Tes Teknik Pengumpulan Data

Isky Hendari, 2014 Pengaruh Peneraopan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Group Investagation terhadap Hasil belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5 Nilai Varians Nilai Varians Sampel XI IPS 1 XI IPS 3 Standar Deviasi s 6,92 8,48 Varians S 47,89 71,91 Sampel n 40 40 2. Memasukkan angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel Uji Bartlet. Tabel 3.6 Tabel Uji Bartlet Sampel dk = n-1 dk XI IPS 1 dk = 40 – 1 = 39 47,89 1,68 65,52 XI IPS 3 dk = 40 – 1= 39 71,91 1,86 72,54 Jumlah = 2 ∑ ni – 1 = 78 - - ∑ dk = 138,06 3. Menghitung varians gabungan dari kedua sampel yang diteliti. 60 4. Menghitung log S 2 Log S 2 = 1,78 5. Menghitung nilai B B= log S 2 x ∑ n i – 1 B= 1,78 x 78 B= 138,84 Isky Hendari, 2014 Pengaruh Peneraopan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Group Investagation terhadap Hasil belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Menghitung nilai  2 hitung  2 hitung = lon 10 [B - ∑db log S i 2 ]  2 hitung = 2,30 [138,84 – 138,06]  2 hitung = 2,30 x [0,78]  2 hitung = 1,794 7. Bandingkan nilai  2 hitung dengan  2 tabel , untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan db = k-1 = 2-1= 1. Maka didapatkan  2 tabel = 3,841. Dibandingkan dengan  2 hitung ≤  2 tabel = 1,794 ≤ 3,841 maka kedua data homogen. Setelah dilakukan perhitungan uji homogenitas, maka didapatkan hasil kedua data homogen yang artinya kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama.

E. Teknik Pengujian Instrumen

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Menurut Sudjana 2013: 35 “tes sebagai hasil penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan tes lisan, dalam bentuk tulisan tes tulisan, atau dalam bentuk perbuatan tes tindakan”. Sebelum instrumen diujikan pada penelitian, instrumen yang berupa tes harus diuji cobakan terlebih dahulu. Uji instrumen tersebut diuji untuk memenuhi dua kriteria, karena instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yakni sahih dan dapat dipercaya. Dalam pengujian instrumen harus dilakukan perhitungan reliabilitas, validitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.

1. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto 2012:100 “suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap ”. Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan tes. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterhandalan sesuatu. Isky Hendari, 2014 Pengaruh Peneraopan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Group Investagation terhadap Hasil belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Instrumen digunakan sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk mencari reliabilitas peneliti menggunakan software Anates V4 yang diperkenalkan oleh Kartono Wibisono Y. Anates ini bermanfaat untuk mengetahui hasil reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Setelah diperoleh nilai kemudian dibandingkan dengan nilai dengan taraf signifikansi α = 0,05. Kaidah Keputusan: - Jika artinya item soal reliabel. - Jika artinya item soal tidak reliabel Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan bantuan software Anates V4, didapatkan bahwa sebesar 0,87 dan sebesar 0,2638 atau dengan α = 0,05 maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel. Artinya soal tes yang digunakan dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang tetap walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.

2. Uji Validitas

Menurut Arikunto 2012:79 disebutkan bahwa “data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid”. Dengan kata lain, instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. Dengan demikian kata valid dapat diartikan tepat, benar, sahih, absah, sehingga kata validitas dapat diartikan ketepatan, kebenaran, kesahihan, atau keabsahan dari data. Tes yang akan diberikan kepada siswa merupakan tes dalam bentuk soal uraian. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas peneliti menggunakan software anates yang diperkenalkan oleh Kartono dan Wibisono Y agar lebih mudah dan lebih valid. Isky Hendari, 2014 Pengaruh Peneraopan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Group Investagation terhadap Hasil belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Setelah diperoleh nilai kemudian dibandingkan dengan dengan taraf signifikansi yang dipakai α = 0.05 Kaidah keputusan : - Jika artinya item soal valid - Jika artinya item soal tidak valid Tabel 3.7 Kriteria Validitas Besarnya Koefisien Korelasi Kriteria 0,800 – 1,00 Sangat Tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Cukup 0,200 – 0,400 Rendah 0,00 – 0,200 Sangat Rendah Arikunto, 2012:89 Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan software Anates V4, hasil perhitungan yang didapatkan yaitu sebagai berikut: Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Tiap Butir Soal Nomor Soal r hitung r tabel Keterangan Kriteria 1 0,702 0,2638 Valid Tinggi 2 0,808 0,2638 Valid Sangat Tinggi 3 0,755 0,2638 Valid Tinggi 4 0,234 0,2638 Tidak Valid Rendah 5 0,804 0,2638 Valid Sangat Tinggi 6 0,682 0,2638 Valid Tinggi 7 0,790 0,2638 Valid Tinggi 8 0,741 0,2638 Valid Tinggi 9 0,801 0,2638 Valid Sangat Tinggi Sumber: Data diolah dengan software Anates V4, terlampir Dari tabel 3.9 dapat dilihat dari 9 item soal, jumlah soal yang valid ada 8 item dan yang tidak valid ada 1 item soal. Untuk soal yang valid akan digunakan saat pelaksanaan post test pada akhir pertemuan setelah melakukan penelitian. post test digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Untuk soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak akan digunakan saat pelaksanaan post test.

3. Daya Pembeda

Isky Hendari, 2014 Pengaruh Peneraopan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Group Investagation terhadap Hasil belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Menurut Arikunto 2012:226 “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah ”. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Seluruh peserta tes dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas upper group dan kelompok bodoh atau kelompok bawah lower group. Menguji daya pembeda setiap butir bentuk objektif digunakan rumus dan klasifikasi sebagai berikut: Arikunto, 2012:228 Keterangan : J : jumlah peserta tes J A : banyaknya peserta kelompok atas J B : banyaknya peserta kelompok bawah B A : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda Skor Kategori 0,00 – 0,20 jelek poor 0,21 – 0,40 cukup satistifactory 0,41 – 0,70 baik good 0,71 – 1,00 baik sekali excellent Negatif semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja Arikunto, 2012:232

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik investigasi kelompok (group investigation) terhadap hasil belajar biologi siswa

0 30 71

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan

1 7 202

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PKn DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION KELAS IV Peningkatan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PKN Dengan Metode Group Investigation Kelas IV SD Negeri 2 Gerdu Tahun 2010/2011.

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN.

0 1 42

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 5 31

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI - repository UPI S PEA 1001575 Title

0 0 5

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

0 0 8