METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

72 5.2 Saran 73 DAFTAR PUSTAKA 74 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Penempatan Meja Tournamen 22 Gambar 2.2 Hubungan media pembelajaran 24 Gambar 3.1 Diagram Alir desain Penelitian 53 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus 76 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaam Pembelajaran 79 Lampiran 3. Instrument Penelitian 98 Lampiran 4. Kunci Jawaban Instrumen Tes 100 Lampiran 5 .Kisi-Kisi Instrumen Tes 101 Lampiran 6 Lembar Observasi Sikap komunikatif 104 Lampiran 7 Lembar Observasi Sikap Kerjasama 105 Lampiran 8. Penskoran Observasi Sikap Komunikatif 106 Lampiran 9. Penskoran Observasi Sikap Kerjasama 108 Lampiran 10.Lembar Media Puzzle 109 Lampiran 11. Soal Tournament 110 Lampiran 12. Jawaban Tournament 111 Lampiran 13. Validitas Tes 112 Lampiran 14. Reabilitas Tes 114 Lampiran 15. Taraf Kesukaran Tes 115 Lampiran 16. Daya Beda Tes 116 Lampiran 17. Hasil Pretes dan Postes Kelas eksperimen I 119 Lampiran 18. Hasil Pretes dan postes Kelas eksperimen II 120 Lampiran 19. Hasil Pretes dan postes Kelas eksperimen III 121 Lampiran 20. Simpangan Baku 122 Lampiran 21. Uji Normalitas 125 Lampiran 22. Uji Homogenitas 131 Lampiran 23. Uji Hipotesis data 132 Lampiran 24. Persen Peningkatan Hasil belajar 161 Lampiran 25. Lembar Hasil Observasi sikap komunikatif 166 Lampiran 26. Lembar Hasil Observasi sikap kerjasama 170 Lampiran 27. Nilai r Product Moment 173 Lampiran 28. Nilai Chi Kuadrat 174 Lampiran 29. Nilai Dalam Distribusi t 175 Lampiran 30. Daftar Nilai Persentil distribusi F 176 Lampiran 31. Dokumentasi Penelitian 179 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika melihat dunia pendidikan saat ini, sangat banyak kesulitan yang ditemukan dalam proses pembelajaran dan tidak pernah teratasi secara, karena sistem pengajaran di Negara kita masih bersifat uniform seragam, dalam waktu yang bersamaan dan metode yang sama pula siswa diharapkan dan dituntut untuk belajar dengan kecepatan yang sama walaupun diketahui bahwa kelas itu heterogen dengan karakteristik siswa yang berbeda – beda. Akibatnya banyak kesulitan dan kegagalan yang dialami oleh siswaArifin. 1995. Dewasa ini berdasarkan pengamatan Arief Rahman, MPd, salah seorang pengamat dunia pendidikan yang juga menjabat sebagai Executive National Commision untuk lembaga PBB UNESCO menyatakan bahwa masih dirasakan bahwa model atau pendekatan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru-guru di sekolah lebih didasarkan pada kebutuhan formal dari pada kebutuhan riil siswa. Akibatnya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru-guru tersebut terkesan lebih merupakan pekerjaan administratif, dan belum berperan dalam mengembangkan potensi siswa secara optimal. Kondisi pembelajaran seperti ini agaknya tidak dapat dilepaskan dari adanya kenyataan bahwa tugas yang diemban guru sebagai kurikulum dan pengajaran sangatlah kompleks dan sulit, karena ia berhadapan dengan dua hal yang berada diluar kontrolnya, yaitu pedoman pelaksanaan kurikulum, dimana sistem kurikulum Indonesia masih belum bisa menyesuaikan dengan apa yang mau dihasilkan dari sistem pendidikan itu sendiri yaitu as a workforce dan pengajaran yang sudah ditentukan terlebih dahulu dari atas, dan siswa yang membawa beragam kemampuan. Keberhasilan sekolah sebagai suatu lembaga pelaksana kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari prestasi siswa yang telah mnyelesaikan pendidikan nya di sekolah tersebut. Keberhasilan ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, dan salah satunya adalah hasil belajar kimia yang diperoleh siswa yang tidak terlepas dari keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. keberhasilan seorang guru dalam melaksankan pembelajaran di dalam kelas dapat diukur dari keberhasilannya mengantarkan siswa mencapai prestasi yang baik. Keberhasilan yang baik tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain adalah pemilihan strategi dan penggunaan media dalam pembelajaran, penguasaan materi pelajaran oleh guru, sarana dan prasarana pendukung, serta kesiapan dan motivasi siswa dalam menerima pelajaran. Namun tidak selamanya faktor-faktor tersebut memberikan dampak positif terhadap keberhasilan proses belajar mengajar disekolah, bahkan tidak jarang hasil belajar siswa menjadi rendah khususnya pelajaran kimia, karena siswa merasa kesulitan dalam memahami pelajaran. Silitonga 2009 mengatakan bahwa kesulitan belajar siswa perlu diatasi supaya materi pelajaran dapat terkomunikasi dengan baik, yaitu dengan menggunakan pembelajaran yang komunikatif dengan alat bantu belajar seperti media pembelajaran. Kesulitan belajar dapat dilihat pada saat siswa menemukan permasalahan dan soal-soal yang baru yang sedikit berbeda dengan contoh yang diberikan oleh guru. Anak – anak yang mengalami kesulitan belajar memperoleh prestasi yang sangat jauh di bawah potensi yang dimilikinya Abdurahman, 1999. Fenomena kesulitan belajar seseorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunya kinerja akademik atas prestasi belajarnya Syah, 2004. Sebagian siswa yang tidak memahami materi pelajaran tertentu memang tidak mampu belajar sendiri dan menemukan pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Terkadang siswa juga malu untuk bertanya sehingga disinilah kegunaan model pembelajaran kooperatif agar siswa dapat lebih memahami materi pelajaran dengan cara bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Ketika Si peneliti sedang melakukan observasi, Adapun pembelajaran kimia yang masih diterapkan di SMA Negeri 11 Medan sebagai berikut: 1 pembelajaran kimia masih berpusat pada guru teacher center, dimana guru menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, 2 guru masih menerapkan metode ceramah sebagai sarana untuk mentransfer pengetahuan sehingga siswa cepat bosan dan tidak tertarik dengan dengan pembelajaran yang sedang

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN MEDIA MIND MAPPING DAN MOLYMOOD PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 3 9

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEBAK KATA DAN WODRS SQUARE PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

4 8 26

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT ( TEAMS GAMES TOURNAMENTS) DENGAN MEDIA MAIN MAPPING DAN MOLYMOOD PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN.

1 3 21

EFEKTIVITAS MEDIA TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN BERBASIS KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP KOMUNIKATIF SERTA KERJASAMA SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 2 18

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN TAI MENGGUNAKAN DEMOSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 3 21

PENGARUH MEDIA KARTU PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) TERHADAP SIKAP KOMUNIKATIF DAN KERJASAMASERTA HASIL BELAJAR SISWA SMA PADAPOKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 1 21

EFEKTIF MEDIA ULAR TANGGA PADA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP SIKAP KOMUNIKATIF DAN KERJA SAMA SERTA HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 4 20