5.2. Pembahasan 5.1.5
Komunikasi Terapeutik Perawat di RSUD Sidikalang
Dalam praktek keperawatan, komunikasi adalah suatu alat yang penting untuk membina hubungan terapeutik dan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan
keperawatan. Sehingga komunikasi sangat penting karena dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.
Hasil analisa data mengenai komunikasi terapeutik perawat di RSUD Sidikalang terhadap 80 orang responden menunjukkan bahwa sebanyak 88,8
menyatakan komunikasi terapeutik perawat berada pada rentang kategori baik dan 11,2 pada rentang kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa perawat di
RSUD Sidikalang terampil dalam menerapkan komunikasi terapeutik. Menurut Husna 2009 penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat yang
efektif ini disebabkan karena kesadaran perawat yang makin meningkat tentang pentingnya membina komunikasi yang efektif dan terbuka sehingga tercapai
hubungan saling percaya dengan pasien untuk dapat memahami permasalahan pasien dan tepat dalam menanganinya.
Selama proses komunikasi berlangsung antara perawat dan pasien di RSUD Sidikalang, umumnya pasien mengekspresikan kecemasan dan perasaannya
tentang penyakit yang dialaminya. Selain itu keluarga pasien juga merasa senang selama proses komunikasi berlangsung dan mengajukan pertanyaan mengenai hal-
hal yang terkait dengan prosedur pengobatan pasien. Komunikasi terapeutik yang diterapkan oleh perawat kepada pasien merupakan komunikasi terapeutik yang
mempunyai tujuan untuk mencapai kesembuhan pasien. Hal ini sejalan dengan
Universitas Sumatera Utara
teori Nurhasanah 2009 yang mengatakan komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi
keperawatan sehingga memberikan khasiat terapi bagi proses penyembuhan pasien.
Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan perawat dan klien. Bila perawat tidak
memperhatikan hal ini, hubungan perawat dan klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi
hubungan sosial biasa Musliha Fatmawati, 2010. Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun harus direncanakan,
disengaja, dan merupakan tindakan profesional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik perawat di
RSUD Sidikalang dalam kategori baik, yaitu di keempat tahap komunikasi terapeutik yang meliputi tahap pra interaksi, tahap orientasi, tahap kerja dan tahap
terminasi. Namun masih terdapat hal yang harus mendapat perhatian dari perawat terutama pada tahap orientasi yaitu penerapan komunikasi saat kontak antara
pasien dan perawat, sebab pada tahap ini masih ada pasien yang mengatakan perawat tidak memperkenalkan diri, pernyataan pasien tentang ketidaksabaran
perawat dalam mendengar keluhan pasien dan keterlambatan perawat dalam memberikan bantuan saat dibutuhkan oleh pasien.
Shalihah 2011 juga mengemukakan pada hasil penelitiannya bahwa pada fase orientasi, hubungan yang terjadi masih dangkal dan komunikasi yang terjadi
bersifat penggalian informasi antara perawat dan pasien. Perawat dituntut untuk
Universitas Sumatera Utara
bekerja keras untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan pada tahap orientasi. Bekerja sama dengan pasien untuk berdiskusi tentang masalah-masalah yang
merintangi pencapaian tujuan.
2.2 Kepuasan Pasien