Penyakit Ginjal Kronis PGK atau Chronic Kidney Disease CKD didefinisikan sebagai adanya kerusakan ginjal, dengan tingkat penurunan fungsi
ginjal selama jangka waktu tiga bulan atau lebih. CKD dapat dibagi menjadi lima tahap, tergantung pada seberapa parah kerusakan pada ginjal atau tingkat
penurunan fungsi ginjal. Tidak semua tahap CKD berkembang dari Tahap 1 ke Tahap 5. Tahap 5 dikenal sebagai tahap akhir penyakit ginjal atau End-Stage
Renal Disease ESRD. Hal ini juga dapat disebut gagal ginjal stadium akhir.
Penting untuk diingat bahwa stadium akhir mengacu pada akhir fungsi ginjal ginjal bekerja kurang dari 15 dari keadaan normal, bukan akhir dari hidup
pasien. Untuk mempertahankan hidup pada tahap ini, diperlukan dialisis atau transplantasi ginjal The Kidney Foundation of Canada, 2014.
Tabel 1. Kriteria Penyakit Ginjal Kronis
Kriteria untuk CKD
≥
3 bulan Penanda kerusakan ginjal satu atau lebih
Albuminuria AER ≥ 30 mg 24 jam; ACR ≥
30 mg g [ ≥ 3 mg mmol]
Kelainan sedimen urin Elektrolit dan kelainan lain karena gangguan
tubular Kelainan terdeteksi oleh histologi
Kelainan struktural terdeteksi oleh imaging Riwayat transplantasi ginjal
Penurunan GFR GFR 60 ml menit 1,73 m
2
kategori GFR G3a-G5
Singkatan: CKD, chronic kidney disease; GFR, glomerular filtration rate; AER, albumin excretion rate; ACR, albumin-to- creatinine ratio
.
KDIGO, 2013
2. Diagnosis dan Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronis
CKD diklasifikasikan berdasarkan penyebab, kategori GFR dan kategori albuminuria atau disebut Cause, GFR and Albuminuria Categories CGA:
a. Menetapkan penyebab CKD berdasarkan ada atau tidak adanya penyakit
sistemik dan patologis-anatomi ginjal. Evaluasi konteks klinis, termasuk kondisi individu dan riwayat keluarga, faktor sosial, lingkungan, obat-
obatan, pemeriksaan fisik, pemeriksanaan laboratorium, Imaging, dan diagnosis patologis untuk menentukan penyebab penyakit ginjal KDIGO,
2013.
b. Kategori Glomerular Filtration Rate GFR pada Penyakit Ginjal Kronis
Tabel 2. Kategori GFR pada Penyakit Ginjal Kronis
Kategori GFR GFR mlmin1,73 m
2
Ketentuan G1
≥ 90 Normal atau tinggi
G2 60-89 Penurunan
ringan G3a 45-59
Penurunan ringan-sedang
G3b 30-44 Penurunan
sedang-parah G4 15-29
Penurunan parah
G5 15
Gagal ginjal
Singkatan: CKD, chronic kidney disease; GFR, glomerular fitration rate. Sehubungan dengan umur remaja
Tidak adanya bukti kerusakan ginjal, tidak satu pun kategori GFR G1 ataupun G2 memenuhi kriteria untuk CKD.
KDIGO, 2013 c.
Penetapan kategori albuminuria pada penyakit ginjal kronis sebagai berikut: Apabila pengukuran albuminuria tidak tersedia, dapat digantikan dengan
hasil strip reagen urin.
Tabel 3. Penetapan Kategori Albuminuria pada Penyakit Ginjal Kronis Kategori AER
mg24jam ACR Ketentuan
mgmmol mgg
A1 30
3 30
Normal-ringan
A2 30-300 3-30
30-300 Peningkatan
sedang
A3 300
30 300
Peningkatan berat
Singkatan: AER, albumin excretion rate; ACR, albumin-to-kreatinin rasio; CKD, chronic kidney disease. Sehubungan dengan tingkat remaja.
Termasuk sindrom nefrotik albumin ekskresi biasanya 2200 mg 2 jam [ACR2220 mgg; 220 mgmmol].
KDIGO, 2013
3. Epidemiologi
Angka kejadian hipertensi terus meningkat, sekitar 74,5 juta orang di Amerika Serikat berusia 20 tahun dan lebih tua menderita hipertensi. Faktor
penuaan dan obesitas merupakan dua alasan yang paling penting dibalik peningkatan angka kejadian tersebut. Hipertensi HTN sering menyertai dan
menjadi penyebab dari keparahan CKD Chronic Kidney Disease. Bahkan lebih banyak pasien mengembangkan hipertensi dari CKD dibandingkan
mengembangkan CKD dari HTN yang disebut nephrosclerosis hipertensi. Dalam satu studi observasional, CKD dan HTN meningkatkan risiko stroke hingga 22
dibandingkan dengan orang yang hipertensi tanpa CKD. Sebaliknya, lebih dari 2 kali lipat peningkatan risiko stroke ketika nilai SBP dibawah 120 mmHg. Risiko
gagal jantung dan kematian kardiovaskular pada pasien CKD juga meningkat saat
nilai SBP mendekati 120 mmHg dan di bawah ambang batas tersebut Cohen Townsend, 2011.
Penyebab baru gagal ginjal pasien hemodialisis dari data tahun 2010 menyebutkan bahwa penyakit ginjal hipertensi menempati posisi dengan angka
kejadian tertinggi sebesar 35 jika dibandingkan dengan penyakit ginjal kronis dengan komplikasi lain PERNEFRI, 2012. Jumlah pasien berdasarkan etiologi
tahun 2012, E4 Penyakit Ginjal Hipertensi masih menduduki angka tertinggi 5654 kasus PERNEFRI, 2012. Dari data epidemiologi tersebut dapat dilihat
bahwa kejadian hipertensi dengan penyakit ginjal di Indonesia memang masih menjadi masalah serius yang diderita sebagian besar populasi di Indonesia.
Dikelompokkan Berdasarkan usia, semua tahap CKD lebih banyak terjadi pada usia diatas 60 tahun 39,4 dibandingkan pada usia 40-59 tahun 12,6
atau 20-39 tahun 8,5. Berdasarkan tingkat pendidikan, orang dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung memiliki risiko CKD lebih rendah 15,7
dibandingkan orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah 22,1 Cohen Townsend, 2011.
4. Etiologi dan Patofisiologi