penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat kepercayaan credibility, keteralihan transferability, ketergantungan LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dependenbility, dan kepastian confilmability.“ Oleh karena itu, uji keabsahan data penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: a. Kepercayaan Credinility Untuk memperoleh kepercayaan data penelitian ini dilakukan dengan cara 1 Perpanjangan waktu pengamatan, tujuannya agar penelitian dengan informan menjadi akrab, semakin terbuka, dan saling mempercayai. 2 Peningkatan ketekunan dilakukan agar dapat memperhatikan sesuatu dengan lebih cermat, terinci dan mendalam. 3 Triangulasi merupakan cara memperoleh kepercayaan dengan menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data. 4 Diskusi dengan teman sejawat, yaitu dengan mendiskusikan hasil temuan yang didapat dengan orang lain yang paham tentang kajian penelitian ini. 5 Menggunakan bahan referensi, dalam hal ini digunakan foto dokumentasi terkait fokus penelitian untuk mendukung membuktikan data yang dikumpulkan selama penelitian. 6 Member chek dilakukan dengan cara mengkonfirmasi ulang hasil wawancara kepada informan yang bersangkutan. b. Keteralihan Transferability “Bagi penelitian naturalistik transferability bergantung pada si pemakai, yakni hingga manakah hasil penelitian itu dapat mereka gunakan dalam konteks dan s ituasi tertentu“ Nasution, 1988, 118-119. Oleh karena itu, peneliti tidak dapat menjamin hasil penelitian ini dapat diterapkan pada konteks dan situasi lain, Namun, peneliti berusaha untuk mencoba membuat laporan penelitian ini dengan rinci, jelas, lengkap, dan sistematis, sehingga kemungkinan besar dapat memahami hasil penelitian ini. c. Ketergantungan Dependendability “Ketergantungan disebut juga audit kebergantungan menunjukkna bahwa peneliti memiliki sifat ketaatan dengan menunjukkan konsisten dan stabilitas data atau temuan yang direflikasi“ Satoni Komari, 2010:166. Dalam LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penelitian ini, yang melakukan audit adalah pembimbing. Peneliti melaksanakan kegiatan bimbingan yang intensif dengan pembimbing. dan meminta untuk mereview seluruh aktivitas penelitian dimulai dari awal pembuatan desain penelitian sampai akhir pelaporan. d. Kepastian Confirmability Sebagaimana dikemukanan oleh Satori Komariah 2010:167 menjelaskan “Uji konfirmasbilitas bearti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan“. Dalam penelitian ini, proses penelitian yang dilakukan berdasarkan tahapan yang telah ditentukan, dengan cara mengikuti tahapan ujian yang telah dijadwalkan.

G. Teknik Analisis Data