KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN TAI MENGGUNAKAN DEMOSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

(1)

K E E FE K T I F A N M O D E L PE M B E L A J A R A N K O O PE R A T I F T I PE T G T D A N T A I M E N G G U N A K A N D E M O S T R A S I

T E R H A D A P H A S I L B E L A J A R K I M I A S I S W A PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON

Oleh :

Mesrawati Situmorang NIM. 4103331031

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala Penyertaan dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dan TAI Menggunakan Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs.Kawan Sihombing, M.Si, selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal seminar proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan pengolahan data hingga penyusunan skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Prof. Drs.Manihar Situmorang, Msc.Phd, Drs. P.Maulim Silitonga, M.S, dan Dr. Marham Sitorus, M.Si selaku dosen penguji saya yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Dra.Murniaty Simorangkir, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik. Tidak lupa juga saya sampaikan terima kasih kepada Dr.Retno Dwi Suryanti, M.Si yang telah bersedia memvalidasi instrument tes saya. Dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah banyak membrrikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah kepada Bapak Wakil Kepala Sekolah, Guru-Guru dan Para Pegawai serta siswa- SMA N 14 Medan, SMA N 21 Medan, dan SMA Primbana Medan yang telah memberikan izin penelitian di sekolah yang bersangkutan dan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta : Ayahanda Manuel Situmorang yang telah memberikan dukungan dan semangat, mencucurkan segala keringat, telah bekerja keras demi anak-anaknya, selalu


(3)

v

berusaha memberikan yang terbaik untuk kebahagiaan anak-anaknya. Penulis juga sangat berterimakasih kepada Hisar Situmorang, S.H, yang berusaha keras dan selalu mendukung baik materi maupun non-materi selama perkuliahan. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga Bang Dapot Situmorang, S.Pd, Eda Br Purba, Bang Mensen dan Eda Br. Mangunsong, Eda Riwanten Amkeb, Kakak Melati, Kakak Lonny S, S.Th dan Bang Edo beserta Reinhad Tersayang, Kakak Rampina Amd, Kakak Mastiur Amkeb dan Bang Maruasal, ,Bang Tulus Amd, dan Adikku tersayang Sunggul Atalia Situmorang yang selalu setia mendukung dalam doa maupun materi. Juga kepada rekan – rekan sejawat, Pendidikan kimia Ekstensi 2010 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan nasihat, menjadi sahabat yang terbaik dan memberikan doa kepada saya dalam menyelesaikan studi di Unimed, dan terkhusus untuk Nurhayati Saragih, Monalisa Pakpahan, yang selalu memberikan semangat, dukungan motivasi dan memberi masukan penulis dalam mengerjakan skripsi. Penulis juga berterimakasih kepada sahabat – sahabat IKBKK, PARAB, Komsel 3G yang telah banyak memberikan dukungan , dan kepada teman – teman yang lainnya yang tidak dapat sebutkan satu persatu.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, September 2014 Penulis,

Mesrawati situmorang NIM. 4103331031


(4)

iii

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN TAI MENGGUNAKAN D E M O S T R A S I

TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON

Mesrawati Situmorang (4103131031) Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan Demonstrasi lebih tinggi dibanding penerapan model pembelajaran langsung menggunakan media peta pikiran. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di SMA N 14, SMA N 21 Medan, dan SMA Primbana. Pengambilan sampel digunakan dengan cara teknik sampling sederhana dengan mengambil 2 kelas. Sampel penelitian kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal. Kelas eksperimen I diberikan perlakuan dengan model pembelajaran koperatif tipe TGT menggunakan Demonstrasi dan kelas eksperimen 2 diberi perlakuan dengan model pembelajaran TAI menggunakan Demonstrasi. Sedangkan uji hipotesis yang dilakukan melalui uji-t dua pihak. Dari hasil penelitian, untuk hasil belajar kelas eksperimen I rata-rata hasil belajar siswa di XI IPA Primbana yaitu 88,67 pada kelas TGT, 83,88 pada kelas TAI. Sedangkan persen peningkatan diperoleh di SMA N 14 yaitu sebesar 63,86 % pada kelas TGT, 54,40% pada kelas TAI. Persen peningkatan di SMA N 21 Medan sebesar 65% pada kelas TGT, 47% pada kelas TAI, pada SMA Primbana diperoleh persen peningkatan 83,00% pada kelas TGT dan 74% pada kelas TAI.


(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Ruang Lingkup 6

1.3.Rumusan Masalah 6

1.4.Batasan Masalah 7

1.5.Tujuan Penelitian 7

1.6.Manfaat Penelitian 7

1.7.Defenisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1. Pengertian belajar 9

2.1. 2. Hasil Belajar 10

2.1. 3. Hakikat belajar kimia 11

2.1. 4. Hasil Belajar Kimia 12

2.1. 5.Metode Demonstrasi 13

2.1.5.1. prosedur pelaksanaan Demonstrasi 14 2.1.5.2. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Demonstrasi 16

2.1.6. Model Pembelajaran kooperatif 17

2.1.7. pembelajaran TAI 19

2.1.8. komponen- komponen TAI 19

2.1.8.2. tahap – tahap Model Pembelajaran TAI 20

2.1.9. strategi pembelajaran TGT 21

2.1.10. Senyawa Hidrokarbon 26

2.1.10.1. Tata Nama Alkana, Alkena, Alkuna 29 2.1.10.2. Sifat – Sifat senyawa Alkana, Alkena, Alkuna 32 2.1.10. 3. Keisomeran pada senyawa karbon 33 2.1.10. 4. Reaksi - reaksi pada senyawa hidrokarbon 34

2.7. Kerangka konseptual 37

2.8. Hipotesis Penelitian 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 40

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 40

3.3.Variabel Penelitian 40

3.4. Instrumen Penelitian 41

3.5.Rancangan Penelitian 44


(6)

vii

3.7. Teknik Analisis Data 48

3.7.1. Menghitung Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 48

3.7.2. Uji Normalitas 49

3.7.3. Uji Homogenitas 49

3.7.4. Pengujian Hipotesis 50

3.7.5. Hasil Belajar 51

3.7.6. Uji Korelasi 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. 1. Analisis Data Instrumen Penelitian 53 4.1. 2. Deskripsi dan analisis Model Pembelajaran 54

4.2. Deskripsi data hasil penelitian 56

4.2.1. Analisis Data Awal 58

4.2.1.1. Uji Normalitas 59

4.2.1.2. Uji Homogenitas 59

4.2.2.3. Uji Hipotesis 60

4.2.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar 62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 64

5.2. Saran 64


(7)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah – langkah demonstrasi 16

Tabel 2.2. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 17 Tabel 3.4.1. Konversi Skor penilaian validasi RPP 41

Tabel 3.4.2. Rancangan Penelitian 44

Tabel 4.1.2.a. Deskripsi model pembelajaran tgt 54 Tabel 4.1.2.b. Deskripsi model pembelajaran TAI 55 Tabel 4.2.1. rata – rata, standar deviasi, dan varian 57

Tabel 4.2.2. Uji Normalitas data sampel 58

Tabel 4.2.3 uji homogenitas data 60

Tabel 4.2.4. Uji hipotesis penelitian 61


(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1.Skema Penempatan Pada Meja Turnamen 24

Gambar 2.2.Bagan Aturan Permainan TGT 25

Gambar 3.1. Prosedur dan tahap penelitian 39

Gambar 4.1. hasil Belajar siswa Sekolah I 57

Gambar 4.2. hasil Belajar siswa Sekolah II 57 Gambar 4.3. hasil Belajar siswa Sekolah III 58

Gambar 4.4.1. Daerah penolakan Ho I 61

Gambar 4.4.2. Daerah penolakan Ho II 62


(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 68

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 72

Lampiran 3 LKS 114

Lampiran 4 Demonstrasi 128

Lampiran 5 Soal TGT 130

Lampiran 6 Kisi – kisi Instrumen 132

Lampiran 7 instrumen Tes sebelum validasi 146

Lampiran 8 Instrumen tes 154

Lampiran 9 Data validalitas 160

Lampiran 10 Perhitungan Validalitas 161

Lampiran 11 Data Realibilitas 164

Lampiran 12 Perhitungan Realibilitas 165

Lampiran 13 Data daya Beda 172

Lampiran 14 Perhitungan Daya Beda 171

Lampiran 15 Data dan Perhitungan Kesukaran Instrumen 173 Lampiran 16 Tabulasi Nilai Hasil Belajar Siswa 175 Lampiran 17 Perhitungan Simpangan Baku dan standar Deviasi 181

Lampiran 18 Uji Normalitas 187

Lampiran 19 Uji Homogenitas 200

Lampiran 20 Uji Hipotesis 207

Lampiran 21 Hasil Belajar 216

Lampiran 22 Peningkatan Hasil Belajar 225

Lampiran 23 Lembar Validasi Model Pembelajaran 231 Lampiran 24 lembar perhitungan Validasi Model 234

Lampiran 25 Daftar r Tabel 236

Lampiran 26 Tabel chi kuadrat 237

Lampiran 27 Daftar t Tabel 238

Lampiran 28 Daftar F Tabel 239

Lampiran 29 Dokumentasi 240


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas. Sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman.

Kualitas pendidikan yang ada di Indonesia masih sangat rendah hal ini dapat dilihat dari data UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan Artikel pada website BBC 2012, dan menurut tabel Liga Global yang diterbitkan oleh Firma Pendidikan Pearson menyatakan Sistem Pendidikan Indonesia Menempati Peringkat Terendah di Dunia. Ranking ini memadukan hasil tes internasional dan data seperti tingkat kelulusan antara 2006 dan 2010.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Seperti pembaharuan kurikulum dalam pengajaran. Salah satu masalah khusus yang menyebabkan hal itu adalah rendahnya kualitas guru hal ini juga lah yang menjadi dampak rendahnya prestasi siswa. Pendidikan disekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap pelajar sebagai bentuk perubahan hasil


(11)

2

belajar. Perubahan dari perilaku hasil belajar siwa biasanya dilakukan oleh guru dan menggunakan beberapa metode dan kegiatan praktik untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar sehingga siswa aktif didalamnya.

Meskipun jaman sudah berkembang, tetap saja masih banyak sekolah yang masih menggunakan cara konvensional dalam pembelajaran. Dengan alasan yang kurang logis, asalkan materi sudah disampaikan dianggap sudah cukup tanpa memikirkan apakah anak didik menerimanya dengan maksimal atau tidak. Tujuan penting dari kegiatan mengajar adalah penyampaian ilmu. Tetapi ini bukan satu – satunya tujuan. Murid juga harus dapat mempunyai pandangan sendiri serta mempelajari sejumlah keterampilan tertentu. Seorang pengajar sejati akan selalu berusaha mengajar sebaik mungkin. Demi keberhasilan dalam tugas, kadang – kadang pengajar harus berani mengadakan perubahan – perubahan dalam cara kerjanya sejauh itu memang dirasa perlu. (Rooijakkers, 2003).

Banyak kritik yang ditujukan pada guru mengajar yang terlalu menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka. Penumpukan informasi pada subjek didik dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru kepada subjek didik melalui satu arah. Hal ini menunjukkan bahwa guru kurang variatif dalam menggunakan metode pembelajaran terhadap materi yang disampaikan. Menurut Rooijakkers (2003), seorang pengajar harus menentukan teknik mana perlu digunakan untuk waktu atau keadaan tertentu karena yang menjadi tujuan utama mengajar adalah meningkatkan proses belajar siswa. Ketidak tepatan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran menjadi salah saru faktor penyebab prestasi belajar siswa rendah.

Pelajaran kimia merupakan disiplin ilmu yang bersifat khas oleh siswa. Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep kimia dari pada konsep pelajaran yang lain, hal ini disebabkan karena karakteristik ilmu kimia bersifat abstrak. Selain itu, pada umumnya siswa sudah menganggap bahwa mata pelajaran kimia menakutkan dan membosankan, akibatnya tidak sedikit siswa yang kurang bahkan tidak tertarik dalam memahami dan menguasai konsep-konsep dasar materi kimia.


(12)

3

Seiring meningkatnya ilmu pengetahuan, tenaga pendidik diharapkan dapat meningkatkan metode mengajar kearah yang lebih baik, yang mampu mengaktifkan alat indra siswa, sehingga siswa tidak menjadi jenuh dalam belajar. Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, yang disertai dengan penjelasan lisan. Metode demontrasi melibatkan siswa lewat penyajian proses praktikum oleh guru, dimana mereka memperhatikan segala aktivitas yang dilakukan oleh guru dan mendengarkan apa – apa yang disampaikan oleh guru. Menurut Siregar (2007) dalam ”Penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa SMA pada pengajaran larutan asam basa” diperoleh Kelompok siswa yang

diajar dengan menggunakan demonstrasi 74,70 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang diajar dengan metode konvensional 63,79.

Untuk mencapai proses belajar mengajar yang tepat, efektif dan efisien, tidak mungkin dicapai dengan metode yang bersifat “teacher centred” atau komunikasi satu arah, akan tetapi harus dengan metode multi arah. Salah satu metode multi arah yang cocok diterapkan adalah pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu untuk mempelajari suatu materi (Yonto, dkk. 2011).

Menurut Suseno dalam Winarto, dan Sukarmin. (2012) pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran secara efektif yang mengintegrasikan keterampilan sosial bermuatan akademis. Model pembelajaran TAI adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar (student centered). TAI merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang dapat membantu siswa untuk bekerjasama dan saling membantu dalam pemahaman materi pelajaran. Siswa yang kemampuannya lemah akan terbentu dengan adanya model pembelajaran ini karena dalam pembentukan kelompok belajar setiap siswa akan berada dalam kelompok heterogen. Model pembelajaran TAI akan membantu siswa yang memiliki kemampuan lebih untuk berkreasi namun tidak meninggalkan siswa yang memiliki kemampuan kurang


(13)

4

pada pemahamannya sendiri melainkan siswa yang memiliki kemampuam kurang akan terbantu untuk meningkatkan kemampuannya (Ginting, 2012).

Hal ini terlihat dari penelitian sebelumnya oleh Yonto, dkk. (2011),

dalam ”Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dengan Menggunakan Lembar Kerja

Berstruktur dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X3 SMAN 6 Makassar

pada Pokok Bahasan Kimia Karbon”, Dari hasil penelitian ditemukan bahwa

siklus I berada pada kategori rendah dengan nilai rata-rata 50,24 dari nilai tertinggi 70,00 dan nilai terendah 40,00, sedangkan pada siklus II berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata 81,46 dari nilai tertinggi 100,00 dan nilai terendah 50,00. Hal ini juga didukung oleh Ginting,K (2012) dalam “Pengaruh Pendekatan Kontruktivisme dengan Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok

Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan” diperoleh Peningkatan hasil

belajar siswa menggunakkan pendekatan kontruktivisme dengan model pembelajaran TAI (18%) lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan kontruktivisme tanpa model pemebelajaran TAI (15%).

Berdasarkan hasil penelitian Yunindar, dkk. (2014) “Studi Komparasi Metode Team Assisted Individualization (TAI) Dan Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Prestasi Belajar Pada Pembelajaran Hidrokarbon

Di SMA Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran TAI memberikan prestasi belajar kognitif yang lebih baik dibandingkan metode STAD, dimana berdasarkan hasil uji pihak kanan harga t-hitung prestasi belajar aspek kognitif (2,67) lebih besar dari t-tabel (1,67). Hal ini disebabkan karena dalam metode pembelajaran TAI terdapat asisten yang membuat diskusi lebih terarah.

Pemilihan metode, strategi, maupun media pembelajaran yang tepat akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa tidak akan mengalami kesulitan maupun ketakutan terhadap pelajaran tersebut. Salah satu cara yang cukup interaktif dalam menarik minat belajar siswa yaitu dengan menggunakan game kimia (Magdalena, 2011). Model pembelajaran yang memenuhi kriteria ini


(14)

5

adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang dipadukan dengan permainan secara berkelompok yang berbasis kegiatan praktikum ataupun demonstrasi. Saling membantu dan berlatih berinteraksikomunikasi - sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masingmasing. Dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) secara positif mengandung unsur model kompetisi yang dapat menimbulkan rasa cemas yang justru bisa memotivasi siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar mereka.

Penelitian dengan model TGT yang sudah dilakukan diantaranya, Winarto, dan Sukarmin (2012) dalam “Penerapan Zuma Chemistry Game Dengan Kooperatif Tipe Tgt (Teams Games Tournament) Pada Materi Unsur, Senyawa,

Campuran Di Mtsn Surabaya II”, Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Hasil

belajar siswa berdasarkan ketuntasannya meningkat sebesar 84,38%. Motivasi intrinsik siswa sebesar 85,28% dan motivasi ekstrinsik siswa sebesar 82,02%. Penelitian Purwanto (2011) dalam “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe “Teams Games Tournament (TGT) Berbasis Kegiatan Praktikum Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Kimia Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Kelas XI MA Manbaul Ulum Demak” Hasil pelaksanaan siklus I indikator kinerja belum tercapai karena hasil belajar peserta didik hanya mencapai rerata nilai 62,69 dan 61,53% pada siklus II menunjukkan ketuntasan hasil belajar peserta didik yaitu dengan nilai rerata 71,73 dan ketuntasan hasil belajar 88,46%. Pada penelitian Nenni faridah Lubis (2010), dalam “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dengan Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD” Skor Aktivitas Siswa Pada Kelas Tgt adalah 69,44% sedangkan pada

kelas STAD hanya 63,88%. Sedangkan rata- rata hasil belajar siswa pada kelas TGT sebesar 70,67 dan pada kelas STAD sebesar 63, 49.

Bertolak dari karakteristik masalah dan akar masalah yang perlu diatasi tampaknya penetapan model pembelajaran yang berfokus pada pengembangan pemahaman konsep, pengembangan interaksi kelompok dengan kerjasama, dan latihan memecahkan masalah merupakan pilihan yang terbaik. Model


(15)

6

pembelajaran TGT dan TAI merupakan model yang menekankan pada keaktifan belajar siswa dalam bentuk kelompok, adanya penghargaan kelompok dan tanggung jawab individual. Bahkan berdasarkan data diatas diperoleh bahwa TGT dan TAI selalu memberikan dampak yang meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan model TGT dapat memberikan prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan model TAI atau sebaliknya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam meningkatkan hasil belajar kimia dengan judul: “KEEFEKTIFAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN TAI

MENGGUNAKAN DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON”.

1.2 Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka yang menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan TAI (Teams Assisted Individualization) dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi pokok Hidrokarbon dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa di SMA N 14 Medan, SMA N 21 Medan, dan SMA Primbana Medan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah hasil belajr siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) menggunakan metode demonstrasi lebih tinggi dari pada yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization) dengan menggunakan metode demonstrasi?


(16)

7

1.4 Batasan Masalah

Untuk memfokuskan permasalahan, maka identifikasi masalah yang diteliti dibatasi pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dan TAI (Teams Assisted Individualization). 2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah Demostrasi

3. Hasil penelitian yang diukur adalah hasil belajar kimia siswa pada materi Hidrokarbon

4. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI semester Genap di SMA N. 14 Medan, SMA N 21 Medan, SMA Primbana Medan T.P 2014/2015

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan demonstrasi lebih tinggi daripada hasil belajar yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI menggunakan demonstrasi.

1.6.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi untuk memperbaiki model pembelajaran disekolah sehingga dapat mengacu kualitas pembelajaran disekolah.

2. Bagi siswa, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia

3. Untuk para guru kimia sebagai masukan dalam mengupayakan proses pembelajaran kimia yang inovatif, dan bagi calon guru sebagai bahan masukan tentang pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan kooperatif tipe TAI dalam proses pembelajaran dikelas.


(17)

8

1.7 Definisi Operasional

1. Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru , tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyanti dan Mudjiono, 2006)

2. Pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan, dan reinforcement (penguatan).

3. Model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami pokok bahasan dengan lebih mudah karena siswa yang kemampuan pemahanman tentang materi pembelajaran yang kurang akan mendapat bantuan langsung dari siswa yang berkemampuan lebih dalam proses pembelajaran kelompok.

4. Metode Demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu petunjuk untuk melakukan sesuatu.


(18)

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka kesimpulannya sebagai berikut:

1. Hasil rata-rata yang diperoleh dari penilaian RPP menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dan TAI menggunakan metode demonstrasi dalam materi Hidrokarbon mengenai standar kelayakan sebesar 0,885 dan persen kelayakannya yaitu 88,5% 2. Rata-rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe

TGT menggunakan metode demonstrasi lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran TAI menggunakan demonstrasi. Dimana persen peningkatan hasil belajar untuk SMA N 14 pada kelas TGT (TGT) sebesar 63,86% sedangkan pada kelas TAI(TAI) sebesar 54,40%, SMA N 21 Medan pada kelas TGT sebesar 65% sedangkan pada kelas TAI sebesar 47% dan SMA Primbana Medan pada kelas TGT sebesar 83% sedangkan pada kelas TAI sebesar 74%.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru kimia dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan metode Demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sebaiknya dalam penggunaan Model kooperatif tipe TGT pembuatan turnamen sebaiknya dibuat satu kali diakhir pertemuan dan meja turnamen hanya diadakan satu saja untuk lebih focus pada apa yang seharusnya diharapkan dan perlu dilakukan penelitian lanjutan supaya digunakan sebagai langkah dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam bidang studi kimia.


(19)

65

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2002), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2006), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., (2009), Evaluasi Program Pendidikan , Penerbit Bumi aksara, Jakarta.

Daryanto, (2013), Strategi dan Tahapan Mengajar; Bekal Keterampilan Dasar Bagi Guru, Penerbit Yrama Widya, Bandung.

Dimyati, dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djali, dan Muliono, (2008), Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.

Djamarah, dan Zain, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta

Ginting, K., (2012), Pengaruh Pendekatan Kontruktivisme dengan Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Hayani, K.N., (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TGT Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon Siswa Kelas X Semester Genap di MAN 1 Medan T.A 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Kunandar, (2009), Guru Frofesional Implementasi Kurikulum Tngkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta

Prastowo, A., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Penerbit Diva Press, Jogjakarta

Rooijakkers, A., (2003), Mengajar dengan Sukses, Penerbit Gramedia, Jakarta


(20)

66

Rusman, (2013), Model – Model Pembelajaran; Mengembangkan Frofesionalisme Guru, Penerbit Rajawali Press, Jakarta

Sanjaya, W., (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta

Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA, Unimed, Medan

Siregar,S., (2007), Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMA Pada Pengajaran Larutan Asam Basa, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Slavin, R.E., (2005), Cooperatif Learning Teori, Riset, dan Praktik, Penerbit Nusa Media, Bandung.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (1991), Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran, Fakultas Ekonomi universitas Indonesia. Jakarta

Syah, M., (2003), Psikologi Belajar, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Tambunan, M., dan Simanjuntak,A., (2012), Strategi Belajar Mengajar Kimia, FMIPA, Unimed, Medan

Taqwima, Ashadi, dan Utami, (2013), Studi Komparasi Pembelajaran Kooperatif Metode Teams Games Tournament (TGT) Menggunakan Media Chemopoly Game dan Chem-Cards Game Pada Materi Pokok Sistem Koloid Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran, 2012/2013.

http://eprints.uns.ac.id/14701/1/Unlock-348772801201402041.pdf Winarto, R.T, Sukarmin, (2012), Penerapan Zuma Chemistry Game dengan

Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Materi Unsur, Senyawa, Campuran di MTSN Surabaya II.


(21)

67

Yonto, Mutaharra, Rahmah, (2011), Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dengan Menggunakan Lembar Kerja Berstruktur dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X3 SMAN 6 Makassar

pada Pokok Bahasan Kimia Karbon..

http://indonesiachimicaacta.files.wordpress.com/2012/05/3_muliati_ unm.pdf

Yunindar, A., Redjeki, T., dan Utomo, S.B., ( 2014), Studi Komparasi Metode Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Prestasi Belajar Pada Pembelajaran Hidrokarbon di SMA Negeri 2 Sragen T.A 2012/ 2013 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/3006/2162


(1)

1.4 Batasan Masalah

Untuk memfokuskan permasalahan, maka identifikasi masalah yang diteliti dibatasi pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dan TAI (Teams Assisted Individualization). 2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah Demostrasi

3. Hasil penelitian yang diukur adalah hasil belajar kimia siswa pada materi Hidrokarbon

4. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI semester Genap di SMA N. 14 Medan, SMA N 21 Medan, SMA Primbana Medan T.P 2014/2015

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan demonstrasi lebih tinggi daripada hasil belajar yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI menggunakan demonstrasi.

1.6.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi untuk memperbaiki model pembelajaran disekolah sehingga dapat mengacu kualitas pembelajaran disekolah.

2. Bagi siswa, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia

3. Untuk para guru kimia sebagai masukan dalam mengupayakan proses pembelajaran kimia yang inovatif, dan bagi calon guru sebagai bahan masukan tentang pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan kooperatif tipe TAI dalam proses pembelajaran dikelas.


(2)

1.7 Definisi Operasional

1. Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru , tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyanti dan Mudjiono, 2006)

2. Pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan, dan reinforcement (penguatan).

3. Model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami pokok bahasan dengan lebih mudah karena siswa yang kemampuan pemahanman tentang materi pembelajaran yang kurang akan mendapat bantuan langsung dari siswa yang berkemampuan lebih dalam proses pembelajaran kelompok.

4. Metode Demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu petunjuk untuk melakukan sesuatu.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka kesimpulannya sebagai berikut:

1. Hasil rata-rata yang diperoleh dari penilaian RPP menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dan TAI menggunakan metode demonstrasi dalam materi Hidrokarbon mengenai standar kelayakan sebesar 0,885 dan persen kelayakannya yaitu 88,5% 2. Rata-rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe

TGT menggunakan metode demonstrasi lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran TAI menggunakan demonstrasi. Dimana persen peningkatan hasil belajar untuk SMA N 14 pada kelas TGT (TGT) sebesar 63,86% sedangkan pada kelas TAI(TAI) sebesar 54,40%, SMA N 21 Medan pada kelas TGT sebesar 65% sedangkan pada kelas TAI sebesar 47% dan SMA Primbana Medan pada kelas TGT sebesar 83% sedangkan pada kelas TAI sebesar 74%.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru kimia dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan metode Demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sebaiknya dalam penggunaan Model kooperatif tipe TGT pembuatan turnamen sebaiknya dibuat satu kali diakhir pertemuan dan meja turnamen hanya diadakan satu saja untuk lebih focus pada apa yang seharusnya diharapkan dan perlu dilakukan penelitian lanjutan supaya digunakan sebagai langkah dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam bidang studi kimia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2002), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2006), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., (2009), Evaluasi Program Pendidikan , Penerbit Bumi aksara, Jakarta.

Daryanto, (2013), Strategi dan Tahapan Mengajar; Bekal Keterampilan Dasar Bagi Guru, Penerbit Yrama Widya, Bandung.

Dimyati, dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djali, dan Muliono, (2008), Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.

Djamarah, dan Zain, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta

Ginting, K., (2012), Pengaruh Pendekatan Kontruktivisme dengan Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Hayani, K.N., (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TGT Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon Siswa Kelas X Semester Genap di MAN 1 Medan T.A 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Kunandar, (2009), Guru Frofesional Implementasi Kurikulum Tngkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta

Prastowo, A., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Penerbit Diva Press, Jogjakarta

Rooijakkers, A., (2003), Mengajar dengan Sukses, Penerbit Gramedia, Jakarta


(5)

Rusman, (2013), Model – Model Pembelajaran; Mengembangkan Frofesionalisme Guru, Penerbit Rajawali Press, Jakarta

Sanjaya, W., (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta

Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA, Unimed, Medan

Siregar,S., (2007), Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMA Pada Pengajaran Larutan Asam Basa, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Slavin, R.E., (2005), Cooperatif Learning Teori, Riset, dan Praktik, Penerbit Nusa Media, Bandung.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (1991), Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran, Fakultas Ekonomi universitas Indonesia. Jakarta

Syah, M., (2003), Psikologi Belajar, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Tambunan, M., dan Simanjuntak,A., (2012), Strategi Belajar Mengajar Kimia, FMIPA, Unimed, Medan

Taqwima, Ashadi, dan Utami, (2013), Studi Komparasi Pembelajaran Kooperatif Metode Teams Games Tournament (TGT) Menggunakan Media Chemopoly Game dan Chem-Cards Game Pada Materi Pokok Sistem Koloid Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran, 2012/2013.

http://eprints.uns.ac.id/14701/1/Unlock-348772801201402041.pdf Winarto, R.T, Sukarmin, (2012), Penerapan Zuma Chemistry Game dengan

Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Materi Unsur, Senyawa, Campuran di MTSN Surabaya II.


(6)

Yonto, Mutaharra, Rahmah, (2011), Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dengan Menggunakan Lembar Kerja Berstruktur dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X3 SMAN 6 Makassar

pada Pokok Bahasan Kimia Karbon..

http://indonesiachimicaacta.files.wordpress.com/2012/05/3_muliati_ unm.pdf

Yunindar, A., Redjeki, T., dan Utomo, S.B., ( 2014), Studi Komparasi Metode Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Prestasi Belajar Pada Pembelajaran Hidrokarbon di SMA Negeri 2 Sragen T.A 2012/ 2013 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/3006/2162


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 15 20

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN MEDIA MIND MAPPING DAN MOLYMOOD PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 3 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN PROGRAM ISIS DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 3 23

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEBAK KATA DAN WODRS SQUARE PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

4 8 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 12 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN PROGRAM ISIS DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 2 18

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH MENGGUNAKAN MEDIA HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI SMA.

0 0 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

1 3 16

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS CHEM-CARD KOMBINATORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 3 21