Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
permasalahan keluarga, waris, batas tanah, dan masalah-masalah perdata lainnya.
16
Awal perkembangan penggunaan mediasi, mediator bukanlah sebuah profesi atau pekerjaan, tetapi mediator dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam
masyarakat, dalam konteks masyarakat tradisional atau masyarakat adat, mediator diperankan oleh kepala desa, kepala suku, fungsionalis adat, atau tokoh
agama.
17
Fungsi mediator untuk mendidik atau memberi wawasan kepada para pihak tentang proses perundingan.
18
Sampai saat ini masih ada masyarakat yang lebih memilih menyelesaikan sengketa melalui proses mediasi secara non litigasi khususnya pada permasalahan
keluarga.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat enggan menyelesaikan masalahnya melalui proses peradilan diantaranya anggapan
masyarakat jika diselesaikan melalui proses peradilan maka akan memakan biaya yang cukup besar, serta jarak tempuh yang terlampau jauh untuk sampai di
pengadilan membuat masyarakat lebih memilih bermediasi secara non litigasi.Selain itu bermediasi secara non litigasi seperti memanfaatkan peran kiyai
atau tokoh adat sebagai mediatornya cukup terasa dapat menyelesaikan masalah khususnya masalah keluarga, hal inilah yang dirasakan masyarakat Kampung
Rebang Tinggi sehingga beberapa masyatakatnya lebih memilih menyelesaikan masalah keluarga melalui proses mediasi non litigasi.
16
Takdir Rahmadi, Mediasi Menyelesaikan Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011, h. 70
17
Ibid, h. 35.
18
Nurnaningsih Amriani, Op. Cit, h. 66
Wilayah Kampung Rebang Tinggi ini berada di Kabupaten Way Kanan.Kampung Rebang Tinggi yang akan diteliti ini terdapat tujuh dusun,
Kampung tersebut tidak mempunyai lembaga mediasi atau lembaga adat dan lembaga arbitrase lainnya sebagai sarana penyelesaian masalah hanya ada kantor
KUA yang didalamnya ada lembaga BP4 yang dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Banjit sebagai sarana konsultasi mengenai masalah keluarga dan juga
membantu memberikan solusi dalam menghadapi permasalahan, akan tetapi untuk masyarakat Kampung Rebang Tinggi umumnya lebih memilih menyelesaikan
permasalahannya atau berkonsultasi dengan tokoh adat dan kiyai pada kampung tersebut dari pada berkonsultasi dengan lembaga BP4, hal ini disebabkan oleh
jarak untuk menemui tokoh adat atau kiyai lebih dekat dibandingkan dengan jarak tempuh menuju kantor KUA Kecamatan Banjit, dan setiap nasihat yang diberikan
oleh pihak BP4 dan tokoh adat atau kiyai pada intinya adalah sama saja bertujuan untuk kemaslahatan bersama.
Oleh sebab itu masyarakat Kampung Rebang Tinggi yang memiliki permasalahan keluarga dan ingin mencari jalan keluarnyadengan mendatangi
orang-orang yang dianggap berpengaruh di kampung tersebut dan diyakini dapat memberikan solusi terbaik, sepertikiyai dan tokoh-tokoh adatdi Kampung Rebang
Tinggi.Data awal yang didapat dari hasil survei sepanjang tahun 2015 permasalahan keluarga yang berhasil di mediasi antara lain satu perkara wakaf,
satu perkara waris dan tiga perkara syiqaqperselisihan suami istri.
19
19
Ali Abdullah, Wawancara dengan Penulis, Rebang Tinggi: Lampung, 23 April 2016 pukul 19: 30 WIB.
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana kondisi dan situasi mediasi yang dilaksanakan di kampung Rebang Tinggiserta bagaimana pandangan
hukum Islam terhadap mediasi non litigasi yang berlaku di masyarakat. dalam Islam sendiritelah diatur tentang mediasi, syarat-syarat mediator, pelaksanaan
mediasi dan lain-lain hal yang berkenaan dengan mediasi. Berdasarkan latar belakang diatas akan dikaji hal-hal yang berkaitan
dengan mediasi non litigasi untuk menyelesaikan permasalahan keluarga yaitu masalah syiqaq, wakaf, warisan dan permasalahan keluarga lainnya terkecuali
masalah perceraian yang dilakukan masyarakat Kampung Rebang Tinggi dengan menjadikan kiyai atau tokoh adat sebagai mediator.