1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hipertensi merupakan masalah serius yang sering diderita oleh jutaan orang di belahan dunia karena dapat menyebabkan komplikasi pada organ-organ penting
di dalam tubuh. Hipertensi merupakan faktor yang berkontribusi terhadap banyak penyakit lainnya termasuk Myocardial Infraction MI, stroke, gagal jantung,
gagal ginjal, retinopati dan merupakan penyebab utama kematian Martin, 2008. Terdapat hubungan yang kuat antara penyakit ginjal kronis dengan tekanan
darah tinggi, masing-masing dapat menyebabkan atau memperburuk kondisi satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat disebabkan mekanisme kerja dari sistem renin-
angiotensin pada ginjal yang secara langsung akan mempengaruhi tekanan darah dalam tubuh. Tekanan darah yang meningkat akan menyebabkan tekanan dalam
ginjal juga meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada nefron peningkatan interglomerular pressure
yang dapat menyebabkan proteinuria adanya protein dalam urin. Kontrol tekanan darah merupakan dasar dari perawatan pasien
dengan CKD Chronic Kidney Disease dan relevan pada semua tahap CKD terlepas dari penyebab yang mendasari KDIGO, 2012. Hipertensi dan diabetes
merupakan dua faktor risiko CKD yang paling penting KDIGO 2012. Prevalensi hipertensi HTN terus meningkat, sekitar 74,5 juta orang di
Amerika Serikat berusia 20 tahun dan berusia lebih tua memiliki hipertensi Cohen Townsend, 2011. Di Indonesia, angka kejadian hipertensi dengan
penyakit ginjal tertinggi terjadi di daerah Jawa Barat dengan angka kejadian mencapai 1303 kasus dan tertinggi kedua terjadi di daerah Jawa Tengah dengan
angka kejadian mencapai 1184 kasus pada Tahun 2012 PERNEFRI, 2012. Penderita hipertensi dengan gangguan ginjal menempati posisi dengan
angka kejadian terbesar 35 dibandingkan dengan hipertensi yang dengan komplikasi pada organ lain. Terdapat 5654 kasus pada penyakit ginjal hipertensi
yang dilaporkan sepanjang tahun 2012 PERNEFRI, 2012. Angka kejadian yang
semakin meningkat tersebut secara tidak langsung menuntut ketepatan penatalaksanaan terapi pada pasien dengan lebih baik lagi untuk tahun-tahun yang
akan datang. Penelitian sebelumnya di Instalasi Rawat Inap RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto hanya dilakukan penelitian tentang gambaran penggunaan obat pada penderita gagal ginjal kronis Lestari, 2006. Namun pada penelitian
tersebut tidak melakukan penelitian secara detail tentang evaluasi penggunaan antihipertensi pada pasien penyakit ginjal kronis. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan agen antihipertensi yang digunakan pada pasien gagal ginjal kronis di Rumah Sakit tersebut adalah kalium losartan yaitu sebanyak 3 kasus 1,97,
kaptopril sebanyak 1 kasus 0,66 dan loop diuretik furosemid dalam bentuk injeksi sebesar 80,26 kasus Lestari, 2006.
Kontrol tekanan darah merupakan dasar dalam penatalaksanaan terapi pada pasien dengan penyakit ginjal kronis dan sangat tepat diterapkan pada semua
tahap penyakit ginjal kronis terlepas dari penyebab yang mendasari KDIGO, 2012. Evaluasi terhadap pengendalian tekanan darah pada pasien penyakit ginjal
kronis dengan hipertensi umumnya masih sangat jarang Shrestha Dhungel, 2012. Kontrol tekanan darah pada penyakit ginjal kronis juga masih cukup sulit
Shrestha Dhungel, 2012. Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
karena merupakan rumah sakit rujukan tertinggi di daerah Surakarta. Berdasarkan data yang tercantum di Bagian Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi, hipertensi
dengan penyakit ginjal kronis merupakan kasus urutan ke-17 yang paling banyak diderita oleh pasien, dengan angka kejadian 976 kasus selama tahun 2014. Selain
itu, belum ada penelitian yang dilakukan tentang evaluasi penatalaksanaan terapi hipertensi pada pasien penyakit ginjal kronis di Rumah Sakit tersebut, sehingga
lebih mendorong peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui ketepatan penatalaksanaan terapi yang diberikan kepada pasien hipertensi dengan penyakit
ginjal kronis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi.
B. Rumusan Masalah