Tingkat kecemasan, didefinisikan sebagai perasaan kuatir, cemas, gelisah,

Dadan Heryana, 2012 Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Wasit Bulutangkis Dalam Memimpin Suatu Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 81 sebagai berikut: “perasaan takut, cemas, atau khawatir akan terancam sekuriti kepribadiannya.” Sedangkan kepercayaan diri diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap individu dalam kehidupannya, serta bagaimana individu tersebut memandang dirinya secara utuh. Rakhmat 2000:12 mengatakan bahwa, kepercayaan diri atau keyakinan diri diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap individu dalam kehidupannya, serta bagaimana individu tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri.

b. Variabel Terikat Dependent

Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat dependent adalah kinerja wasit bulutangkis dalam memimpin suatu pertandingan. Kompetensi memimpin pertandingan adalah suatu kemampuan untuk memahami situasi-situasi pertandingan yang dihadapi, sekaligus menentukan perilaku yang tepat untuk terlibat dalam situasi itu dengan memuaskan. Kompetensi memimpin pertandingan akan menggunakan standar yang digunakan PB PBSI dalam menguji kemampuan wasit.

2. Definisi Operasional

a. Tingkat kecemasan, didefinisikan sebagai perasaan kuatir, cemas, gelisah,

dan takut yang muncul secara bersamaan, yang biasanya diikuti dengan naiknya rangsangan pada tubuh. Lebih lanjut Lazarus dalam Burton and Naylor 1997 mengatakan “ anxiety is the result of a complex cognitive evaluation in which primary appraisal focuses on the threat of the situation an coping Dadan Heryana, 2012 Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Wasit Bulutangkis Dalam Memimpin Suatu Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 82 resources seem insufficient to effectively deal with demand.” Pada pernyataan tersebut dikatakan bahwa anxiety atau kecemasan merupakan hasil dari evaluasi kognitif yang komplek dimana penilaian primer berfokus pada ancaman situasi yang tampaknya tidak cukup untuk mengatasi secara efektif menangani permintaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa maksud kecemasan dalam penelitian ini adalah perasaan kuatir, cemas, gelisah, dan takut yang muncul secara bersamaan, yang biasanya diikuti dengan naiknya rangsangan pada tubuh, seperti jantung berdebar-debar, keringat dingin , sakit kepala, perut, ganguan pernapasan, dan adanya halusinasi yang menggangu ketenangannya. b. Tingkat kepercayaan diri, diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap individu dalam kehidupannya, serta bagaimana individu tersebut memandang dirinya secara utuh. Lebih lanjut McClelland dalam Luxori, 2005 mengatakan bahwa kepercayaan diri merupakan kontrol internal, perasaan akan adanya sumber kekuatan dalam diri, sadar akan kemampuan-kemampuan dan bertanggung jawab terhadap keputusan- keputusan yang telah ditetapkannya. Untuk penelitian ini seperti diungkapkan Lauster dalam Fasikhah, 1994, terdapat beberapa karakteristik untuk menilai kepercayaan diri individu, diantaranya: a Percaya kepada kemampuan sendiri, yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut, b Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, yaitu dapat bertindak Dadan Heryana, 2012 Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Wasit Bulutangkis Dalam Memimpin Suatu Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 83 dalam mengambil keputusan terhadap apa yang dilakukan secara mandiri tanpa adanya keterlibatan orang lain. Selain itu, mempunyai kemampuan untuk me- yakini tindakan yang diambilnya tersebut, c Memiliki konsep diri yang positif, yaitu adanya penilaian yang baik dari dalam din sendiri, baik dari pan- dangan maupun tindakan yang dilakukan yang menimbulkan rasa positif terhadap diri sendiri, d. Berani mengungkapkan pendapat, yaitu adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau hal yang dapat menghambat pengungkapan perasaan tersebut. c. Kinerja, kompetensi memimpin pertandingan adalah suatu kemampuan untuk memahami situasi-situasi pertandingan yang dihadapi, sekaligus menentukan perilaku yang tepat untuk terlibat dalam situasi itu dengan memuaskan. Kompetensi memimpin pertandingan akan menggunakan standar yang digunakan PB PBSI dalam menguji kemampuan wasit, yaitu sebagai berikut: 1 Perkenalan pertandingan, meliputi: memperkenalkan pemain baik perorangan maupun beregu. 2 Managemen lapangan, meliputi; cek posisi hakim garis, ketinggian net, posisi bill board, kaos pemain, dan kursi untuk pelatih. 3 Kelengkapan pertandingan, meliputi; membawa alat tulis, stop wacth, skor sheet, kartu merah dan kartu kuning, dan koin untuk undian. 4 Penampilan, meliputi; sikap duduk, suara, menangani kasus, dan cara berpakaian. 5 Hakim Servis, meliputi; pandangan ketika servis, suara ketika terjadi servis salah, tanda yang digunakan, pergantian shuttle cock dan j ika terjadi interval. Dadan Heryana, 2012 Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Wasit Bulutangkis Dalam Memimpin Suatu Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 84

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Mengenai populasi Fraenkel dan Wallen 1993:80 menyatakan bahwa “in educational research, the population of interest usually a group of person students, teachers, or other individuals who posses certain characteristics”. Sementara Sugiyono 2010:117 menyebutkan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objeksubjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristiksifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa populasi penelitian mencakup segala sesuatu yang akan dijadikan subjekobjek penelitian yang akan diteliti, dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu wasit bulutangkis yang telah memiliki sertifikat Internasional yang berjumlah 14 orang.

2. Sampel Penelitian

Sugiyono 2010:118 mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi sampel merupakan bagian dari populasi yang mewakili semua karakteristik dan sifat yang ada pada populasi tersebut. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wasit Internasional yang telah tersertifikasi.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF DENGAN TINGKAT KECEMASAN WASIT SAAT MEMIMPIN PERTANDINGAN DI KEJUARAAN PIALA SURATIN U-18 TINGKAT PROVINSI LAMPUNG

6 28 49

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI WASIT DENGAN KEBERHASILAN MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL: studi deskriptif pada wasit futsal pengcab kota bandung.

19 57 30

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEPUTUSAN WASIT DALAM MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL: Studi Deskriptif Pada Wasit Wanita Sebelum Memmimpin Pertandingan Futsal.

0 2 12

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN (INTERPRETASI) PERATURAN PERMAINAN DAN TINGKAT KECEMASAN (ANXIETY) SEBELUM MEMIMPIN PERTANDINGAN DENGAN RASA PERCAYA DIRI WASIT BOLA VOLI : Studi Deskriptif Terhadap Wasit Bola Voli Jawa Barat.

0 5 59

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN : Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT.

3 8 32

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KINERJA KEPEMIMPINAN WASIT BOLA VOLI INDOOR JAWA BARAT.

1 4 31

TINGKAT KECEMASAN WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN : Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal.

2 7 38

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI WASIT DENGAN KEBERHASILAN MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL: studi deskriptif pada wasit futsal pengcab kota bandung - repository UPI S PKO 0900156 Title

0 1 3

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEPUTUSAN WASIT DALAM MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL | Hena | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8061 16168 2 PB

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN PERATURAN PERTANDINGAN PENCAK SILAT DENGAN KINERJA WASIT-JURI DALAM MEMIMPIN PERTANDINGAN - repository UPI S JKR 1203741 Title

0 0 2