38
A. Deskripsi Pra Siklus
Peneliti melakukan observasi terhadap kemampuan pengembangan kecerdasan logika matematika anak di TK Pertiwi III Karanganyar, kecamatan
Sambungmacan, kabupaten Sragen Tahun 20142015, untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi ketika proses pembelajaran pengembangan
kecerdasan logika matematika. Kegiatan Pra tindakan dilakukan selama dua kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri atas 30 menit pembelajaran. Kegiatan
Pra tindakan ini dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2014 pukul 08.00-09.00 WIB dan 23 Oktober 2014 pukul 08.00-09.00 WIB.
Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara untuk mengetahui kemampuan logika matematika anak dalam pembelajaran dikelas khususnya
pada saat pengembangan kecerdasan logilka matematika. Berdasarkan hasil observasi pengamatan tersebut,dapat disimpulkan bahwa kendala yang
dihadapi anak ketika melakukan pengembangan kecerdasan logika matematika adalah sebagai berikut:
1. Anak kurang berminat pada saat pembelajaran berhitung.
2. Anak kurang mampu mengenal lambang bilangan
3. Anak kurang berani rasa malu,tegang,takut salah,tidak percaya diri
dalam hal hitung menghitung. 4.
Kurangnya pemanfaatan media saat pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil penilaian terhadap kemampuan matematika anak sebelum dikenai tindakan, masih banyak anak yang belum bisa berhitung,
belum bisa membedakan lambang bilangan, Selain itu anak belum berminat dalam pembelajaran pengembangan kecerdasan matematika hal itu disebabkan
karena kurangnya media saat pengembangan kecerdasan logika matematika. Pada tahap pra tindakan, kemampuan awal berhitung anak dilakukan
dengan berhitung angka 1-20 dihadapan Guru. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berhitung anak sebelum dikenai tindakan. Dalam
pembelajaran pengembengan kecerdasan matematika, beberapa anak terlihat
39
memperhatikan guru, namun tidak sedikit anak yang berbicara dengan temannya yang beraktivitas sendiri. Tampak sebagian anak tidak
memperhatikan penjelasan guru. Beberapa anak terlihat berbicara dengan teman sebangkunya dan anak menghadap kesamping. Hal ini mengganggu
anak lain yang sedang memperhatikan guru saat menyampaikan materi. Menurut hasil dari pengamatan yang menyatakan bahwa anak yang
memperhatikan dan konsentrasi selama proses pembelajaran hanyalah 7 anak atau sekitar 35.
Saat kegiatan bernyanyi yaitu lagu, atas bawah, anak tidak dapat mengikuti gerakan dengan benar, saat menunjuk posisi diatas anak belum
mengetahui posisi diatas, dibawah, dikanan, dikiri, didepan, dibelakang, pertama, dan terakhir, anak masih belum bisa mengikuti gerakan tangan
dengan benar.Pada tahap pra tindakan, kemampuan anak dalam pembelajaran matematika sangat kurang. Hal ini dapat dilihat ketika kegiatan pembelajaran
memasangkan jumlah ayam dengan lambang bilangan, anak masih belum mendapatkan nilai yang bagus, masih banyak anak yang keliru memasangkan
lambang bilangan, bahkan ada anak yang tidak mau mengerjakan kegiatan yang diberikan, sama halnya dengan kegiatan berhitung, saat berhitung
menggunakan jari, anak masih keliru menunjukkan jumlah jari dengan bilangan yang di ucapkan.
Melihat dari kejadian diatas maka peneliti meminta izin kepada Kepala TK Pertiwi III Karanganyar, untuk menggunaan metode permainan ular
tangga. Dengan metode permainan ular tangga dan alat peraga yang sesuai dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika dan meningkatkan
motivasi belajar anak. Karena dalam kegiatan pembelajaran menggunakan prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Pada masa anak
adalah masa bermain, maka anak merasa senang, tidak tertekan, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar anak.
Setelah kesepakatan dari Kepala Sekolah didapat, maka kegiatan se lanjutnya yaitu, menyiapkan alat dan bahan yang akn digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, media yang digunakan yaitu papan ular tangga yang
40
bagus dan menarik perhatian anak, sehingga anak akan lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.
B. Deskripsi Hasil Setiap Siklus