Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

yang telah ditetapkan oleh negara tujuan ekspor biji kopi. Dengan demikian produksi kopi Sumatera Utara mampu meningkatkan penawaran ekspor biji kopi. Begitu juga sebaliknya, jika produksi menurun maka penawaran ekspor biji kopi akan mengalami penurunan karena tidak ada barang yang ditawarkan kepada konsumen. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa produksi kopi sejalan dengan ekspor kopi. Apabila jumlah produksi kopi Sumatera Utara meningkat tentu akan meningkatkan penawaran atau volume ekspor kopi juga akan meningkatkan pendapatan devisa bagi Sumatera Utara, akan tetapi pada kenyataannya terlalu banyak melakukan kegiatan ekspor akan berdampak pada kurangnya ketersediaan produk di pasar domestik sehingga industri kopi dalam negeri kekurangan pasokan bahan baku. Selain itu hal yang mendorong para produsen menjual produknya keluar negeri adalah harga di pasar internasional yang tinggi. Dengan adanya peningkatan harga maka akan merangsang produsen untuk meningkatkan produksinya dan menjualnya dengan tujuan peningkatan keuntungan. Oleh sebab itu pemerintah memberlakukan Pajak Ekspor untuk membatasi ekspor kopi Sumatera Utara untuk menjaga kegiatan industri-industri pengolahan kopi di dalam negeri. Apabila di dalam negeri kekurangan bahan baku kopi maka akan berdampak pada produksi turunan kopi seperti bubuk kopi dan minuman yang berperisa kopi. Hal ini akan berdampak pada kekurangan produk turunan kopi tersebut. Pajak ekspor juga memberikan pemasukan devisa kepada negara. Apabila pajak ekspor ditetapkan tinggi maka akan meningkat devisa negara begitu pula sebaliknya apabila pajak yang ditetapkan rendah akan mengurangi devisa negara. Tabel 1.2. Data Volume Ekspor Kopi Sumatera Utara 2005-2011 TAHUN VOLUME EKSPOR TON Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 2005 17.512 16.284 12.886 11.752 2006 15.239 17.169 16.683 14.179 2007 18.251 17.987 16.882 18.323 2008 18.802 16.890 11.691 15.505 2009 18.127 18.493 13.382 17.315 2010 19.986 21.360 19.167 18.300 2011 21.640 18.775 16.891 21.199 2012 20.365 17.114 13.516 20.463 Sumber : Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Sumatera Utara Pada Tabel 1.2. terlihat volume ekspor kopi Sumatera Utara terus bersifat fluktuatif dari tahun 2005 - 2012 dimana volume ekspor kopi tertinggi terjadi pada triwulan I tahun 2011 yaitu sebesar 21.640 ton dan volume ekspor yang terendah terjadi pada triwulan III di tahun 2008 yaitu sebesar 11.691 ton. Namun mulai tahun 2008 - 2011 terjadi peningkatan volume ekspor walaupun pada tahun 2010- 2011 sempat terjadi sedikit penurunan volume ekspor. Kenaikan volume ekspor ini tentu berdampak baik pada sumber devisa, akan tetapi di sisi lain berdampak buruk bagi industri-industri pengolahan kopi dalam negeri karena kekurangan bahan baku akibat dari produsen kopi yang lebih memilih menjual kopinya ke luar negeri karena harga yang tinggi jika dibandingkan di dalam negeri. Untuk itu pemerintah memberlakukan pajak ekspor untuk membatasi volume ekspor agar kebutuhan bahan baku bagi industri pengolahan kopi domestik terpenuhi. Pajak ekspor banyak diterapkan di negara berkembang dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan pemerintah dan menjamin ketersediaan produk di pasar domestik. Kebijakan perdagangan yang didefinisikan secara luas merupakan kebijakan yang dirancang untuk mempengaruhi secara langsung jumlah barang dan jasa yang diekspor atau diimpor. Biasanya kebijakan perdagangan berbentuk melindungi industri domestik dari pesaing asing, baik dengan menerapakan pajak ekspor. Berdasarkan penjelasan menurut diatas bahwa penetapan pajak ekspor kopi merupakan suatu kontrol terhadap tersedianya bahan baku utama bagi industri-industri yang bergerak dalam bidang pengolahan kopi dimana pajak ekspor berfungsi sebagai penghambat ekspor. Disamping itu dengan adanya pajak ekspor pemerintah juga mendapat keuntungan dari pajak yang dikutip. Akan tetapi kenaikan pajak ekspor ternyata tidak cukup efektif untuk membendung ekspor karena ekspor relatif tidak elastis terhadap perubahan pajak ekspor. Pungutan ekspor untuk kopi sebenarnya masih menjadi perdebatan berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang terkait dalam agribisnis kopi Indonesia petani, pedagang dan eksportir, serta industri. Petani, pedagang dan eksportir adalah pihak yang kontra terhadap kebijakan ini. Sementara, pihak industri memandang bahwa pungutan ekspor akan memberikan dukungan atas pasokan bahan baku industri pengolahan kopi. Berdasarkan uraian dan pemaparan diatas, kemudian karena ekspor kopi merupakan salah satu penyumbang devisa Sumatera Utara, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pajak Ekspor dan Jumlah Produksi Terhadap Volume Ekspor Kopi Di Sumatera Utara Periode 2005- 2012”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh pajak ekspor terhadap volume ekspor kopi di Sumatera Utara? 2. Bagaimanakah pengaruh jumlah produksi terhadap volume ekspor kopi di Sumatera Utara? 3. Bagaimanakah pajak ekspor dan jumlah produksi secara bersama-sama berpengaruh terhadap volume ekspor kopi di Sumatera Utara?

1.3. Pembatasan Masalah

Karena begitu banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi di Sumatera Utara maka peneliti membatasi masalah yang akan di teliti. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh pajak ekspor dan jumlah produksi terhadap volume ekspor kopi di Sumatera Utara.

1.4. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah faktor pajak ekspor berpengaruh pada volume ekspor kopi di Sumatera Utara pada tahun 2005-2012. 2. Apakah faktor jumlah produksi berpengaruh pada volume ekspor kopi di Sumatera Utara pada tahun 2005-2012. 3. Apakah faktor pajak ekspor dan jumlah produksi secara bersama-sama berpengaruh pada volume ekspor kopi di Sumatera Utara pada tahun 2005-2012.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh pajak ekspor terhadap volume ekspor kopi di Sumatera Utara pada tahun 2005-2012. 2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah produksi terhadap volume ekspor kopi di Sumatera Utara pada tahun 2005-2012. 3. Untuk mengetahui pengaruh pajak ekspor dan jumlah produksi terhadap volume ekspor kopi di Sumatera Utara pada tahun 2005- 2012.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang ingin diperoleh peneliti adalah : 1. Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang pengaruh pajak ekspor dan jumlah produksi terhadap volume ekspor kopi di Sumatera Utara. 2. Bagi Perusahaan Sebagai sumber informasi bagi perusahaan yang bergerak dalam kegiatan ekspor kopi terkait pengaruh pajak ekspor dan jumlah produksi terhadap volume ekspor kopi di Sumatera Utara. 3. Bagi Universitas Negeri Medan Sebagai tambahan literatur kepustakaan di bidang penelitian mengenai pengaruh pajak ekspor dan jumlah produksi terhadap volume ekspor kopi di Sumatera Utara. 4. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin meneliti objek yang sejenis dan untuk mengembangkan penelitian dimasa yang akan datang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori 2.1.1. Ekspor Ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang- barang dari dalam negeri untuk dikirim keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Kegiatan ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantaranya barang- barang, asuransi dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu. Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan tingkat output yang lebih tinggi maka kemiskinan dapat dipatahkan dan pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan. Menurut Lipsey dalam Komalasari, 2009 : 21 “Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang yang dapat dihasilkan oleh suatu negara, kemudian diperdagangkan kepada negara lain untuk mendapatkan devisa”. Kemudian menurut Nazaruddin 2002 : 23 “Ekspor adalah cara perdagangan luar negeri yang lazim ditempuh antara penjual dan pembeli”. Dan menurut Tadaro 200 4 : 620, “Ekspor adalah kegiatan perdagangan internasional yang memberikan rangsangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang