Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
O X O O O
Keterangan: O = PretesPostes
X = Pembelajaran matematika dengan teknik Probing-Prompting = sampel tidak dipilih secara acak
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 20132014. Sampel dipilih sebanyak dua kelas dari
sepuluh kelas. Dari kedua kelas tersebut, satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi digunakan sebagai kelas kontrol. Berdasarkan
informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari kelas VII memiliki karakteristik yang relatif sama. Oleh karena itu, dari
sepuluh kelas tersebut dipilih satu kelas sebagai kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran matematika dengan teknik probing-prompting dan
satu kelas sebagai kelas kontrol yang mendapat pembelajaran matematika dengan teknik pembelajaran konvensional.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan nontes:
1. Instrumen tes
Instrumen tes dalam penelitian ini berupa tes kemampuan koneksi matematis. Tes kemampuan koneksi matematis siswa dikembangkan
berdasarkan pada indikator koneksi matematis. Pretes yaitu tes yang dilaksanakan
sebelum diberikan perlakuan, yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis awal siswa. Sedangkan
Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
postes adalah tes yang dilaksanakan setelah diberikan perlakuan. Postes bertujuan untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa
setelah diberikan perlakuan. Pretes dan postes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tipe tes yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes tipe subjektif. Pemilihan tipe tes ini bertujuan untuk mengungkapkan proses berpikir siswa dalam penyelesaian masalah.
Adapun pedoman pemberian skor terhadap kemampuan koneksi matematis ini didasarkan pada panduan Holistic Scoring Rubrics.
Holistic Scoring Rubrics adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan skor terhadap respon siswa. skor ini diberi level 0,1,2,3, dan
4. Sesuai dengan pendapat Mertler Nimpuna: 2010:25 bahwa rubrik holistik digunakan untuk melakukan penskoran terhadap kualitas konten,
kemampuan atau pemahaman tertentu secara keseluruhan. Tabel 3.1
Kriteria pemberian skor koneksi matematis
Skor Kriteria
4 Menunjukan pemahaman konsep yang benar, diuraikan secara
lengkap, kemudian perhitungannya dilakukan dengan benar dan jawaban benar.
3 Menunjukan pemahaman konsep yang benar, diuraikan secara
lengkap, kemudian perhitungannya dilakukan dengan benar tetapi jawaban tidak tepat. Atau jawaban menunjukan pemahaman
konsep yang benar, tetapi tidak diuraikan secara lengkap, kemudian perhitungannya dilakukan dengan benar dan jawaban
tepat.
2 Menunjukan pemahaman konsep yang benar, tetapi tidak
diuraikan secara lengkap, kemudian perhitungannya dilakukan dengan salah dan jawaban tidak tepat.
1 Tidak menunjukan pemahaman konsep sama sekali
Tidak menjawab sama sekali. Skor maksimum untuk setiap butir soal adalah 20. Sehingga untuk 6
butir soal skor maksimum yang diperoleh siswa adalah 120. Menurut Suherman 1990:134 untuk mendapatkan hasil evaluasi
yang baik tentunya diperlukan alat evaluasi yang kualitasnya baik pula. Alat evaluasi yang baik dapat ditinjau dari kriteria validitas, reliabilitas,